2 1
2 1
1 1
n n
S X
X t
............................................................. 2
Keterangan : S
= Varians gabungan
1
X = Rata-rata sampel 1
2
X = Rata-rata sampel 2
2 1
s
= Varians sampel 1
2 2
s
= Varians sampel 2
1
n
= Jumlah sampel 1
2
n
= Jumlah sampel 2 Untuk mengetahui perbedaan itu signifikan atau tidak, maka harga t hitung
harus dibandingkan dengan harga t tabel. Bila t hitung lebih besar dengan t tabel, maka perbedaan tersebut signifikan.
2. Analisis Reliabilitas.
Validitas dan reliabilitas sebuah tes sangat penting sebagai persyaratan sebuah tes. Tingkat reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal
maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest stability, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas
instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensis butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas instrumen peneliti dapat
dilakukan menggunakan dengan korelasi product moment adalah
2 2
2 2
. Y
Y n
X X
n Y
X Y
X n
r
xy
..........................3
Sugiyono, 2009: 228 Keterangan :
r
xy
= Koefisien korelasi skor kelompok ganjil dan genap x
i
= Skor kelompok instrumen ganjil y
i
= Skor kelompok instrumen genap n = Jumlah peserta tes
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown,
b b
i
r r
r
1
2 ..................................................................... 4
Sugiyono, 2009: 185 Keterangan :
r
i
= Reliabilitas internal seluruh instrumen r
b
= Korelasi product moment antara instrumen genap dan instrumen ganjil r
xy
3. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran difficulty index. Analisis indeks kesukaran
soal tes dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesukaran siswa dalam menjawab soal-soal tes yang diberikan. Rumus analisis untuk mencari
indeks kesukaran adalah sebagai berikut :
JS B
P
............................................................................ 5 Suharsimi Arikunto, 1993: 210
Keterangan : P = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Hasil perhitungan kemudian dicocokkan dengan standar klasifikasi dari Suharsimi Arikunto 1993: 212 sebagai berikut :
0,00 – 0,30 = Sukar
0,31 – 0,70 = Sedang
0,71 – 1,00 = Mudah
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa berkemampuan tinggi
mendapat nilai tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah mendapat nilai rendah dalam mengerjakan soal tes obyektif. Rumus daya
pembeda soal tes adalah :
B B
A A
J B
J B
D
.................................................................... 6 Suharsimi Arikunto, 1993: 216