40 7.
Peserta didiksiswa 8.
Peran serta masyarakat 9.
Lingkungan dan budaya sekolah. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa
manajemen sekolah adalah suatu proses kegiatan untuk mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Manajemen Sekolah Bertaraf Internasional harus
dibuktikan dengan adanya akreditasi yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah dengan hasil penilaian kategori A. Adanya nilai akreditasi
memungkinkan berbagai pihak untuk mengetahui sejauh mana kualitas sekolah tersebut.
D. Budaya Sekolah Bertaraf Internasional
Budaya adalah asumsi-asumsi dasar dan keyakinan-keyakinan di antara para anggota kelompok atau organisasi. Fungsi utama budaya adalah untuk
memahami lingkungan dan menentukan bagaimana orang-orang dalam organisasi merespons sesuatu, menghadapi ketidakpastian dan kebingungan.
Kualitas kerja akan menjadi baik apabila iklim dan budaya kerja sekolah juga baik Nurkolis, 2003:200. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dinyatakan
bahwa budaya adalah faktor penting untuk mencapai hasil yang baik. Menurut Ignatius Sigit Setyawan, dkk 2008:8, Sekolah yang tidak
mempunyai budaya sekolah akan didikte oleh budaya-budaya peserta didik yang mempraktekkan kebiasaannya selama ada di sekolah. Setiap peserta didik
yang menimba ilmu pengetahuan dalam lembaga sekolah tersebut harus menyesuaikan diri dan menyerap budaya nilai yang dialaminya langsung
selama bertahun-tahun berada di sekolah tersebut. Berdasarkan pernyataan
41 tersebut dapat dinyatakan bahwa sekolah harus memiliki budaya sekolah yang
kuat yang dapat menjadikan siswa memiliki kebiasaan-kebiasaan positif. Budaya sekolah mempengaruhi proses kegiatan pembelajaran. Adanya
budaya sekolah yang baik akan menghasilkan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. SBI mengembangkan lingkungan sekolah yang bersih, tertib,
indah, rindang, aman, sehat, bebas asap rokok dan narkoba, bebas budaya kekerasan, dan berbudaya akhlak mulia. SBI membangun kultur yang
mengarah pada peningkatan kemampuan di bidang bahasa Inggris danatau bahasa asing lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, dan budaya lintas
bangsa. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 78 Tahun 2009 Pasal 19
menyebutkan bahwa proses pendidikan berpusat pada pengembangan peserta didik, lingkungan belajar yang kondusif, penekanan pada pembelajaran,
profesionalisme, harapan tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individu dan komunitas sosial warga sekolah. Lingkungan baik fisik maupun non-fisik,
kondusif bagi penyelenggaraan SBI. Lingkungan non-fisik kultur sekolah mampu menggalang konformisme perilaku warganya untuk menjadikan
sekolahnya sebagai pusat gravitasi keunggulan pendidikan yang bertaraf internasional Direktorat PSMK, 2006:22.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat dinyatakan bahwa budaya sekolah merupakan kebiasaan-kebiasaan warga sekolah dalam
menjalani proses belajar mengajar. Budaya sekolah yang baik akan menghasilkan proses pembelajaran yang baik pula. Sekolah Bertaraf
42 Internasional diharapkan memiliki budaya sekolah yang bertaraf internasional
pula, misalnya dengan membisakan diri dengan percakapan bahasa Inggris.
E. Penelitian yang Relevan