9 Pedoman Umum
dalam melaksanakan tugas-tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah secara profesional. Kegiatan pengembangan diri dapat berbentuk
mengikuti diklat fungsional atau mengikuti kegiatan kolektif guru Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau
latihan yang bertujuan untuk mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan danatau meningkatkan keprofesian untuk memiliki kompetensi di
atas standar kompetensi profesi. Untuk itu, pada tahun 2017 Ditjen GTK mengembangkan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru.
B. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang dikembangkan Ditjen GTK dirancang berdasarkan Standar Kompetensi Guru SKG yang
mengacu pada Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Permendiknas Nomor 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus, dan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi IPK dalam SKG dikembangkan peta kompetensi guru yang dibagi menjadi 10 kelompok
kompetensi. Selanjutnya, dari 10 kelompok kompetensi dikembangkan kisi-kisi soal UKG, dan untuk masing-masing kelompok kompetensi dikembangkan
juga modul. Hasil UKG menjadi acuan dalam penilaian diri self assessment bagi guru tentang kompetensinya sehingga dapat menetapkan modul
kelompok kompetensi mana yang dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensinya, dan menjadi acuan bagi penyelenggara Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk melakukan analisis kebutuhan.
10 Pedoman Umum
Gambar 2. 1 Alur Pengembangan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan melalui tiga moda, yaitu moda tatap muka, moda dalam jejaring daring murni, dan moda
daring kombinasi. Pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dapat dilakukan di tingkat kabupatenkota, provinsi, maupun
nasional.
1. Moda Tatap Muka
Moda tatap muka merupakan bagian dari sistem pembelajaran di mana terjadi interaksi secara langsung antara fasilitator dengan peserta
pembelajaran. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam tatap muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, kuis, praktik,
dan penugasan. Moda tatap muka dapat dilaksanakan dengan dua alternatif, yaitu tatap
muka penuh dan tatap muka in-on-in. Penjelasan lebih lanjut mengenai pelaksanaan moda tatap muka dijelaskan dalam Petunjuk Teknis Program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
2. Moda Daring Murni
Moda daring murni adalah moda dimana pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan internet. Moda
daring murni dapat dilaksanakan dengan mempersiapkan sistem