Perencanaan Tindakan Deskripsi Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

61 2 Terjadi antrian dalam bermain puzzle, karena hampir semua anak ingin bermain puzzle. Sehingga untuk Siklus I Pertemuan Kedua , anak akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil agar tidak terjadi antrian. 3 Ada beberapa anak yang masih merasa sulit dalam menyusun puzzle sehingga hanya memutar-mutar kepingan puzzle dan mencari puzzle yang dirasa paling mudah untuk disusun. 4 Anak-anak yang berada di zona puzzle dirasa terlalu banyak, karena hampir semua ingin bermain puzzle sehingga agak menyulitkan peneliti dan pelaksana dalam melakukan pengamatan dan penilaian kepada masing-masing anak. 5 Puzzle yang disiapkan peneliti tidak sama dan beragam sehingga peneliti sulit untuk mengukur sejauh mana kemampuan anak karena topik cerita yang diutarakan berbeda-beda. Penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak Kelompok A yang dideskripsikan di atas dan dilakukan oleh pelaksana tindakan sudah baik sebab semua kekurangan yang terjadi selama pembelajaran dapat dijelaskan oleh pelaksana tindakan dan diterima oleh pengamat tindakan. Siklus II berikut dilakukan untuk lebih mengetahui hasil peningkatan kemampuan bercerita anak dengan menggunakan media puzzle.

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada Siklus II hampir sama dengan perencanaan tindakan pada Siklus I. Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi pada Siklus I. Kekurangan-kekurangan yang terjadi 62 pada pelaksanaan tindakan Siklus I diperbaiki pada pelaksanaan tindakan Siklus II. Pada tahap perencanaan Siklus II, peneliti membagi tahap ini ke dalam 2 tahapan yaitu tahap perencanaan umum dan tahap perencanaan khusus. Hal-hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan umum Siklus II adalah sebagai berikut. 1 Menyesuaikan rencana penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan Rencana Kegiatan Harian yang dibuat oleh sekolah. Peneliti tidak menyusun Rencana Kegiatan Harian yang baru, akan tetapi hanya menyesuaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan peneliti dengan Rencana Kegiatan Harian yang telah dibuat oleh guru kelas. Peneliti bersama-sama dengan guru kelas membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat penelitian sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian yang telah disusun. 2 Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang digunakan untuk mengetahui capaian kemampuan bercerita anak. Lembar observasi dibuat oleh peneliti dengan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. 3 Mempersiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan pada saat penelitian, yaitu dengan menggunakan media puzzle gambar. Puzzle gambar yang digunakan oleh peneliti adalah puzzle yang berkaitan dengan profesi, hanya polisi dan pilot. 4 Mempersiapkan catatan lapangan dan dokumentasi yang digunakan untuk mencatat segala apa yang terjadi di lapangan ketika penelitian berlangsung. 63 Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I maka hal–hal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan khusus Siklus II adalah sebagai berikut. 1 Terhadap hasil observasi nomor 1, mengajak siswa untuk bersama-sama melakukan kegiatan awal,ketika ada satu dua anak yang tidak dapat fokus terhadap pembelajaran maka guru Kelas dan guru sentra akan memfokuskan kembali minat dan ketertarikan anak di awal pembelajaran. 2 Terhadap hasil observasi nomor 2, pelaksana tindakan perlu memberikan perhatian khusus kepada anak yang memerlukan pendampingan khusus tersebut. Karena anak tersebut membutuhkan motivasi dan perhatian lebih dari guru ketika proses belajar mengajar berlangsung. 3 Tentang hasil observasi nomor 3, pengamat dan pelaksana tindakan harus berusaha memancing anak yang belum dapat bercerita banyak dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengena agar semakin banyak anak yang dapat bercerita lebih banyak. 4 Tentang hasil observasi nomor 4, pelaksana harus bisa melatih satu anak tersebut, agar dapat cukup mengatakan satu kali saja untuk setiap kata yang ia ucapkan. Bisa dilakukan dengan lebih banyak mengajaknya bercerita agar lebih banyak mendapat bahan observasi mengenai sebab ia selalu mengulang- ulang kata terakhir yang ia dengar. 5 Tentang hasil observasi nomor 5, pelaksana harus lebih aktif lagi dalam menarik perhatian anak-anak bisa dilakukan dengan memeberikan pertanyaan yang dapat memancing anak agar anak dapat bercerita lebih banyak lagi. Harus sering mengajak anak bercakap-cakap dan bercanda agar anak merasa 64 nyaman terhadap pengamat dan juga pelaksana sehingga dapat semakin banyak bercerita. Kegiatan ini akan dilakukan pada kegiatan awal Siklus II Pertemuan II.

a. Pelaksanaan Tindakan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A Peningkatan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah Ngalas 1 Klaten Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A Peningkatan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah Ngalas 1 Klaten Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 16

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERCERITA PADA ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR KARTUN PADA KELOMPOK B RA Pengembangan Kemampuan Bercerita Pada Anak Melalui Media Gambar Kartun Pada Kelompok B RA Sudirman Waru Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B MELALUI METODE BERCERITA DI TK Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B Melalui Metode Bercerita Di TK Jatirejo Ngargoyoso Karanganyar Tahun Ajaran 2011–2012.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA GAMBAR SERI PADA KELOMPOK A DI PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA GAMBAR SERI PADA KELOMPOK A DI TK ABA DOMPYONGAN JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 2011/20

0 0 17

MENGEMBANGKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA DI KELOMPOK B.1 RA AL ULYA BANDAR LAMPUNG

1 12 147

PENGENALAN SAINS MELALUI PERCOBAAN SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK KELOMPOK B (STUDI KASUS DI KB-RA IT AL-HUSNA YOGYAKARTA).

5 27 196

PENINGKATAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI MELALUI MEDIA BENDA KONKRET PADA ANAK KELOMPOK A1 DI RA AL HUSNA PAKUALAMAN YOGYAKARTA.

7 157 351

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 SEBAGAI LAMBANG BANYAKNYA BENDA MELALUI MEDIA BENDA ALAM PADA ANAK KELOMPOK “A” TK AL-HUSNA YOGYAKARTA.

0 3 138

Peningkatan Kemampuan Klasifikasi melalu puzzle

0 1 14