25
bentuk titik-titik tersebut berhimpitan menjadi bentuk garis. Menurut Anita Chairul 2013: 83, batik adalah sehelai kain yang dibuat secara
tradisional yang di dalamnya terkandung doa, harapan tuntunan, dan tatanan dalam kehidupan manusia. Hamzuri 1994: VI, menegaskan
kembali bahwa batik adalah lukisan atau gambar pada mori kain berkolin yang dibuat dengan menggunakan alat bernama canting atau
kuas, membatik menghasilkan barang batikan berupa macam-macam motif dan mempunyai sifat-sifat khusus dengan melalui proses pelilinan,
pewarnaan, pelorodan menghilangkan lilin. Pada penelitian ini membatik adalah teknik membatik yang
dilakukan dengan cara di tutul-tutul titik-titik serta menggunakan sedikit penekanan agar pewarna menyerap sampai ke tisu. Prosedur membatik
sebagai berikut: a.
Alat dan bahan: 1
Tisu 2
Pewarna makanan 3
Cotton bud
4 Aqua gelas
b. Cara pembutannya:
1 Siapkan tisu.
2 Lipat tisu sesuai kreativitas anak.
3 Membuat desain dengan mentutul-tutulkan
cotton bud
yang sudah diberikan pewarna ke permukaan tisu hingga membentuk desain
26
yang sesuai dengan kreativitas anak dengan sedikit penekanan agar warnanya meresap ke dalam tisu.
4 Lakukan teknik tutul-tutul pada sebaliknya dari permukaan yang
sudah ditutul-tutul. 5
Buka lipatan tisu 6
Selanjutnya jemur agar cepat mengering.
B. Pendidikan Anak Usia Dini
1. Landasan pendidikan Anak Usia Dini
a. Landasan Yuridis
1 Amademen UUD dalam pembukaan alinea ke 4 menyatakan bahwa
salah satu tujuan kemerdekaan adalah “ . . . mencerdaskan hidupan bangsa” dan pada pasal 28 B ayat 2
yang menyatakan “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”.
2 UU No. 23 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang Perlindungan Anak.
“Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasaannya sesuai minat dan bakatnya”. 3
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikn Nasional, bab 1, pasal 1, butir 14, yang menegaskan:
“Pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
27
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut”. Pernyataan dari UU No. 20 Tahun 2003 diperkuat oleh pasal lain,
yaitu pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini yang menegaskan:
“1 Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, 2 Pendidikan anak usia dini
dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, danatau informal, 3 Pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak TK, Raudatul Athfal RA, atau bentuk lain yang sederajat, 4
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain KB, Taman Penitipan
Anak TPA, atau bentuk lain yang sederajat, 5 Pendidikan anak dini usia dini pada jalur pendidikan
informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan”.
b. Landasan Filosofis
Menurut Suyadi 2010: 10 dalam buku Psikologi Belajar PAUD menyatakan bahwa:
“Anak sebagai makhluk individu dan sosial, sangat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan anak, dengan pendidikan yang diberikan, diharapkan anak dapat tumbuh cerdas sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
sehingga kelak menjadi anak bangsa yang memiliki SDM yang berkualitas
”. Melalui pendidikan yang dibangun atas dasar falsafah Pancasila yang
didasarkan pada semangat Bhineka Tunggal Ika tersebut, diharapkan bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang tahu akan hak dan
kewajibannyauntuk dapat hidup berdampingan, saling tolong-