Momen Inersia Rotasi Benda Tegar

Kompetensi Fisika Kelas XI Semester 2 124 4. Pelat segiempat Tepi pusat I = 1 3 Ma 2 5. Silinder berongga Pusat I = 1 2 M R 1 2 + R 2 2 6. Silinder tipis berongga Pusat I = MR 2 7. Cincin tipis Diameter pusat I = 1 12 M R 2 + w 2 8. Silinder pejal Pusat I = 1 2 MR 2 9. Silinder pejal Diameter pusat I = 1 4 MR 2 + 1 12 M A 2 10. Bola pejal Pusat I = 2 5 MR 2 11. Bola berongga Pusat I = 2 3 mR 2 a b R 2 R 1 R R w R R A R Kompetensi Fisika Kelas XI Semester 2 125 Untuk lebih jelasnya, simaklah contoh soal berikut ini Kemudian kerjakan pelatihan di bawahnya Contoh Soal Empat buah partikel seperti ditunjukkan pada gambar dihubungkan oleh sebuah batang kaku ringan yang massanya dapat diabaikan. Tentukan momen inersia sistem partikel terhadap poros: a. sumbu A, b. sumbu B. Penyelesaian: Diketahui: m 1 = 1 kg m 2 = 2 kg m 3 = 1 kg m 4 = 3 kg Ditanyakan: a. I A = . . .? b. I B = . . .? Jawab: a. I A = Σ m i . R i 2 = m 1 R 1 2 + m 2 . R 2 2 + m 3 R 3 2 + m 4 R 4 2 = 1 . 0 2 + 2 . 2 2 + 1 . 4 2 + 3 . 6 2 = 0 + 8 + 16 + 108 I A = 132 kg m 2 b. I B = Σ m i R i 2 = m 1 R 1 2 + m 2 R 2 2 + m 3 R 3 2 + m 4 R 4 2 = 1 . 4 2 + 2 . 2 2 + 1 . 0 2 + 3 . 2 2 = 16 + 8 + 0 + 12 I B = 36 kg m 2 A m 1 1 kg 2 m m 2 m 4 m 3 B 2 kg 1 kg 3 kg 2 m 2 m Kerja Mandiri 1 Kerjakan soal berikut dengan tepat 1. Empat buah partikel massanya 1 kg, 2 kg, 2 kg, dan 3 kg seperti ditunjukkan pada gambar, dihubungkan oleh rangka melingkar ringan jari-jari 2 meter yang massanya dapat diabaikan. a. Tentukan momen inersia sistem terhadap poros melalui pusat lingkaran dan tegak lurus pada bidang kertas b. Berapa besar momen gaya yang harus dikerjakan pada sistem untuk memberikan suatu percepatan α terhadap poros tersebut? α = 4 rad s 2 A ′ A 3 kg 1 kg 2 kg 2 kg Kompetensi Fisika Kelas XI Semester 2 126 2. Sebuah sistem yang terdiri atas dua bola dengan massa masing- masing 5 kg dihubungkan oleh sebuah batang kaku yang panjangnya 1 m. Bola dapat diperlakukan sebagai partikel dan massa batang 2 kg. Tentukan momen inersia sistem terhadap sumbu yang tegak lurus batang dan melalui: a. pusat O, b. salah satu bola.

C. Persamaan Lain Gerak Rotasi Benda Tegar

Setiap benda berotasi pasti memiliki momentum sudut. Dengan cara yang hampir sama pada gerak translasi, momentum sudut benda yang berotasi akan memiliki nilai yang sebanding dengan momen inersia dan kecepatan angulernya. Dalam dinamika rotasi, jika suatu benda berotasi terhadap sumbu inersia utamanya maka momentum sudut total L sejajar dengan kecepatan anguler ω dan selalu searah sumbu rotasi. Momentum sudut L adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan anguler ω. Momentum sudut dapat dirumuskan sebagai berikut. L = l . ω . . . 6.8 Bagaimana persamaan tersebut diperoleh? Perhatikan gambar 6.3 di bawah Momentum sudut terhadap titik O dari sebuah partikel dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan v memiliki momentum P = mv didefinisikan dengan perkalian vektor berikut. L = R × P L = R × mv L = mR × v Gambar 6.3 Hubungan vektor antara kecepatan sudut dengan momentum sudut pada gerak melingkar L o F r m v Lintasan Bidang gerak Gambar 6.4 Momentum sudut sebuah partikel L o ω r m v 90° Kompetensi Fisika Kelas XI Semester 2 127 Jadi, momentum sudut adalah suatu vektor yang tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh R dan v. Dalam gerak melingkar dengan O sebagai pusat lingkaran, vektor R dan v saling tegak lurus, sehingga: v = ω R L = m R v L = m R ωR L = m R 2 ω . . . 6.9 Jika arah L dan ω adalah sama maka: L = m R 2 ω atau L = l ω Dari persamaan sebelumnya kita tahu bahwa: ω = T d dt Dengan demikian, persamaan 6.9 menjadi: L = m R 2 T d dt L = I T d dt Momentum sudut sebuah partikel relatif terhadap titik tertentu, sehingga momentum sudut termasuk besaran vektor. Secara vektor, momentum sudut dapat dituliskan sebagai berikut. L = R × P = m R × v . . . 6.10 Jika persamaan 6.10 diturunkan terhadap waktu menjadi: § · § · ¨ ¸ ¨ ¸ © ¹ © ¹ d d dp dt dt dt L R P R = × + × d dt L = v × mv + R × F d dt L = 0 + R × F d dt L = R × F Sebelumnya telah disebutkan bahwa: τ = F × R, sehingga τ = d dt L . . . 6.11 Kompetensi Fisika Kelas XI Semester 2 128 Suatu sistem mula-mula mempunyai momentum sudut total ΣL dan momentum sudut total akhir ΣL′. Setelah beberapa waktu, pada sistem tersebut berlaku hukum kekekalan momentum sudut. Peristiwa yang melibatkan momentum sudut misalnya adalah pada penari balet yang melakukan gerakan memutar. Perhati- kan gambar 6.5a dan 6.5b Seorang penari berputar dengan tangan terentang. Saat penari tersebut menarik tangannya lebih dekat ke tubuh, dia berputar lebih cepat tanpa mengguna- kan energi tambahan. Semakin tangan- nya mendekati tubuh, penari berputar semakin cepat. Momentum sudut total yang bekerja pada penari yang berotasi tetap akan memiliki konstanta tetap jika torsi total yang bekerja pada penari sama dengan nol. Secara matematis momentum sudut dinyatakan: momentum sudut awal = momentum sudut total akhir ΣL = ΣL′ L 1 + L 2 = L 1 ′ + L 2 ′ Berdasarkan persamaan di atas maka hukum kekekalan momentum sudut dirumuskan sebagai berikut. ΣL = ΣL′ L 1 + L 2 = L 1 ′ + L 2 ′ I 1 ω 1 + I 2 ω 2 = I 1 ′ ω 1 ′ + I 2 ′ ω 2 ′ Gambar 6.5a Penari me- rentangkan tangan untuk me- lakukan putaran lambat Gambar 6.5b Penari ber- sedakap tangan untuk me- lakukan putaran cepat

D. Energi Kinetik Rotasi

Pada saat sebuah benda melakukan gerak rotasi maka energi gerak atau energi rotasinya sama dengan energi kinetik atau energi gerak. Jika sebuah benda dianggap mewakili beberapa buah partikel maka energi kinetik rotasi dapat dipahami dengan pendekatan berikut ini. Sebuah sistem benda dapat dianggap hanya terdiri atas dua partikel yang massanya m 1 dan m 2 . Sistem tersebut bergerak rotasi dengan kecepatan tangensial v 1 dan v 2 , sehingga energi kinetik partikel pertama adalah 1 2 m 1 v 1 2 dan energi kinetik partikel kedua adalah 1 2 m 2 v 2 2 . Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel tersebut adalah: E K = 1 2 m 1 v 1 2 + 1 2 m 2 v 2 2