Demontrasi Jumputan 3 Demontrasi Jumputan 4

72 memperoleh nilai kurang. Nilai kreativitas anak terendah 35 dan tertinggi 59, dengan rata-rata sebesar 47,75. Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa kreativitas anak dalam kategori kurang tinggal satu orang saja. Demontrasi membatik yang dilakukan guru, menumbuhkan kreativitas yang lebih tinggi. Anak mendapatkan teknik yang berbeda dari jumputan. Penggunaan warna pada cotton bud dengan cara ditutul-tutul membuat anak lebih tertarik lagi untuk mencoba dan berkreasi. Gambar 6. Grafik Tingkat Kreativitas Anak Setelah Demontrasi Membatik Pertama

6. Demontrasi Membatik 2

Kegiatan demontrasi membatik yang kedua merupakan replikasi dari kegiatan demontrasi membatik pertama. Setelah anak selesai melakukan kegiatan membatik yang pertama dan mengumpulkan hasil 3 16 1 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Baik Cukup Kurang 73 karya, anak-anak diminta berkumpul kembali untuk melihat demontrasi membatik yang dilakukan oleh guru. Disamping itu guru juga memberikan motivasi kepada anak untuk lebih berani mencoba berkarya dalam membatik. Guru juga mengajarkan bagaimana pencampuran warna. Setelah guru selesai melakukan demontrasi, anak diminta untuk mengerjakan tugas melakukan membatik yang kedua. Kegiatan ini dihadiri oleh semua anak sebanyak 20. Setelah anak selesai melakukan kegiatan tersebut, hasil karya anak dikumpulkan untuk dinilai tingkat kreativitasnya. Gambar 7. Grafik Tingkat Kreativitas Anak Setelah Demontrasi Membatik Kedua Berdasarkan grafik di atas dapat dijelaskan bahwa hasil karya anak setelah demontrasi membatik kedua menunjukkan 4 anak memperoleh nilai baik, 15 anak memperoleh nilai cukup dan 1 anak memperoleh nilai kurang. Nilai kreativitas anak terendah 36 dan tertinggi 59, dengan rata- rata sebesar 48,70. Grafik di atas menunjukkan bahwa kreativitas anak 4 15 1 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Baik Cukup Kurang 74 dalam kategori baik bertambah menjadi empat orang. Demontrasi membatik yang dilakukan guru dan pemberian motivasi dapat menumbuhkan kreativitas yang lebih tinggi lagi. Teknik lipat yang berbeda dengan teknik ikat, membuat anak penasaran dan terus melakukan kreasi yang berbeda-beda. Anak tidak merasa takut lagi untuk melipat tisu dengan berbagai macam cara tanpa ada perasaan takut lagi. Anak baru mendapatkan hasilnya setelah membuka lipatan yang tlah dilakukannya.

7. Demontrasi Membatik 3

Kegiatan demontrasi membatik yang ketiga merupakan replikasi dari kegiatan demontrasi membatik kedua. Setelah anak selesai melakukan kegiatan membatik yang kedua dan mengumpulkan hasil karya, anak-anak diminta berkumpul kembali untuk melihat demontrasi membatik yang dilakukan oleh guru. Disamping itu guru tetap memotivasi kepada anak untuk lebih berani menggunakan alat-alat yang digunakan dalam membatik . Guru terus mengingatkan anak bagaimana cara mencampur warna dengan baik. Guru juga memberikan teknik lipat kepada anak. Setelah guru selesai melakukan demontrasi, anak diminta untuk mengerjakan tugas melakukan membatik yang ketiga. Kegiatan ini dihadiri oleh semua anak sebanyak 20. Setelah anak selesai melakukan kegiatan tersebut, hasil karya anak dikumpulkan untuk dinilai tingkat kreativitasnya. 75 Berdasarkan grafik di bawah ini dapat dijelaskan bahwa hasil karya anak setelah demontrasi membatik ketiga menunjukkan 5 anak memperoleh nilai baik, 14 anak memperoleh nilai cukup dan 1 anak memperoleh nilai kurang. Nilai kreativitas anak terendah 38 dan tertinggi 61, dengan rata-rata sebesar 50,65. Nilai demontrasi jumputan 3 ini akan menjadi nilai posttest 2 Gambar 8. Grafik Tingkat Kreativitas Anak Setelah Demontrasi Membatik Ketiga Grafik di atas menunjukkan bahwa kreativitas anak dalam kategori baik bertambah menjadi lima orang dan kategori kurang tinggal satu orang. Demontrasi membatik yang dilakukan guru, pemberian motivasi dan teknik lipat mampu membuat anak lebih berkreasi. Teknik lipat yang ditunjukkan oleh guru, membuat anak-anak menjadi penasaran dan ingin mencobanya kembali. Guru hanya mengarahkan dan memberi contoh teknik lipat selanjutnya anak-anak mencoba dan berusaha membuat lipatan 5 14 1 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Baik Cukup Kurang

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang study fiqih (tayamum) di MTS. al-Hidayah Jakarta

2 40 100

Efektifitas metode demonstrasi terhadap pembelaaran bidang studi Fiqih pada Siswa kelas VII di MTS al Falah

1 9 118

PENANGANAN ANAK SLOW LEARNER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK B DI TK ANGKASA Penanganan Anak Slow Learner Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B Di TK Angkasa Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 15

PENANGANAN ANAK SLOW LEARNER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK B DI TK ANGKASA Penanganan Anak Slow Learner Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B Di TK Angkasa Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 10

PENGARUH MEMBATIK JUMPUTAN TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 Pengaruh Membatik Jumputan Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Kelompok b di TK Kemiri 03 Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2013/2

0 2 15

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DI PAUD ALAMANDA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 21

PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI UNTUK ANAK DI TK PERTIWI I Pengembangan Kemandirian Anak Melalui Metode Demonstrasi Untuk Anak Di TK Pertiwi I Canden Sambi Boyolali Tahun 2013.

0 3 15

PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI UNTUK ANAK DI TK PERTIWI I Pengembangan Kemandirian Anak Melalui Metode Demonstrasi Untuk Anak Di TK Pertiwi I Canden Sambi Boyolali Tahun 2013.

0 0 12

NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI Implementasi Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemandirian Anak Kelompok B Di Tk Aisyiyah 3 Mojo Andong Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 16

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI KEGIATAN MEMBATIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK BERINGIN, PURWOREJO TAHUN 2013/2014.

0 0 1