94 20072008” yang menyimpulkan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif jigsaw dapat meningkatkan proses dan aktivitas belajar siswa. Uraian diatas menerangkan bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw
dapat meningkatkan proses belajar sehingga cocok dan sesuai diterapkan pada pembelajaran TIK materi aplikasi pengolah angka di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2
Bantul dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan dampak dari proses belajar yang telah dilaksanakan sehingga hasil belajar juga dijadikan indikator keefektifan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa dalam hasil
belajar setelah dilakukan proses pembelajaran. Nilai KKM dari mata pelajaran TIK adalah 77. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Evalusi Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Data Nilai Nilai
Rata-rata Nilai
Terendah Nilai
Tertinggi Lulus
Belum Lulus
Pra Tindakan 71
60 84
5 15
Siklus I 78
57 93
13 7
Siklus II 81
60 97
14 6
Siklus III 93
83 100
20 Berdasarkan data dari Tebel 24 tersebut dapat diketahui bahwa
peningkatan nilai rata-rata siswa pada tes evaluasi dari siklus I ke siklus II adalah 3, sedangkang peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar 12. Pada siklus III
didapat nilai rata-rata 93 dan telah dibahas sebelumnya bahwa siklus III merupakan siklus yang paling tinggi prosesntase keberhasilannya dibandingkan
siklus sebelumnya. Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa peningkatan proses belajar berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.
95 Jika disajikan dalam bentuk tabel dan grafik maka akan lebih jelas terlihat
perbandingannya. Tabel 25 berikut merupakan hasil rekapitulasi antara proses belajar dan hasil belajar siswa.
Tabel 25. Perbandingan Proses Belajar dan Hasil Belajar Siswa
PEMBANDING SIKLUS I
SIKLUS II SIKLUS III
Proses Pembelajaran Jigsaw 64,29
72,14 83,57
Aktivitas Belajar Siswa 45,29
65,00 83,79
Nilai Rata-rata Tes Evaluasi 78
81 93
Berdasarkan tabel di atas diketahui siklus I persentase keberhasilan proses pembelajaran jigsaw mencapai 64,29, prosesntase keberhasilan aktivitas
belajar siswa mencapai 45,29 dan nilai rata rata siswa mencapai 78. Pada siklus II, telah dilakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran. Persentase
keberhasilan proses pembelajaran jigsaw pada siklus II mencapai 72,14, sedangkan persentase keberhasilan aktivitas belajar siswa mencapai 65,00.
Untuk nilai rata-rata siswa pada siklus II mencapai 81. Sedangkan pada siklus III, persentase keberhasilan pembelajaran jigsaw mencapai 83,57, persentase
keberhasilan aktivitas belajar siswa mencapai 83,79 dan nilai rata-rata evaluasi siswa mencapai 93. Berdasarkan data tersebut dibuat grafik yang dapat dilihat
dalam Gambar 8.
96 Gambar 8. Perbandingan Proses Belajar dan Hasil Belajar Siswa.
Berdasarkan data proses belajar dan hasil belajar siswa dalam sikus I,
siklus II dan siklus III yang mengalami peningkatan, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dikatakan efektif. Peningkatan proses
belajar siswa tiap siklus mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklusnya, dengan kata lain proses belajar berbanding lurus dengan hasil
belajar. Berdasarkan hasil pengamatan penelitian tindakan kelas yang telah
dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan proses belajar yang mencakup proses pembelajaran jigsaw dan aktivitas belajar siswa kelas XI IPA 1
SMA Negeri 2 Bantul tahun ajaran 20132014 pada mata pelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw yang dipaparkan didepan
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Asih Verti 2010 tentang “Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Tipe Jigsaw tentang Oksidasi
Reduksi di Sma Negeri Banyumas Tahun Ajaran 20072008” dan penelitian yang
dilakukan oleh Nugroho Nurhadi Setyo 2012 tentang “Pengaruh Metode
Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Menggunakan Mesin Operasi Dasar Mmod di SMKN
2 Wonosari” yang menyimpulkan bahwa setelah
97 diterapkan model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi
atau hasil belajar siswa. Uraian diatas menerangkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw efektif meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga cocok dan sesuai diterapkan pada pembelajaran TIK materi aplikasi
pengolah angka di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bantul dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
98
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif meningkatkan proses belajar yang berdampak pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Bantul Yogyakarta. Proses belajar yang dimaksud meliputi proses
pembelajaran jigsaw dan aktivitas belajar siswa dengan masing-masing 7 indikator yang telah ditentukan.
2.
Proses belajar siswa mengalami peningkatan dan mempengaruhi peningkatan pada hasil belajar siswa. Pada siklus I persentase proses
pembelajaran mencapai 64,29 dan persentase aktivitas belajar siswa mencapai 45,29 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 78. Pada siklus II
persentase proses belajar siswa meningkat sebesar 7,86 mencapai 72,14 dan persentase aktivitas belajar siswa meningkat sebesar 19,71
mencapai 65,00 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 81. Pada siklus III persentase proses belajar siswa meningkat lagi sebesar 11,43
mencapai 83,57 dan aktivitas belajar siswa meningkat lagi sebesar 18,79 menjadi 83,79 dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa 93.