14
2. Manfaat Bercerita
Cerita merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pendekatan emosional kepada anak. Selain itu melalui cerita anak akan
mempunyai daya imajinasi yang tak terbatas, sehingga kemampuan kognisinya
akan Bertambah. Ada banya sekali manfaat yang dapat diperoleh dari adanya
cerita, terutama bagi anak usia dini, sebagaimana yang disebutkan dalam Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 95-115, dimana disana disebutkan bahwa ada
beberapa manfaat dari bercerita, yaitu: membantu pembentukan pribadi dan moral anak, menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi, memacu kemampuan verbal
anak , pengaruh cerita terhadap kecerdasan bahasa anak diakui oleh Leonhardt,
merangsang minat baca anak, membuka cakrawala pengetahuan anak.
Hampir sama dengan pendapat di atas, Bachtiar S. Bachir 2005: 11 mengatakan bahwa manfaat bercerita adalah dapat memperluas wawasan dan cara
berfikir anak, sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi menjadi hal baru baginya. Dari kedua pendapat yang telah disebutkan
diatas mengenai manfaat bercerita, dapat disimpulkan bahwa manfaat bercerita adalah untuk memperluas kemampuan imajinasi dan cara berfikir anak, dapat
membantu pembentukan moral pada anak, dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
Manfaat bercerita pada penelitian ini adalah, anak berani mengungkapkan apa yang ada dipikirannya, anak berani dan mampu berinteraksi dan
berkomunikasi dengan teman, dan gurunya melalui cerita yang dihasilkan.
15
3. Tema Cerita untuk Taman Kanak-kanak
Dalam suatu cerita ada yang disebut dengan tema , dimana dengan adanya tema ini kita dapat mengetahui bercerita mengenai apakah dongeng atau cerita
tersebut. Tema dapat diartikan sebagai gagasan, ide, atau pikiran utama, Sudjiman Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 39. Selain itu Keeney 1966: 89 mengatakan
bahwa, theme is not the moral of story. The theme of a story is not identical with subject of the story at least, not as we’ll us the term “theme” in our discussion
. Dengan demikian jelas bahwa tema tidak identik dengan subjek cerita dan bukan
pula moral cerita Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 39-40. Untuk anak Taman Kanak-kanak, cerita yang disuguhkan sebaiknya
memiliki tema tunggal, berupa tema sosial maupun tema ketuhanan. Tema yang sesuai untuk mereka antara : tema moral dan kemanusiaan menolong si lemah,
menengok teman, berkata jujur, menghindari riya, berterima kasih, membina persahabatan, tema binatang kera dan kura-kura, kancil dan harimau
Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 40. Disamping itu, tema yang disajikan untuk anak-anak TK seyogyanya bersifat tradisional. Tema tradisional berbicara
mengenai pertentangan baik buruk, perseteruan antara kebenaran dan kejahatan. Tema- tema tradisional sangat penting karena memiliki misi pedagogik dan
berperan dalam pembentukan pribadi anak untuk mencintai kebenaran dan menentang kejahatan. Umumnya tema tradisional sangat digemari oleh anak-anak,
Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 41. Bachtiar S. Bachri 2005: 51 menyatakan bahwa berdasarkan tentang
tema-tema cerita dan tujuan kegiatan bercerita, maka tema bercerita bagi siswa di
16
Taman Kanak- Kanak perlu disesuaikan dengan kemampuan dan kehidupan anak sehari- hari, misalnya;
a. Tema tentang hidup; cerita tentang ketuhanan sebagai dasar pemahaman tentang hidup.
b. Tema tentang kehidupan anak-anak; cerita tentang kebiasaan, dan pengenalan tentang diri sendiri yang perlu dilakukan oleh anak.
c. Tema tentang kehidupan manusia; cerita tentang pekerjaan, tugas, perilaku, adat istiadat, norma dari bapak,ibu, kakak, adik dan sebagainya.
d. Tema tentang kehidupan alam semesta hewan dan tumbuhan; cerita tentang kehidupan, perkembangbiakan, tempat hidup, makanan, sifat, kebiasaan,
angin, hujan, sawah, pasar, dan sebagainya. e. Tema tentang peristiwa kehidupan; cerita tentang kesenangan, cerita tentang
kesedihan yang mungkin dialaminya, dan sebagainya. Hampir sama dengan pendapat di atas Moeslichatoen, tt:156-159
menyebutkan jika ada beberapa tematopik kegiatan bercerita bagi anak, yakni: a. Tema berkaitan dengan pengalaman anak dengan binatang-binatang: burung,
katak, gajah, ayam, kura-kura, dan lain sebagainya. Dalam bercerita tentang burung, katak, ayam, gajah, kura-kura, dan lain sebagainya. Dalam cerita
tersebut guru dapat menjelaskan ciri penting, tempat tinggalnya, makanannya, cara berkembang biaknya, cara memelihara anaknya dan kegunaannya
b. Dalam bercerita tanaman guru dapat menjelaskan tentang bagian-bagian tanaman, ciri-ciri akarnya, ciri-ciri batangnya, ciri-ciri bunga dan buahnya,
warnanya,bentuknya, ukurannya, asal tanaman itu, bagaimana cara menanamnya, bagaimana cara merawatnya, menyiramnya, dan kegunaannya
bagi manusia.
c. Tema bercerita tentang peristiwa-peristiwa dalam masyarakat, meliputi : pasar malam, sirkus, musim panen padi, musim penghujan, musim kemarau, puasa
ramadhan, idul fitri, liburan sekolah, rekreasi, dan sebagainya. Dalam bercerita tentang peristiwa dalam masyarakat itu guru dapat menjelaskan apa
yang terjadi dan peristiwa apa itu, apa ciri-cirinya, apa yang kita lakukan menghadapi peristiwa itu, apa kegunaan bagi manusia, bagaimana kita
17
mengenalinya,bagaimana kita merasakannya, dan bagaimana menanggapinya, dan lain sebagainya.
Dari kedua pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tema- tema yang dapat digunakan untuk bercerita diambil dari hal-hal terdekat yang
terjadi disekitar anak, misalnya mengenai hewan peliharaan, tentang peristiwa yang terjadi di lingkungannya, mengenai kebiasaan dan adat istiadat tempat
tinggalnya dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan karena pada dasarnya anak belajar dari lingkungan sekitarnya sehingga anak juga akan mudah menangkap
sesuatu yang dekat dengan kesehariannya. Tema yang akan digunakan pada penelitian ini adalah mengenai profesi, dan mengenai segala hal yang berkaitan
dengan profesi
B. Kemampuan bahasa Anak 4-5 Tahun