70
Sejauh ini yang belum meningkat kemampuan berceritanya adalah FAR saja. Di hari terakhir FAR cenderung lebih manja kepada peneliti, sehingga peneliti lebih
mudah ketika memancing pertanyaan kepada FAR agar ia dapat belajar bercerita. Tapi cerita FAR hari ini masih sedikit dan terpotong-potong bermain puzzle yang
lainnya. Tak lama kemudian ibu guru memberitahu jika waktu belajar telah usai dan ibu guru mengajak anak berkumpul kemudian bersama-sama duduk
melingkar. Kemudian guru melakukan tanya jawab mengenai bermacam-macam bahan-bahan kebutuhan pokok yang sudah dipelajari bersama. Setelah itu guru
mengajak anak-anak untuk menyebutkan kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan pada hari itu. Serta guru juga menanyakan apakah anak-anak tadi
bercerita dan bermain puzzle dengan baik bersama peneliti. Selesai bertanya, ibu guru memberikan waktu kepada anak-anak untuk bergantian mencuci tangan,
selesai mencuci tangan anak diminta untuk duduk bersam dan makan bersama. setelah selesai makan lalu anak-anak bersiap untuk pulang. Sebelumnya ibu guru
memimpin do’a dan memberikan pesan kepada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan setelah sampai di rumah. Kemudian anak-anak pulang
b. Observasi
Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya untuk mengetahui aktivitas pelaksana tindakan dan siswa dalam proses pembelajaran
selama di dalam kelas dan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan.
71
Hasil observasi terhadap peningkatan kemampuan bercerita anak dengan menggunakan media puzzle gambar pada tindakan Siklus II menunjukkan bahwa
semua aspek sudah tercapai, adapun hasilnya sebagai berikut. 1 Anak-anak tetap tertarik dengan permainan puzzle, ketertarikan anak-anak
ditunjukkan dengan cara semua anak ingin bermain puzzle gambar. 2 Anak-anak semua dapat menyelesaikan puzzle gambar dengan tema profesi di
mana pada Siklus II, puzzle gambar tidak disediakan dengan banyak pilihan seperti Siklus I . Pada Siklus II ini,anak-anak dipersilahkan memilih satu
puzzle untuk diceritakan di antara 3 puzzle saja.
3 Pengamat dan pelaksana tindakan semakin tahu perkembangan peningatan kemampuan bercerita anak-anak.
4 Pelaksana tindakan sudah menyediakan alat peraga edukatif berupa puzzle gambar bertema profesi dengan keping berjumlah 4-6 keping.
5 Anak-anak diberikan kesempatan untuk memilih dan mencoba puzzle mana yang akan dimainkan dan puzzle mana yang akan digunakan untuk bercerita.
6 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan. 7 Pelaksana tindakan sudah memberi kesempatan pada anak untuk menceritakan
pengalaman mereka berdasarkan puzzle yang mereka susun. 8 Pelaksana tindakan memberikan kesempatan pada anak-anak untuk meminta
bantuan jika memang belum dapat menyelesaikan penyusunan puzzle mereka. Hasil peningkatan kemampuan bercerita anak pada Siklus II melalui
media puzzle gambar pada Kelompok A Kelas An-Nur di RA Al-Husna Pakualaman Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 16 dan 18 Februari
72
2016 menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata anak adalah sebanyak kurang 4-5 kata dalam satu kalimat. Anak-anak yang mencapai kemampaun tersebuat ada 16
anak 84,2 sedangkan anak-anak yang belum banya bercerita sebanyak 2 anak 10,5. Sedangkan yang tidak masuk ada 1 anak 5,2
c. Refleksi