Gambaran Umum Industri Minyak Goreng Indonesia

2.1.2 Gambaran Umum Industri Minyak Goreng Indonesia

Industri minyak goreng di Indonesia umumnya menggunakan bahan baku minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Minyak goreng kelapa dahulu lebih banyak dipakai tapi sekarang kedudukannya telah digeser oleh minyak kelapa sawit, karena diperkirakan sebagai penyebab penyakit jantung koroner. Selain itu, minyak kelapa sawit mempunyai keunggulan dibandingkan minyak kelapa. Harga minyak kelapa relatif lebih murah, juga lebih jernih warnanya sehingga lebih aman bagi kesehatan. Bagi masyarakat yang sudah paham pentingnya kesehatan mereka lebih memilih minyak goreng yang berbahan baku minyak kelapa sawit. Pada awal masa perkembangannya, industri minyak goreng Indonesia dimulai dari skala rumah tangga dengan menggunakan bahan baku yang berasal dari minyak kelapa. Sistem perdagangan minyak goreng saat itu dilakukan dalam bentuk minyak goreng curah, dan selanjutnya mulailah bermunculan minyak goreng bermerek seperti Barco dan Vetco yang merupakan pelopor minyak goreng kemasan bermerek. Sejalan dengan diperkenalkannya tanaman kelapa sawit sebagai salah satu tanaman perkebunan di Indonesia, minyak kelapa mulai tergeser posisinya sebagai bahan baku minyak goreng oleh minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit mendominasi penggunannya sebagai bahan baku industri minyak goreng nasional. Pergeseran posisi tersebut dikarenakan minyak sawit mentah yang berasal dari pohon kelapa sawit lebih mudah dibudidayakan. Budidaya kelapa sawit tidak tergantung musim tertentu, lebih tahan hama dan dapat diusahakan dalam skala besar sehingga dapat mencapai skala ekonomi tertentu. Pangsa pasar produk minyak goreng saat ini diperebutkan oleh sekitar 120 produsen lokal yang masih aktif berproduksi in production dengan kapasitas produksi sebesar 8,5 juta ton. Sementara 119 produsen lainnya tidak dapat dikonfirmasikan atau Utl Unable to located dengan kapasitas sekitar 580,8 ribu ton, 16 produsen 822,0 ribu ton yang telah menghentikan operasi produksi minyak gorengnya Stop Operation serta 5 produsen 612,0 ribu ton yang berinvestasi dalam industri minyak goreng Tabel 2.2. Tabel 2.2. Produsen Minyak Goreng Menurut Status Operasional, 2002 Total Minyak Goreng Kelapa Sawit Minyak Goreng Kelapa Minyak Goreng Nabati Lainnya Status Operasional Jumlah Kapasitas ribu ton Jumlah Kapasitas ribu ton Jumlah Kapasitas ribu ton Jumlah Kapasitas ribu ton Produksi 120 8.527.583 53 7.217.885 60 1.157.101 7 152.000 Utl Unable to Located 119 580.802 10 474.825 109 105.977 Rencana Planed 16 1.079.360 7 806.152 9 273.208 Tidak Produksi Stop Operation 48 822.015 14 666.408 33 146.607 1 9.000 Investasi baru 5 612000 2 522.000 3 90.000 0 Sumber: Corinthian Infopharma Corpora 2003 Seperti yang telah disebutkan pada uraian sebelumnya, minyak kelapa sawit lebih banyak digunakan sebagai bahan baku dalam proses produksi minyak goreng, maka banyak konglomerat yang terjun dalam bisnis perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, diantaranya sepert Salim grup, Sinar Mas grup, Astra grup, Bakrie grup, Musim Mas grup, Hasil Karsa grup, Bukit Kapur grup dan Raja Garuda Mas. Kelompok di atas memiliki industri terpadu mulai dari perkebunan sawit, pengolahan CPO dan pabrik minyak goreng. Sebagian produsen dalam industri minyak goreng berafiliasi dengan grup perkebunan kelapa sawit, seperti Grup salim produsen Bimoli, Grup Sinarmas produsen Filma. Saat ini produsen telah banyak memenuhi pasar minyak goreng kemasan bermerek. Beberapa diantaranya merupakan pemain lama dan sudah dikenal oleh masyarakat, seperti Bimoli, yang memiliki market size paling tinggi diantara yang lainnya 307.687 ton. Disusul ditempat kedua oleh Filma dengan market size sebesar 179.945 ton. Untuk share dari market size dan market value minyak goreng tidak bermerek curah cukup besar yaitu masing-masing sebesar 43,1 persen dan 31,5 persen Tabel 2.3. Hal ini berarti minyak goreng curah masih menjadi pilihan dalam mengkonsumsi minyak goreng. Tabel 2.3. Market Size dan Market Value Minyak Goreng Menurut Merek, Tahun 2002 No Merek Market Size Ton Share Market Value Rp Juta Share 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Bimoli Filma Sania Tropical Kunci Mas Avena 999 Sunrise Vetco Mas Cap Sendok Delima Camar Tawon Palma Damai Spesial Marunda Ratu Masak Tani Fortune Merek Lainnya 307.687 179.945 137.366 119.778 98.704 86.460 74.768 73.261 66.368 54.003 46.344 33.907 25.111 20.986 18.250 16.938 16.800 16.473 12.804 99.863 11,6 6,8 5,2 4,5 3,7 3,3 2,8 2,8 2,5 2,0 1,8 1,3 0,9 0,8 0,7 0,6 0,6 0,6 0,5 3,8 2.187.684 1.229.080 937.698 808.939 670.85 692.611 518.760 548.544 483.015 360.017 283.100 157.889 129.000 141.189 86.231 79.186 76.104 73.387 56.595 446.894 15,3 8,6 6,6 5,7 4,7 3,6 2,7 3,8 3,4 2,5 2,0 1,1 0,9 1,0 0,6 0,6 0,5 0,5 0,4 3,1 Tidak Bermerek 1.140.528 43,1 4.505.084 31,5 Total 2.646.342 100 14.306.557 100 Sumber: Corinthian Infopharma Corpora 2003 2.2 Kerangka Teori 2.2.1 Model Input-Output