57
waktu bagi peneiti untuk tetap dapat berinteraksi dengan AZK. Begitu juga dengan FAR yang masih belum dapat diajak banyak berkomunikasi. Pada
Pertemuan II ini peneliti mengamati jika FAR lebih banyak termenung dan bengong. Banyak pertanyaan yang peneliti lontarkan yang hanya dijawab dengan
senyum dan kata “nggak tahu”. Begitu juga interaksi yang dilakukan dengan teman-temannya juga masih belum terlihat. Hanya sebentar saja peneliti bisa
bercerita bersama dengan FAR. Untuk Des ,Pra, dan Syh, hari ini sudah terlihat sedikit peningkatannya, di mana mereka sudah tidak terlihat takut lagi bahkan
sudah mulai ada yang meminta pangku selama bercerita. Selesai bercerita kemudian guru mengajak anak berkumpul kemudian bersama-sama duduk
melingkar. Kemudian guru melakukan tanya jawab mengenai bermacam-macam bahan-bahan kebutuhan pokok yang sudah dipelajari bersama. Setelah itu guru
mengajak anak-anak untuk menyebutkan kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan pada hari itu. Serta guru juga menanyakan apakah anak-anak tadi
bercerita dan bermain puzzle dengan baik bersama peneliti. Selesai bertanya, ibu guru memberikan waktu kepada anak-anak untuk bergantian mencuci tangan,
selesai mencuci tangan anak diminta untuk duduk bersama dan makan bersama.. Setelah selesai makan lalu anak-anak bersiap untuk pulang. Sebelumnya ibu guru
memimpin do’a dan memberikan pesan kepada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan setelah sampai di rumah. Kemudian anak-anak pulang.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya untuk mengetahui aktivitas pelaksana tindakan dan siswa dalam proses pembelajaran
58
selama di dalam kelas dan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, serta
interaksi antar peneliti dengan anak-anak selama peneliti melakukan kegiatan bersama ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut:
1 Sebagian anak masih terlihat merasa takut dan belum nyaman sehingga mungkin itu yang membuat mereka belum banyak bercerita.
2 Terdapat satu siswa yang memerlukan pendampingan khusus dari guru karena kurang konsentrasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung dan selalu
memisahkan diri dari teman-temannya, serta belum dapat berinteraksi dengan teman lainnya.
3 Hasil dari penelitian pada Siklus I menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa yang belum dapat bercerita sesuai dengan perkembangannya.
4 Terdapat satu anak yang masih selalu mengulangi kata terakhir yang diucapkan setidaknya 3 kali pengulangan.
5 Masih terdapat beberapa anak yang sangat diam, bahkan ketika ditanya pun hanya menjawab dengan pandangan mata dan anggukan kepala saja.
59
Pada tindakan Siklus I juga terdapat beberapa aspek yang sudah tercapai selama proses tindakan Siklus I di mana ada beberapa peningkatan kemampuan
bercerita melalui media puzzle gambar,meskipun baru terjadi pada separuh siswa Kelas An-Nur yaitu sebagai berikut.
1 Anak semangat dan merasa tertarik dengan media yang disiapkan oleh peneliti karena berwarna-warni dan gambar yang ada di puzzle belum pernah
digunakan anak sebelumnya. 2 Ketertarikan anak yang besar membuat sebagian anak bersemangat untuk
bertanya dan bercerita mengenai gambar yang dilihat di dalam puzzle gambar tersebut.
3 Anak-anak diberikan kesempatan untuk mencoba 5 puzzle berbeda setiap harinya dan dipersilahkan puzzle mana yang akan digunakan untuk bercerita
kepada peneliti. 4 Sebagian besar anak tidak merasa kesulitan dalam menyusun puzzle, karena
puzzle yang digunakan oleh peneliti adalah puzzle yang terdiri dari 4-6 keping
bagian. 5 Pelaksana tindakan sudah memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih
kegiatan yang diinginkan terlebih dahulu. 6 Peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada anak selama melakukan
pendampingan kegiatan, dan juga selalu memancing anak-anak agar dapat mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka.
7 Pelaksana dan peneliti membebaskan anak untuk menentukan giliran bermain mereka, dan mempersilahkan mereka ketika mereka sudah siap untuk bercerita
60
8 Peneliti dan pelaksana kegiatan tidak memaksakan anak yang belum mau bercerita untuk bercerita.
Hasil observasi tindakan Siklus I Pertemuan Pertama selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 89 dan hasil observasi tindakan Siklus I Pertemuan
Kedua selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 91. Hasil peningkatan kemampuan bercerita anak pada Siklus I melalui media
puzzle pada Kelompok A Kelas An-Nur di RA Al-Husna Pakualaman
Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11 Februari 2016 menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata anak mencapai 3-5 kata dalam satu
kalimat. Pada siklus pertama ini persentase kemampuan bercerita anak sebanyak 66,17 . Data hasil kemampuan bercerita anak dapat dilihat pada lampiran
halaman 87.
d. Refleksi