Menurut Hermien Hadiati Koeswadji transaksi terapeutik adalah transaksi untuk menentukan mencari terapi yang paling tepat bagi pasien oleh dokter.
Dalam transaksi terapeutik tersebut, kedua belah pihak harus memenuhi syarat- syarat tertentu, dan bila transaksi sudah terjadi maka kedua belah pihak terikat
akan hak dan kewajiban sebagaimana yang telah disepakati oleh keduanya.
120
Kontrak terapeutik yang menjadi para pihak adalah pasien dan dokter. Dalam UUK para pihaknya pasien dan tenaga kesehatan, sedangkan dalam
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, para pihaknya adalah pasien, dokter, dokter gigi. Oleh sebab itu rumusan pengertian
kontrak terapeutik dari pendapat para sarjana dan undang-undang tersebut perlu disempurnakan sebagai berikut: “ Kontrak terapeutik
ialah suatu perjanjianpersetujuan antara pasien dengan tenaga kesehatan, dokter atau dokter
gigi dan rumah sakit dalam hal pelayanan kesehatan. Rumah sakit tidak terlepas tanggung jawabnya dari pada wanprestasi maupun perbuatan melawan hukum
tenaga kesehatan yang ada dalam naungannya”.
121
C. Asas-asas Dalam Transaksi Terapeutik
Oleh karena transaksi terapeutik merupakan hubungan hukum antara dokter dan pasien, maka dalam transaksi terapeutik berlaku bebrapa asas hukum
yang mendasari, yang menurut Veronica Komalawati disimpulkan sebagai berikut:
122
1. Asas Legalitas
120
Hermein Hadiati Koeswadji, 2 Hukum Kedokteran di Dunia Internasional , dalam Simposium Hukum Kedokteran, Medical Law, Jakarta, 1983, hal 3.
121
Sunarto Adywibowo, Op.cit. hal 20-21.
122
Veronica Komalawati, Op.cit., hal 126.
Universitas Sumatera Utara
Asas ini tersirat dalam Pasal 50 UUK yang dinyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan
keahlian atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa pelayanan medik hanya dapat terselenggara apabila tenaga kesehatan
yang bersangkutan dapat perizinan yang diatur dalam peraturan perUndang- undangan, antara lain telah memiliki Surat Tanda Registrasi Surat Izin Praktik.
2. Asas Keseimbangan
Menurut asas ini, penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus diselenggrakan secara seimbang antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan
mental, antara materiil dan spiritual. Oleh karena itu diperlukan adanya keseimbangan antara tujuan dan sarana, antara sarana dan hasil serta antara
manfaat dan resiko yang ditimbulkan dari upaya yang ditimbulkan dari upaya medis yang dilakukan.
3. Asas Tepat Waktu
Asas ini cukup penting karena keterlambatan dokter menangani pasien dapat menimbulkan kerugian bagi pasien dan bahkan bias mengancam nyawa pasien
itu sendiri. 4.
Asas Itikad Baik Asas ini berpegangan teguh pada prinsip etis pada berbuat baik yag perlu
diterapkan dalam pelaksanaan kewajiban dokter terhadap pasien. Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap pasien dan pelaksanaan praktik
kedokteran yang selaluu berpegang teguh kepada standart profesi. 5.
Asas Kejujuran
Universitas Sumatera Utara
Asas ini merupakan dasar dari terlaksananya penyampaian informasi yang benar, baik oeh pasien maupun dokter dalam berkomunikas. Kejujuran dalam
menyampaikan informasi akan sangat membantu dalam kesembuhan pasien. Kebenaran informasi ini terkait erat dengan setiap manusia untuk mengetahui
kebenaran. 6.
Asas Kehati-hatian Sebagai seorang professional dibidang medik, tindakan dokter harus
didasarkan atas ketelitian dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya, karena kecerobohan dalam bertindak dapat berakibat terancamnya jiwa pasien.
7. Asas Keterbukaan
Pelayanan medik yang berdayaguna dan berhasilguna hanya dapat tercapai apabila ada keterbukaan dan kerjasama yang baik antara dokter dan pasien
dengan berlandaskan sikap saling percaya. Sikap ini dapat tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka antara dokter dan pasien dimana pasien
memperoleh penjelasan atau informasi dari dokter dalam komunikasi yang transparan ini.
D. Sifat Transaksi Terapeutik