Proses Menuju SBI Sekolah Bertaraf Internasional

31 dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan lebih dirincikan lagi dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang standar Kompetensi Lulusan yang bunyinya sebagai berikut, Pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk: meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlah mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya Direktorat PSMK, 2006:8.

3. Proses Menuju SBI

Pengembangan SBI dilakukan secara intens, terarah, terencana, bertahap berdasarkan skala prioritas karena alasan-alasan keterbatasan sumber daya dan mempertimbangkan keberagaman status sekolah yang ada saat ini. Direktorat PSMK 2006:70 menyatakan bahwa pengembangan SBI periode 2006-2010 difokuskan pada tiga fase berikut: a. Fase Rintisan Pengembangan SBI difokuskan pada pengembangan kemampuankapasitas dan modernisasi pada semua jajaran birokrasi Depdiknas mulai dari sekolah, dinas pendidikan kabupatenkota, provinsi sampai pusat. Pengembangan fasilitas yang dimaksud meliputi: 1 pengembangan sumber daya manusia, diantaranya guru, kepala sekolah, tenaga pendukung, dan kepala dinas, 2 pengembangan sumber daya selebihnya, diantaranya peralatan, perlengkapan, uang dan bahan, 3 pengembangan kelembagaan yang meliputi manajemen pada semua urusan, organisasi, administrasi, dan kewirausahaan, dan 4 32 pengembangan sistem, yang diantaranya meliputi legislasi, regulasi dan kebijakan. Modernisasi dilakukan dalam fase rintisan, terutama pada bidang teknologi komunikasi informasi information communication technology . SBI harus sudah menerapkan komunikasi secara digital yang canggih dan mutakhir untuk kelancaran pengambilan keputusan, kebijakan, perencanaan, dan pengawasan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan akses informasi SBI oleh masyarakat luas sehingga pencitraan publik terhadap SBI dapat diwujudkan. Oleh karena itu, sistem informasi manajemen SBI sudah harus diupayakan dalam fase rintisan. b. Fase Konsolidasi Semua upaya yang telah dilakukan dalam fase rintisan ditelaah secara bersama mengenai praktik-praktik yang baik best practices dan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik lesson learned . Hasil telaah kemudian didiskusikan bersama oleh semua SBI melalui lokakarya untuk berbagi pengalaman dan hasilnya dapat dijadikan patokan bersama untuk pengembangan SBI. Pengembangan SBI secara kompak, cerdas, dinamis dan lincah merupakan upaya utama dalam fase konsolidasi. Oleh karena itu, dalam fase ini harus diupayakan tegaknya kesepakatan dan komitmen terhadap tata nilai, terbentuknya sistem dan prosedur kerja, tersusun dan tertatanya 33 tugas dan fungsi serta struktur organisasi, dan tata kelola yang baik dalam penyelenggaraan SBI. c. Fase Kemandirian SBI diharapkan telah mencapai kemandirian yang kuat, yang ditunjukkan oleh tumbuhnya tindakan atas prakarsa sendiri dan bukan dari kehendak pihak lain. Pada fase ini, SBI diharapkan telah mampu bersaing secara regional dan internasional yang ditunjukkan oleh kepemilikan daya saing yang tangguh dalam lulusan, kurikulum, proses belajar mengajar, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pendanaan, dan pengelolaan serta kepemimpinan yang tangguh. Secara singkat, SBI telah memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk mengembangkan dirinya secara mandiri dan bersaing secara regional dan internasional.

4. Model Penyelenggaraan SBI

Dokumen yang terkait

PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PEMASANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 0 231

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK.

0 6 254

KESIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER BAGI SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 5 102

TINGKAT KESIAPAN GURU PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KABUPATEN LAHAT DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013.

0 1 173

Evaluasi Kelayakan Sarana dan Prasarana Ruang Praktik pada Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK N 2 Yogyakarta.

0 1 141

TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) (Studi Pelaksanaan Pembelajaran SMA RSBI di Yogyakarta).

0 1 182

EVALUASI KTSP MENGGUNAKAN METODE CIPP DI SMK N 2 YOGYAKARTA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK.

1 5 143

EFEKTIVITAS METODE DISCOVERY LEARNING UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PEMASANGAN INSTALASI TENAGA LISTRIK 3 FASA PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMKN 2 YOGYAKARTA.

0 0 186

RPP Gambar Teknik Listrik kelas X Program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik - KUMPULAN PTK 1. AME

23 197 2

RPP Gambar Teknik Listrik kelas X Program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik - KUMPULAN PTK Cover

0 0 1