3 Pedoman Umum
Tabel 1.3 Rerata Hasil UKG tahun 2015 dan 2016 untuk setiap jenjang pendidikan
Sumber Data : Ditjen GTK
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa program fasilitasi yang diselenggarakan oleh Ditjen GTK dalam bentuk Program Peningkatan
Kompetensi Guru Pembelajar memberikan dampak signifikan yang ditunjukkan dengan kenaikan hasil UKG melalui tes akhir pada tahun 2016.
Pada tahun 2017, Ditjen GTK mengembangkan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang merupakan kelanjutan dari Program
Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dengan tujuan utama untuk meningkatkan kompetensi guru yang ditunjukkan dengan kenaikkan capaian
nilai UKG dengan rata-rata nasional yaitu 70. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini dilaksanakan berbasis komunitas guru dan
tenaga kependidikan komunitas GTK. Pemberdayaan
komunitas GTK,
dalam hal
ini Pusat
Kegiatan GugusKelompok Kerja Guru KKGMusyawarah Guru Mata Pelajaran
MGMPMusyawarah Guru Bimbingan Konseling MGBKKelompok Kerja Kepala Sekolah KKKSKelompok Kerja Pengawas Sekolah KKPS,
merupakan salah satu prioritas Ditjen GTK. Komunitas GTK merupakan mitra strategis Ditjen GTK dalam peningkatan kompetensi Guru, Kepala Sekolah,
dan Pengawas di daerah. Oleh karena itu dalam rangka pemberdayaan komunitas GTK, Ditjen GTK melalui Unit Pelaksana Teknis UPT yang dalam
hal ini Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan PPPPTK dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi LPPPTK KPTK, serta Dinas Pendidikan atau instansi publik
4 Pedoman Umum
lainnya menyelenggarakan
Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan yang berbasis komunitas GTK.
Penyelenggaraan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melibatkan Pemerintah serta partisipasi publik yang meliputi pemerintah
daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha dan dunia industri, organisasi kemasyarakatan, serta orangtua siswa. Bentuk pelibatan publik
lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memberikan dukungan bagi terselenggaranya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,
baik dalam moda tatap muka, dalam jejaring daring murni, maupun daring kombinasi.
Pedoman ini
disusun agar
Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan
prosedur.
B. Dasar Hukum
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa peraturan sebagai berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015
– 2019. 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27
5 Pedoman Umum
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik Konselor. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya. 10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
6 Pedoman Umum
C. Tujuan
Pedoman ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kerja bagi semua unit kerjainstansi yang akan melaksanakan Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan dengan moda tatap muka, daring murni, dan daring kombinasi bagi guru kelas, guru mata pelajaranpaket keahlian, dan guru bimbingan
konseling untuk semua jenjang pendidikan.
D. Sasaran
Pedoman ini disusun untuk digunakan oleh instansi pembina danatau pelaksana Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, yaitu:
1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan; 2. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan PPPPTK; 3. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kelautan dan Perikanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi LPPPTK KPTK;
4. Dinas Pendidikan Provinsi; 5. Dinas Pendidikan KabupatenKota;
6. Satuan Pendidikan; 7. Pusat Kegiatan GugusKelompok Kerja GuruMusyawarah Guru Mata
PelajaranMusyawarah Guru Bimbingan Konseling; 8. Guru danatau Tenaga Kependidikan;
9. Asosiasi profesi guru.