19 meningkatkan kemampuan berpikir sehingga kemampuan akademik siswa
akan secara bertahap meningkat. Selain pencapaian akademik, siswa juga akan terbiasa untuk bertoleransi dan menerima perbedaan karena anggota
dalam kelompoknya terdiri atas latar belakang, kemampuan, dan rassuku yang berbeda-beda. Siswa juga akan terlatih untuk mengembangkan
keterampilan sosialnya terutama dalam berhubungan dengan orang lain karena ia terlatih untuk berkomunikasi terutama dengan anggota
kelompoknya. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar secara berkelompok yang terdiri dari 4-6 anggota agar dapat
saling bekerjasama dalam mempelajari materi yang dipelajari untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran kooperatif keberhasilan individu
diorientasikan dalam keberhasilan kelompok. Siswa bekerjasama belajar dalam kelompok serta bertanggungjawab terhadap kegiatan berlajar siswa
lain dalam kelompoknya untuk melakukan usaha yang sama sepertinya. Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
kelas seperti kurangnya keaktifan siswa, kurangnya kemampuan mencapai hasil belajar yang maksimal, kurangnya kepedulian siswa terhadap orang lain.
b. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Abdul 2013:175 pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
1 Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademmik. Model kooperatif memiliki keunggulan dalam membantu siswa untuk
memahami konsep-konsep yang sulit.
20 2 Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
berbagai perbedaan latar belakang. 3 Mengembangkan ketrampilan social siswa; berbagi tugas, aktif
bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan idea tau pendapat dan bekerja dalam
kelompok. Selain tujuan, pembelajaran kooperatif memiliki manfaat bagi siswa
yang memiliki prestasi belajar rendah. Manfaat tersebut antara lain yaitu: meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, rasa harga diri menjadi lebih
tinggi, memperbaiki kehadiran, sikap apatis berkurang, konflik antar pribadi berkurang, meningkatkan motivasi, hasil belajar lebih tinggi, dan
meningkatkan kebaikan budi, kepekaan serta toleransi.
c. Unsur-unsur dalam Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu sistem yang memiliki unsur- unsur yang saling terkait. Menurut Johnson Johnson dalam Trianto 2010:
60-61, terdapat 5 unsur dasar pembelajaran kooperatif, yaitu:
1 Ketergantungan Positif Positive Interdependence
Pada pembelajaran kooperatif, siswa akan merasa bahwa ia bagian dari kelompok dan ikut andil dalam menentukan kesuksesan kelompok.
Siswa memiliki tanggungjawab belajar untuk dirinya sendiri dan belajar untuk saling membantu dengan anggota lain dalam kelompok. Siswa tidak
akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya sukses.
2 Interaksi tatap muka Face to Face Interaction
Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa karena siswa memiliki kewajiban untuk saling menjelaskan apa yang dipelajari
21 kepada siswa lain dalam kelompok. Selain itu, siswa juga akan banyak
melakukan interaksi terutama dalam hal diskusi, pertukaran pendapat, dan pemecahan masalah.
3 Tanggungjawab Perseorangan Individual Accountability
Pada pembelajaran kooperatif masing-masing siswa memiliki tanggungjawab individu yang dapat berupa penguasaan materi tertentu
atau penyelesaian soal tertentu. Setiap siswa bertanggungjawab atas tugas yang diberikan karena akan mempengaruhi hasil kinerja kelompok.
4 Keterampilan Sosial Social Skill
Selain dituntut untuk mempelajari materi, dalam pembelajaran kooperatif siswa juga dituntut untuk mengembangkan keterampilan
sosialnya. Masing-masing anggota harus mampu berkomunikasi secara efektif, saling toleransi dan hormat dengan anggota lainnya, serta bekerja
bersama untuk menyelesaikan permasalahan.
5 Proses kelompok group processing
Proses kelompok merupakan bagian utama dalam pembelajaran kooperatif.
Pada pembelajaran
kooperatif, anggota
kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dan menjalin
kerjasama yang baik. Selain itu, anggota kelompok juga harus dapat menilai bagaimana mereka telah bekerjasama dan meningkatkannya agar
dapat lebih baik lagi. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif memiliki lima unsur dasar. Kelima unsur dasar pembentuk model pembelajaran kooperatif yaitu ketergantungan positif, interaksi tatap muka,
tanggungjawab perseorangan, keterampilan sosial, dan proses kelompok. Pada dasarnya kelima unsur dasar tersebut berkaitan dengan bagaimana
22 siswa bekerja dan bersikap dalam kelompok. Agar pembelajaran kooperatif
benar-benar efektif dan tepat sasaran, dibutuhkan kelima unsur dasar tersebut yang saling terkait satu sama lain.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif