3.3 Metode Analisis Model Input-Output
Alat analisis yang digunakan untuk meneliti peranan industri minyak goreng terhadap sektor-sektor perekonomian lainnya di Indonesia adalah model
Input-Output. Dari Tabel Input-Output ini peranan industri minyak goreng dalam pembentukan output, nilai tambah bruto, permintaan akhir dapat diketahui secara
langsung karena sudah tersaji dalam tabel. Untuk mengetahui peranan industri minyak goreng sebagai sektor penyedia input maupun sektor pemakai input serta
dampak yang ditimbulkan sektor industri minyak goreng terhadap perekonomian wilayah dapat dikaji berdasarkan analisis multiplier dan keterkaitan.
3.3.1 Koefisien Input
Pada tabel Input-Output koefisien input atau koefisien teknologi merupakan perbandingan antara output sektor i yang digunakan dalam sektor j
atau X
ij
dengan input total sektor j X
j
. Jika koefisien input dilambangkan dengan a
ij
, maka:
j ij
j i
X X
a =
; untuk i dan j = 1,2,...,n Sesuai dengan perumusan koefisien input di atas, maka dapat disusun
matriks sebagai berikut:
n n
nn n
n n
n n
n
F X
a X
a X
a F
X a
X a
X a
F X
a X
a X
a
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+
Λ Μ
Μ Μ
Λ Λ
2 2
1 1
2 2
2 22
1 21
1 1
2 12
1 11
: :
: =
n
X X
X
2 1
Persamaan 3
atau,
nn n
n n
n
a a
a a
a a
a a
a
Λ Μ
Μ Μ
Λ Λ
2 1
2 22
21 1
12 11
: :
:
n
X X
X
:
2 1
Μ +
n
F F
F
:
2 1
Μ =
n
X X
X
:
2 1
Μ
A X + F = X AX + F = X atau F = I-A X Persamaan 4
Maka, X = I-A
-1
F Persamaan 5 Dimana:
I : Matriks identitas
F : Permintaan akhir
X : Jumlah Output
I-A
-1
: Matriks kebalikan Leontif, bentuk matriks Leontif selengkapnya adalah sebagai berikut:
I-A = 1
1
1 1
11 nn
n n
a a
a a
− −
− −
Λ Μ
Μ Λ
Matriks kebalikan merupakan alat yang sangat penting dalam melakukan analisis ekonomi karena saling berkaitan dengan tingkat permintaan akhir maupun
tingkat produksi. Hasil dari analisis tersebut yaitu, 1 keterkaitan langsung baik ke depan maupun ke belakang; 2 keterkaitan langsung dan tidak langsung baik
ke depan maupun kebelakang; 3 pengganda output, pendapatan dan tenaga kerja; serta 4 koefisien dan kepekaan penyebaran.
3.3.2 Analisis Keterkaitan
Analisis keterkaitan ini digunakan dalam menentukan prioritas-prioritas sektor perekonomian dalam rangka mencapai pembangunan. Beberapa jenis
koefisien keterkaitan yang sering digunakan adalah sebagai berikut: a. Keterkaitan Langsung Ke Depan
Menunjukkan akibat suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menggunakan sebagian output sektor tersebut secara langsung per unit kenaikan
permintaan total. Keterkaitan langsung ke depan dapat dirumuskan sebagai berikut:
KD
i
=
∑
= n
j ij
a
1
; untuk j = 1,2,….,n dimana:
KD
i
: Keterkaitan Langsung ke depan a
ij
: Unsur matriks koefisien teknis b. Keterkaitan Langsung ke Belakang
Keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut
secara langsung per unit kenaikan permintaan total. Untuk menganalisis digunakan rumus:
KBj =
∑
= n
i ij
a
1
; untuk i = 1,2,…,n dimana:
KB
i
: Keterkaitan langsung ke belakang a
ij
: Unsur matriks koefisien teknis
c. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung Ke Depan Menyatakan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang
menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. Untuk mengukurnya, digunakan
rumus: KDLT
i
=
∑
= n
j ij
1
α ; untuk i = 1,2,....,n
dimana: KDLT
i
: Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan α
ij
: Unsur matriks kebalikan Leontief terbuka d. Keterkaitan Langsung dan Tidak Langsung ke Belakang
Keterkaitan ini menyebabkan akibat dari suatu sektor tertentu terhadap sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung per unit kenaikan permintaan total. Untuk mengukurnya, digunakan rumus:
KBLT
j
=
∑
= n
i ij
1
α ; untuk i = 1,2,....,n dimana:
KBLT
j
: Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan α
ij
: Unsur matriks kebalikan Leontief terbuka
3.3.3. Analisis Dampak Penyebaran a. Koefisien penyebaran