Multiplier Tipe I dan II

3. Multiplier Tenaga Kerja

Multiplier tenaga kerja menunjukkan bagaimana perubahan output akan mempengaruhi perubahan tenaga kerja. Pada tabel I-O, terdapat komponen tenaga kerja, sehingga untuk memperoleh nilai multiplier tenaga kerja harus ditambahkan terlebih dahulu pada baris terbawah informasi berapa besar jumlah tenaga kerja pada tiap sektor yang ada dalam perekonomian negara tersebut. Penambahan baris ini untuk mendapatkan koefisien tenaga kerja e i . Koefisien tenaga kerja didapatkan dengan membagi setiap jumlah tenaga kerja masing-masing sektor dengan jumlah total ouput dari masing-masing sektor tersebut. Besarnya lapangan kerja yang tercipta jika output suatu sektor meningkat sebesar satu satuan, dapat diketahui dengan menggunakan multiplier tenga kerja tipe I. Multiplier tenaga kerja tipe 2 digunakan untuk mengetahui dampak dari penyerapan tenaga kerja di suatu sektor sebesar satu unit terhadap peningkatan lapangan kerja di seluruh sektor perekonomian.

4. Multiplier Tipe I dan II

Multiplier Tipe I dan II digunakan dalam pengukuran dampak yang ditimbulkan dari output, pendapatan dan tenaga kerja pada masing-masing sektor perekonomian akibat adanya perubahan dalam jumlah output, pendapatan dan tenaga kerja yang ada dalam suatu wilayah. Klasifikasi efek dari multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja adalah sebagai berikut: a. Dampak Awal Initial Impact Dampak awal merupakan pendorong perekonomian dengan diasumsikan sebagai perubahan penjualan atau pembelian dalam satu unit satuan moneter. Dari sisi output, dampak awal merupakan peningkatan penjualan ke permintaan akhir sebesar satu unit moneter. Peningkatan output tersebut akan memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan dan tenaga kerja. Dampak awal dari sis pendapatan ditunjukkan oleh koefisien pendapatan rumah tangga h i . Sedangkan dampak awal dari sisi tenaga kerja ditunjukkan oleh koefisien tenaga kerja e i b. Efek Putaran Pertama First Round Effect Efek langsung dari pembelian masing-masing sektor untuk setiap peningkatan output sebesar satu unit satuan moneter ditunjukkan oleh efek putaran pertama. Dari sudut output, efek putaran pertama ditunjukkan oleh koefisien langsung Koefisien Input a ij . Efek putaran pertama dari sudut pendapatan ∑ i a ij h j menunjukkan adanya peningkatan pendapatan dari setiap sektor akibat adanya efek putaran pertama dari sisi ouput. Efek putaran pertama dari sudut tenaga kerja ∑ i a ij e i menunjukkan peningkatan penyerapan tenaga kerja akibat adanya efek putaran pertama dari sisi output. c. Efek Dukungan Industri Industrial Support Effect Efek dukungan industri dari sisi output menunjukkan efek dari peningkatan output putaran kedua dan selanjutnya akibat adanya stimulus ekonomi. Dari sisi pendapatan dan tenaga kerja, efek dukungan industri menunjukkan adanya efek peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja putaran kedua dan selanjutnya akibat adanya dukungan industri yang menghasilkan output. d. Efek Induksi Konsumsi Consumption Induced Effect Efek induksi dari sisi output menujukkan adanya suatu pengaruh induksi peningkatan konsumsi rumah tangga akibat pendapatan rumah tangga yang meningkat. Dari sisi pendapatan dan tenaga kerja, efek induksi konsumsi diperoleh masing-masing dengan mengalikan efek induksi ouput dengan koefisien pendapatan rumah tanggga dan koefisien tenaga kerja. e. Efek Lanjutan Flow-On- Effect Efek lanjutan merupakan efek dari output, pendapatan dan tenaga kerja yang terjadi pada semua sektor perekonomian dalam suatu negara atau wilayah akibat adanya peningkatan penjualan dari suatu sektor. Efek lanjutan langsung dapat diperoleh dari pengurangan efek total dengan efek awal. Hubungan antara efek awal dan efek lanjutan baik dilihat dari sisi ouput, pendapatan dan tenaga kerja digunakan multiplier tipe I dan tipe II. Perbedaan antara kedua jenis multiplier tersebut terletak pada adanya tidaknya pengaruh dari induksi konsumsi rumah tangga. Jika dalam multiplier tipe I tidak memasukkan unsur induksi konsumsi rumah tangga, sebaliknya dalam multiplier tipe II memasukkan pengaruh dari induksi konsumsi rumah tangga. 2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu 2.3.1. Studi Pustaka Minyak Goreng