suatu tindakan, tetapi juga yang diakibatkan oleh suatu kelalaian atau kurang hati- hati”. Selain itu seseorang juga bertanggungjawab terhadap tindakan atau
kelalaiankurang hati-hati dari orang-orang yang berada dibawah perintahnya. Hal ini terdapat dalam Pasal 1376 KUHPerdata dinyatakan bahwa “Seorang tidak saja
bertanggung jawab terhadap kerugian yang dtimbulkan oleh dirinya sendiri, tetapi juga bertanggung jawab terhadap tindakan dari orang-orang yang berada dibawah
tanggung jawabnya atau di sebabkan oleh barang-barang yang berada dibawah pengawasannya.
112
Hubungan antara dokter dengan pasien atau lazim disebut dengan perjanjian transaksi terapeutik dikategorikan pada perjanjian Inspaningverbiteis
suatu perikatan upaya. Seorang dokter berkewajiban dalam memberikan pelayanan kesehatan harus dengan penuh kesungguhan, dengan mengerahkan
seluruh kemampuannya sesuai dengan standart ilmu pengetahuan kedokteran yang baik. Sehingga yang dituntut dari dokter adalah upaya maksimal dalam melakukan
terapi yang tepat guna kesembuhan pasien. Hubungan pasien dan dokter merupakan hubungan yang erat dan kompleks, keeratan hubungan antara pasien
karena diharuskan adanya rasa saling kepercayaan dan keterbukaan. Dalam hubungan pasien dengan dokter masing-masing pihak memiliki hak dan
kewajiban.
113
B. Pengertian Transaksi Terapeutik
112
Ibid, hal 48.
113
J. Guwandi ,1 Op.cit., hal 13.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Munir fuady, Kontrak disebut dengan istilah “Perjanjian” sebagai terjemahan dari “agreement” dalam bahasa Inggris, atau “overeenkomst” dalam
Bahasa Belanda. Disamping itu yang paling sepadan dengan istilah kontrak yaitu istilah “transaksi” yang merupakan terjemahan dari istilah Inggris
“transaction”.
114
Namun demikian istilah-istilah “kontrak” sebagai terjemahan dari istilah Inggris “contract” adalah yang paling modern, paling luas dan paling lazim
dipergunakan termasuk pemakaiannya dalam dunia bisnis. Dan hukum yang mengatur tentang kontrak disebut “hukum kontrak”.
115
Menurut Hasanuddin Rahman yang dikutip dari Henry Campbell Black, bahwa “kontrak adalah suatu kesepakatan yang diperjanjikan “promissory
agreement” diantara dua atau lebih pihak yang dapat menimbulkan, memodifikasi atau menghilangkan hubungan hukum.
116
Pada umumnya mulainya hubungan transaksi terapeutik dimulai pada saat orang pasien membutuhkan pertolongan kepada dokter untuk mengobati
Didasarkan Mukadimah Kode Etik Kedokterann Indonesia yang dilampirkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI. Nomor : 434MEN.KESX1983 Tentang Berlakunya Kode Etik Kedokteran Indonesia Bagi Para Dokter di Indonesia, maka yang dimaksud
dengan transaksi terapeutik adalah hubungan antara diokter dengan pasien atau penderita yang dilakukan dalam suasana saling percaya konfidensial, serta
senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan, dan kekhawatiran makhluk insani.
114
Munir Fuady, 1 Sumpah Hipocrates; Aspek Hukum Malperaktek Dokter, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2005, hal 12.
115
Munir Fuady, 2 Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Citra Aditya Bhakti, Bandung,1999, hal 2-3.
116
Hassanuddin Rahman, Legal Drafting, Citra Aditya Bhakti, Bandung,2000, hal 2.
Universitas Sumatera Utara
penyakitnya dan dokter menyanggupinya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa transaksi terapeutik merupakan hubungan antara dua subjek hukum yang
saling mengikatkan diri didasarkan sikap saling percaya.
117
Transaksi terapeutik merupakan hubungan antara dokter dengan pasien dalam pelayanan medik scara profesional didasarkan kompetensi yang sesuai
dengan keahlian dan keterampilan tertentu dibidang kedokteran. Transaksi terapeutik merupakan kegiatan didalam penyelenggaraan praktek dokter berupa
pembrian pelayanan medis itu sendiri merupakan bagiann pokok dari kegiatan upaya kesehatan yang menyangkut sumber daya kesehatan sebagai pendukung
penyelenggaraannya, yang harus tetap dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.
118
Para ahli hukum kesehatan, Fred Ameln memberikan pengertian kontrak terapeutik adalah “kontrak” dimana dokter berupaya secara maksimal
menyembuhkan pasien inspaningsverbintenis jarang merupakan
“resultaatverbintenis”.
119
117
Munir Fuady, 1 Op.cit. hal 13.
Yang dimaksud dengan inspaningverbintenis ialah suatu perikatan atas perjanjian yang prestasi atau hasilnya dari salah satu pihak
dokter belum pasti, dokter hanya berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan pasien, namun kesembuhan dari pasien belum tentu berhasil.
Berbeda dengan resulttaatverbintenis yaitu suatu perikatan perjanjian yang prestasi atau hasilnya sudah pasti. Ini biasa sering terjadi dengan dokter gigi.
118
Voronica Komalawati, Peranan Informend Consent Dalam Transaksi Terapeutik, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hal 14.
119
Fred Ameln, Kapita Selekta Kedokteran,Grafika Tamajaya, Jakarta, 1991, hal 76.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hermien Hadiati Koeswadji transaksi terapeutik adalah transaksi untuk menentukan mencari terapi yang paling tepat bagi pasien oleh dokter.
Dalam transaksi terapeutik tersebut, kedua belah pihak harus memenuhi syarat- syarat tertentu, dan bila transaksi sudah terjadi maka kedua belah pihak terikat
akan hak dan kewajiban sebagaimana yang telah disepakati oleh keduanya.
120
Kontrak terapeutik yang menjadi para pihak adalah pasien dan dokter. Dalam UUK para pihaknya pasien dan tenaga kesehatan, sedangkan dalam
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, para pihaknya adalah pasien, dokter, dokter gigi. Oleh sebab itu rumusan pengertian
kontrak terapeutik dari pendapat para sarjana dan undang-undang tersebut perlu disempurnakan sebagai berikut: “ Kontrak terapeutik
ialah suatu perjanjianpersetujuan antara pasien dengan tenaga kesehatan, dokter atau dokter
gigi dan rumah sakit dalam hal pelayanan kesehatan. Rumah sakit tidak terlepas tanggung jawabnya dari pada wanprestasi maupun perbuatan melawan hukum
tenaga kesehatan yang ada dalam naungannya”.
121
C. Asas-asas Dalam Transaksi Terapeutik