dimanfaatkan pada tahap pemahaman konsep menyampaikan pemahaman konsep. Karena LKPD dirancang untuk membimbing peserta didik dalam
mempelajari topik. Pemanfaatan LKPD pada tahap pemahaman konsep berarti LKPD dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan maksud
memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap pemahaman konsep.
Dalam menyiapkan LKPD, guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai karena sebuah lembar kerja harus memenuhi
paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah Kompetensi Dasar KD dikuasai oleh peserta didik.
Tujuan penggunaan LKPD dalam pembelajaran matematika antara lain 1 merupakan alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau pengenalan suatu
keinginan tertentu konsep, prinsip atau skill sebagai variasi pembelajaran, 2 dapat mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu penyajian sutu
topik, 3 dapat meringankan kerja guru dalam memberi bantuan perorangan, 4 merangsang keingintahuan dan memotivasi peserta didik untuk belajar aktif.
2.1.7 Pemahaman Konsep Matematika
Konsep dalam matematika adalah ide abstrak yang memungkinkan peserta didik untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan obyek atau kejadian.
Konsep sebagai gagasan yang bersifat abstrak, dipahami oleh peserta didik melalui beberapa pengalaman. Penguasaan konsep bukanlah sesuatu yang mudah
tetapi tumbuh setahap demi setahap dan makin lama makin dalam.
Menurut Gagne dalam Suherman, 2003: 33, belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh peserta didik, yaitu objek langsung dan objek tak
langsung. Objek langsung berupa fakta, ketrampilan, konsep, dan aturan. Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan peserta didik dapat mengelompokkan
objek ke dalam contoh dan non contoh. Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan matematika. Dalam pemahaman konsep, peserta didik mampu untuk
menguasai konsep, operasi dan relasi matematis. Demikian pula berdasarkan dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No.
506CPP2009, kecakapan peserta didik dapat dicapai dengan memperhatikan indikator-indikatornya sebagai berikut.
a. Peserta didik mampu menyatakan ulang sebuah konsep. b. Peserta didik mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu
sesuai dengan konsepnya. c. Peserta didik mampu memberikan contoh dan kontra contoh dari konsep yang
telah dipelajari. d. Peserta didik mampu menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk
representasi matematika. e. Peserta didik mampu mengembangkan syarat perlu dan atau syarat cukup
suatu konsep. f.
Peserta didik mampu menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur tertentu.
g. Peserta didik mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.
2.1.8 Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian suatu kompetensi setelah peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran. Ketuntasan belajar dapat
dianalisis secara perorangan maupun secara klasikal. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, ketuntasan belajar setiap sekolah diserahkan kepada
masing-masing sekolah. Ketuntasan belajar biasanya diukur menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM.
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau
beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristk yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi
pertimbangan utama penetapan KKM. Satuan pendidikan harus menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. KKM merupakan salah satu unsur yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan KTSP
yang sedang berlaku. Apabila peserta didik belum mencapai nilai KKM maka guru dapat melaksanakan remedial. Dengan diberlakukannya kelonggaran dalam
menentukan batas ketuntasan belajar, setiap sekolah akan mempunyai variasi batas ketuntasan belajar pada level mata pelajaran dan level sekolah. KKM setiap
sekolah bisa berbeda, demikian juga KKM setiap mata pelajaran dalam satu sekolah juga bisa berbeda.
Di SMA Negeri 2 Pekalongan, KKM untuk mata pelajaran matematika sebesar 65. Artinya apabila peserta didik memperoleh nilai tes suatu kempetensi
kurang dari 65 maka peserta didik tersebut belum tuntas. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu mencapai
KKM sebesar 65 sekurang-kurangnya 75 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas itu.
2.1.9 Dimensi Tiga