Indikator Keberhasilan Pembahasan PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALU PUZZLE PADA KELOMPOK A KELAS AN-NUR DI RA AL – HUSNA PAKUALAMAN YOGYAKARTA.

47 Keterangan : 3 = Mampu 2 = Kurang mampu 1 = Belum mampu

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini adalah jika kemampuan anak dalan satu kelas telah mencapai lebih 76 selama penelitian yang dilakukan dari jumlah seluruh siswa Kelompok A Kelas An-Nur. Hasil ini diketahui berdasarkan instrumen pengamatan anak sejak pratindakan, Siklus I, dan Siklus II. Jika dalam Siklus I belum mendapatkan hasil yang diinginkan maka akan dilakukan siklus berikutnya hingga kemampuan bercerita anak meningkat sesuai indikator 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada tahap ini peneliti mengkaji dan menyajikan data kondisi awal kemampuan dan perkembangan kemampuan bercerita siswa-siswi Kelompok A Kelas An-nur di TK Al-Husna Pakualaman Yogyakarta. Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti sebanyak dua siklus dan setiap siklusnya dilaksanakan dengan dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10, 11, 16, dan 18 Februari 2016. Sebelum peneliti mendeskripsikan tindakan Siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu akan dideskripsikan kondisi awal siswa sebelum dilakukan tindakan.

1. Deskripsi Pratindakan

Kondisi Pratindakan yang dimaksud adalah gambaran tentang perkembangan kemampuan bercerita siswa-siswi Kelompok A Kelas An-nur di TK Al-Husna Pakualaman Yogyakarta sebelum dilakukan tindakan. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru Kelompok A Kelas An-Nur di TK Al-Husna Pakualaman Yogyakarta, diketahui bahwa kemampuan bercerita maupun kemampuan berbicara sisiwa-siswi Kelompok A Kelas An-Nur masih belum berkembang dengan maksimal, dimana sebagian besar anak masih malu dan takut dalam bercerita maupun berbicara. Perkembangan kemampuan bercerita siswa siswi Kelompok A Kelas An- Nur yang masih kurang ini juga dibuktikan oleh hasil wawancara peneliti dengan guru tersebut maka peneliti dan guru Kelas Kelompok A Kelas An-Nur sepakat u m g l k k b d h s d untuk melak meningkatka gambar. Ko lampiran ha kelas sepaka kemampuan Setel bercerita a diawali dari hal yang sa signifikan, h Perbandi dilihat dari g Grafik Pem kukan perba an kemamp ondisi kema alaman 85. D at untuk me n bercerita an lah dilakuk nak terlihat peningkatan ama juga te hal tersebut d ingan presen grafik pening mbandingan Pratind aikan berupa uan berceri ampuan awa Dari hasil ob lakukan pen nak dapat me kannya pene perubahan n di Siklus I erjadi di S dapat dilihat ntase pening gkatan kema Persentase p dakan, Akhir 20 40 60 80 100 tin 49 a melakukan ta anak den al bercerita bservasi ters nelitian guna eningkat. elitian terha yang terjad I dibandingk iklus II, di pada Gamb gkatan kema ampuan berc Gambar 4. peningkatan r Siklus I, da pra ndakan siklus I n penelitian ngan mengg prapenelitia sebut, maka a dapat mela adap perkem di pada setia kan dengan P i mana terja bar 4 dibawah ampuan berc cerita anak d n kemmapuan an Akhir Sik Isiklus II n tindakan k gunakan me an dapat di peneliti ber akukan perb mbangan k ap siklusnya Pratindakan, adi peningk h ini. cerita pada a ibawah ini. n bercerita a klus II kelas untuk edia puzzle ilihat pada rsama guru baikan agar kemampuan a, di mana , kemudian katan yang anak dapat anak pada 50

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Hal-hal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan Siklus I adalah sebagai berikut. 1 Menyesuaikan rencana penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan Rencana Kegiatan Harian yang dibuat oleh sekolah. Peneliti tidak menyusun Rencana Kegiatan Harian yang baru, akan tetapi hanya menyesuaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan peneliti dengan Rencana Kegiatan Harian yang telah dibuat oleh guru kelas. Peneliti bersama-sama dengan guru Kelas membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat penelitian sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian yang telah disusun. 2 Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang digunakan untuk mengetahui capaian kemampuan bercerita anak. Lembar observasi dibuat oleh peneliti dengan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. 3 Mempersiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan pada saat penelitian, yaitu dengan menggunakan media puzzle gambar. Puzzle gambar yang digunakan oleh peneliti adalah puzzle yang berkaitan dengan profesi, buah dan juga sayuran. 4 Mempersiapkan catatan lapangan dan dokumentasi yang digunakan untuk mencatat segala apa yang terjadi di lapangan ketika penelitian berlangsung. 51

b. Pelaksanaan Tindakan

Deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua adalah sebagai berikut. 1 Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama Siklus I pertemuan Pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Februari 2016 pukul 08.00-10.30 WIB. Pembelajaran dilakukan di sentra balok, dengan didampingi oleh Bu Sri selaku penanggung jawab di sentra balok. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut siswa mempelajari tentang barang-barang kebutuhan sehari-hari yang dijual di warung-warung sekitar rumah. Pembelajaran berlangsung aktif karena guru sentra senantiasa mengajak anak untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru mengenai tema yang sedang di laksanakan. Sedangkan bu Win selaku guru kelas membantu untuk mengkondisikan anak- anak agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.. Deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan Siklus I Pertemuan Pertama adalah sebagai berikut. Pada kegiatan awal pelaksanaan tindakan Siklus I Pertemuan Pertama, pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan oleh guru kelas yang bertujuan untuk mengkondisikan anak-anak menuju ke pembelajaran inti. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, menghafalkan hadits-hadits dan juga bernyanyi sambil bertepuk tangan. Setelah itu guru kelas mengajak anak- anak untuk mengabsen teman-teman mereka yang tidak masuk kelas. Seusai anak-anak selesai menyebutkan nama teman-teman mereka yang tidak masuk kelas, maka guru kelas kemudian mulai memberikan pengantar kepada anak-anak mengenai pembelajaran apa yang akan dipelajari pada hari ini. Setelah guru kelas 52 memberikan pengantar dan pengenalan mengenai peneliti kepada anak-anak, maka kemudian kegiatan inti diserahkan kepada guru sentra dan peneliti. Guru sentra menjelaskan kembali kepada anak-anak bahwa pada hari ini mereka akan belajar mengenai barang kebutuhan sehari-hari dan juga bermain puzzle serta menceritakannya. Kegiatan inti pada Siklus pertama dilaksanakan di sentra balok dan dipandu oleh ibu guru sentra, yaitu ibu Sri. Ibu Sri mengajak anak- anak untuk mengenal tentang berbagai macam kebutuhan sehari-hari. Anak-anak diajak untuk menyebutkan tentang berbagai macam kebutuhan sehari-hari yang dijual di warung-warung sekitar rumah. Kemudian ibu Sri juga menjelaskan tentang alat permaianan yang akan digunakan untuk bermain peran. Disana ada berbagai macam tiruan barang yang biasa dijual sebagai bahan kebutuhan sehari-hari. Dan nanti anak-anak akan bergantian peran sebagai penjual dan pembeli. Lalu bu Sri juga mengingatkan kembali bahwa nanti anak-anak dipersilahkan untuk bermain puzzle dan bercerita tentang puzzle yang dimainkan bersama dengan peneliti. Setelah itu ibu Sri membagi anak-anak ke dalam 3 Kelompok. Dimana Kelompok pertama anak-anak bermain peran sebagai penjual dan pembeli, kemudian Kelompok kedua anak-anak bermaian puzzle dan bercerita. Sedangkan Kelompok ketiga menulis 8 kebutuhan pokok yang merupakan kebutuhan sehari-hari. Semua anak memiliki kesempatan untuk melakukan 3 kegiatan tersebut secara bergiliran, jika kegiatan pertama sudah selesai maka selanjutnya akan pindah ke kegiatan kedua dan seterusnya. 53 Pada Siklus I hari pertama ini peneliti menggunakan beberapa puzzle dengan gambar yang bermacam-macam yang sengaja dicampur, ada buah-buahan, sayur-sayuran, dan alat transportasi dan juga bagian-bagian tubuh manusia. Pada tempat bermain puzzle yang dipandu oleh peneliti mempersilahkan anak-anak untuk memilih puzzle mana yang akan digunakan untuk bermain. Setelah mereka memilih kemudian peneliti memanggil 1 anak untuk melihatnya menyusun puzzle, dan kemudian menndengarkan apa yang diceritakan anak dari puzzle tersebut sambil peneliti memberikan pertanyaan pula untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan anak tentang gambar tersebut. Kebetulan pada kloter pertama, anak- anak yang dipanggil ibu guru untuk bercerita adalah anak-anak yang memang kurang dapat bercerita dan cenderung diam. Ada 5 anak yang ada bersama dengan peneliti untuk bermain puzzle,mereka adalah GAND, FAR, KAY, AZK, PRA. Kelima anak ini adalah anak-anak yang pada awalnya memang selalu diam. Ketika diawal mereka terlihat takut untuk mendekat, tapi setelah peneliti minta untuk mendekat, maka mereka mulai mencoba untuk mendekat. Kemudian peneliti berkenalan satu per satu dengan masing-masing anak. Setelah itu peneliti mempersilahkan mereka untuk memilih puzzle mana yang akan digunakan untuk bermain. Mereka langsung memilih puzzle yang mereka suka, FAR sempat agak berebut dengan PRA karena mereka sama-sama memilih puzzle bergambar strawberry. KAY memilih puzzle bergambar apel, AZK memilih puzzle sawi, GAND memilih puzzle truck, dan FAR memilih puzzle jari. Dari kelima anak ini, semuanya belum dapat bercerita sesuai dengan yang seharusnya, sehingga peneliti perlu bertanya berkali-kali agar dapat berinteraksi dengan dengan mereka. 54 Apalagi FAR yang memang perlu perhatian ekstra karena belum lancar berbicara. Setelah selesai bermain puzzle dan mencoba mengajak anak-anak untuk berbicara, kemudian peneliti mengembalikan waktu kepada guru kelas. Guru mengajak anak berkumpul kemudian bersama-sama duduk melingkar. Kemudian guru melakukan tanya jawab mengenai bermacam-macam bahan-bahan kebutuhan pokok yang sudah dipelajari bersama. Setelah itu guru mengajak anak-anak untuk menyebutkan kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan pada hari itu. Serta guru juga menanyakan apakah anak-anak tadi bercerita dan bermain puzzle dengan baik bersama peneliti. Selesai bertanya, ibu guru memberikan waktu kepada anak-anak untuk bergantian mencuci tangan, selesai mencuci tangan anak diminta untuk duduk bersam dan makan bersama. Setelah selesai makan lalu anak-anak bersiap untuk pulang. Sebelumnya ibu guru memimpin do’a dan memberikan pesan kepada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan setelah sampai di rumah. Kemudian anak-anak pulang 2 Tindakan Siklus I Pertemuan Kedua Siklus I Pertemuan Kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Februari 2016 pukul 08.00-10.30 WIB. Pembelajaran dilakukan di sentra seni, dengan didampingi oleh ibu guru sentra selaku penanggung jawab di sentra seni. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut siswa mempelajari tentang profesi-profesi yang ada di lingkungan sekitar anak-anak. Pembelajaran berlangsung aktif karena guru sentra senantiasa mengajak anak untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru mengenai tema yang sedang dilaksanakan. Sedangkan bu Win selaku guru kelas membantu untuk mengkondisikan anak-anak agar dapat mengikuti 55 pembelajaran dengan baik. Deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan Siklus I Pertemuan II adalah sebagai berikut. Pada kegiatan awal pelaksanaan tindakan Siklus I Pertemuan II, pelaksanaan tindakan tersebut diambil alih oleh guru kelas yang bertujuan untuk mengkondisikan anak-anak menuju ke pembelajaran inti. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, menghafalkan hadits-hadits dan juga bernyanyi sambil bertepuk tangan. Setelah itu guru kelas mengajak anak- anak untuk mengabsen teman-teman mereka yang tidak masuk kelas. Seusai anak-anak selesai menyebutkan nama teman-teman mereka yang tidak masuk kelas, maka guru kelas kemudian mulai memberikan pengantar kepada anak-anak mengenai pembelajaran apa yang akan dipelajari pada hari ini. Setelah guru kelas memberikan pengantar dan pengenalan mengenai peneliti kepada anak- anak , maka kemudian kegiatan inti diserahkan kepada guru sentra dan peneliti. Guru sentra menjelaskan kembali kepada anak-anak bahwa pada hari ini mereka akan belajar mengenai bermacam-macam profesi yang ada di sekitar anak-anak beserta alat dan pakaian-pakaian yang menjadi identitas dari masing- masing profesi tersebut. Selain itu guru sentra juga menjelaskan kepada anak-anak bahwa anak-anak nanti akan dipersilahkan untuk bermain puzzle serta menceritakannya kepada peneliti. Kegiatan inti pada Siklus I Pertemuan II dilaksanakan di sentra balok dan dipandu oleh ibu guru sentra. Ibu guru sentra mengajak anak- anak untuk mengenal tentang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang ada di sekitar anak-anak. Selain itu anak-anak juga diajak untuk menyebutkan tentang berbagai 56 macam pakaian dan juga alat- alat yang biasa digunakan sebagai identitas dari suatu pekerjaan tertentu. Setelah anak-anak memahami berbagai macam pekerjaan yanag ada di sekitar mereka. Lalu mereka diminta untuk menjahit topi polisi, yang digunakan sebagai identitas seorang polisi. Lalu ibu guru sentra juga mengingatkan kembali bahwa nanti anak-anak dipersilahkan untuk bermain puzzle dan bercerita tentang puzzle yang dimainkan bersama dengan peneliti. Setelah itu ibu guru sentra membagi anak-anak ke dalam 3 Kelompok. Di mana kelompok pertama anak-anak mengerjakan tugas menempel gambar sesuai dengan profesinya, kemudian kelompok kedua anak-anak bermaian puzzle dan bercerita. Sedangkan akan belajar menjahit topi polisi. Semua anak memiliki kesempatan untuk melakukan 3 kegiatan tersebut secara bergiliran, jika kegiatan pertama sudah selesai maka selanjutnya akan pindah ke kegiatan kedua dan seterusnya. Pada Siklus I Pertemuan II ini peneliti menggunakan beberapa puzzle dengan gambar yang bermacam-macam profesi yang ada di sekitar anak, misalnya: polisi, koki, dokter, dan lain sebagainya. Pada tempat bermain puzzle yang dipandu oleh peneliti mempersilahkan anak-anak untuk memilih puzzle mana yang akan digunakan untuk bermain. Setelah mereka memilih kemudian peneliti memanggil 1 anak untuk melihatnya menyusun puzzle, dan kemudian mendengarkan apa yang diceritakan anak dari puzzle tersebut sambil peneliti memberikan pertanyaan pula untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan anak tentang gambar tersebut. Pada Pertemuan II ini peneliti masih ingin tahu dengan kemampuan bercerita dari AZK, DES, FAR, PRA, dan SYH. Seperti hari pertama AZK masih terlihat malu dan takut dengan peneliti, sehingga perlu lebih banyak 57 waktu bagi peneiti untuk tetap dapat berinteraksi dengan AZK. Begitu juga dengan FAR yang masih belum dapat diajak banyak berkomunikasi. Pada Pertemuan II ini peneliti mengamati jika FAR lebih banyak termenung dan bengong. Banyak pertanyaan yang peneliti lontarkan yang hanya dijawab dengan senyum dan kata “nggak tahu”. Begitu juga interaksi yang dilakukan dengan teman-temannya juga masih belum terlihat. Hanya sebentar saja peneliti bisa bercerita bersama dengan FAR. Untuk Des ,Pra, dan Syh, hari ini sudah terlihat sedikit peningkatannya, di mana mereka sudah tidak terlihat takut lagi bahkan sudah mulai ada yang meminta pangku selama bercerita. Selesai bercerita kemudian guru mengajak anak berkumpul kemudian bersama-sama duduk melingkar. Kemudian guru melakukan tanya jawab mengenai bermacam-macam bahan-bahan kebutuhan pokok yang sudah dipelajari bersama. Setelah itu guru mengajak anak-anak untuk menyebutkan kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan pada hari itu. Serta guru juga menanyakan apakah anak-anak tadi bercerita dan bermain puzzle dengan baik bersama peneliti. Selesai bertanya, ibu guru memberikan waktu kepada anak-anak untuk bergantian mencuci tangan, selesai mencuci tangan anak diminta untuk duduk bersama dan makan bersama.. Setelah selesai makan lalu anak-anak bersiap untuk pulang. Sebelumnya ibu guru memimpin do’a dan memberikan pesan kepada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan setelah sampai di rumah. Kemudian anak-anak pulang.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya untuk mengetahui aktivitas pelaksana tindakan dan siswa dalam proses pembelajaran 58 selama di dalam kelas dan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, serta interaksi antar peneliti dengan anak-anak selama peneliti melakukan kegiatan bersama ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut: 1 Sebagian anak masih terlihat merasa takut dan belum nyaman sehingga mungkin itu yang membuat mereka belum banyak bercerita. 2 Terdapat satu siswa yang memerlukan pendampingan khusus dari guru karena kurang konsentrasi terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung dan selalu memisahkan diri dari teman-temannya, serta belum dapat berinteraksi dengan teman lainnya. 3 Hasil dari penelitian pada Siklus I menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa yang belum dapat bercerita sesuai dengan perkembangannya. 4 Terdapat satu anak yang masih selalu mengulangi kata terakhir yang diucapkan setidaknya 3 kali pengulangan. 5 Masih terdapat beberapa anak yang sangat diam, bahkan ketika ditanya pun hanya menjawab dengan pandangan mata dan anggukan kepala saja. 59 Pada tindakan Siklus I juga terdapat beberapa aspek yang sudah tercapai selama proses tindakan Siklus I di mana ada beberapa peningkatan kemampuan bercerita melalui media puzzle gambar,meskipun baru terjadi pada separuh siswa Kelas An-Nur yaitu sebagai berikut. 1 Anak semangat dan merasa tertarik dengan media yang disiapkan oleh peneliti karena berwarna-warni dan gambar yang ada di puzzle belum pernah digunakan anak sebelumnya. 2 Ketertarikan anak yang besar membuat sebagian anak bersemangat untuk bertanya dan bercerita mengenai gambar yang dilihat di dalam puzzle gambar tersebut. 3 Anak-anak diberikan kesempatan untuk mencoba 5 puzzle berbeda setiap harinya dan dipersilahkan puzzle mana yang akan digunakan untuk bercerita kepada peneliti. 4 Sebagian besar anak tidak merasa kesulitan dalam menyusun puzzle, karena puzzle yang digunakan oleh peneliti adalah puzzle yang terdiri dari 4-6 keping bagian. 5 Pelaksana tindakan sudah memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih kegiatan yang diinginkan terlebih dahulu. 6 Peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada anak selama melakukan pendampingan kegiatan, dan juga selalu memancing anak-anak agar dapat mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka. 7 Pelaksana dan peneliti membebaskan anak untuk menentukan giliran bermain mereka, dan mempersilahkan mereka ketika mereka sudah siap untuk bercerita 60 8 Peneliti dan pelaksana kegiatan tidak memaksakan anak yang belum mau bercerita untuk bercerita. Hasil observasi tindakan Siklus I Pertemuan Pertama selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 89 dan hasil observasi tindakan Siklus I Pertemuan Kedua selengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 91. Hasil peningkatan kemampuan bercerita anak pada Siklus I melalui media puzzle pada Kelompok A Kelas An-Nur di RA Al-Husna Pakualaman Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11 Februari 2016 menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata anak mencapai 3-5 kata dalam satu kalimat. Pada siklus pertama ini persentase kemampuan bercerita anak sebanyak 66,17 . Data hasil kemampuan bercerita anak dapat dilihat pada lampiran halaman 87.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi Siklus I, pelaksana dan pengamat tindakan berdiskusi untuk mencari tahu penyebab terjadinya kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pembelajaran. Refleksi terhadap proses dan hasil pelaksanaan tindakan didasarkan dari data hasil pengamatan selama kegiatan berlangsung. Hasil diskusi antara pelaksana dan pengamat tindakan menunjukkan bahwa kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1 Terdapat beberapa anak yang memang dari awal pendiam sehingga pengamat dan pelaksana tindakan harus lebih melakukan pendekatan emosional. 61 2 Terjadi antrian dalam bermain puzzle, karena hampir semua anak ingin bermain puzzle. Sehingga untuk Siklus I Pertemuan Kedua , anak akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil agar tidak terjadi antrian. 3 Ada beberapa anak yang masih merasa sulit dalam menyusun puzzle sehingga hanya memutar-mutar kepingan puzzle dan mencari puzzle yang dirasa paling mudah untuk disusun. 4 Anak-anak yang berada di zona puzzle dirasa terlalu banyak, karena hampir semua ingin bermain puzzle sehingga agak menyulitkan peneliti dan pelaksana dalam melakukan pengamatan dan penilaian kepada masing-masing anak. 5 Puzzle yang disiapkan peneliti tidak sama dan beragam sehingga peneliti sulit untuk mengukur sejauh mana kemampuan anak karena topik cerita yang diutarakan berbeda-beda. Penggunaan media puzzle untuk meningkatkan kemampuan bercerita anak Kelompok A yang dideskripsikan di atas dan dilakukan oleh pelaksana tindakan sudah baik sebab semua kekurangan yang terjadi selama pembelajaran dapat dijelaskan oleh pelaksana tindakan dan diterima oleh pengamat tindakan. Siklus II berikut dilakukan untuk lebih mengetahui hasil peningkatan kemampuan bercerita anak dengan menggunakan media puzzle.

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan pada Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada Siklus II hampir sama dengan perencanaan tindakan pada Siklus I. Pelaksanaan tindakan pada Siklus II dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi pada Siklus I. Kekurangan-kekurangan yang terjadi 62 pada pelaksanaan tindakan Siklus I diperbaiki pada pelaksanaan tindakan Siklus II. Pada tahap perencanaan Siklus II, peneliti membagi tahap ini ke dalam 2 tahapan yaitu tahap perencanaan umum dan tahap perencanaan khusus. Hal-hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan umum Siklus II adalah sebagai berikut. 1 Menyesuaikan rencana penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan Rencana Kegiatan Harian yang dibuat oleh sekolah. Peneliti tidak menyusun Rencana Kegiatan Harian yang baru, akan tetapi hanya menyesuaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan peneliti dengan Rencana Kegiatan Harian yang telah dibuat oleh guru kelas. Peneliti bersama-sama dengan guru kelas membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat penelitian sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian yang telah disusun. 2 Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang digunakan untuk mengetahui capaian kemampuan bercerita anak. Lembar observasi dibuat oleh peneliti dengan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. 3 Mempersiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan pada saat penelitian, yaitu dengan menggunakan media puzzle gambar. Puzzle gambar yang digunakan oleh peneliti adalah puzzle yang berkaitan dengan profesi, hanya polisi dan pilot. 4 Mempersiapkan catatan lapangan dan dokumentasi yang digunakan untuk mencatat segala apa yang terjadi di lapangan ketika penelitian berlangsung. 63 Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I maka hal–hal yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan khusus Siklus II adalah sebagai berikut. 1 Terhadap hasil observasi nomor 1, mengajak siswa untuk bersama-sama melakukan kegiatan awal,ketika ada satu dua anak yang tidak dapat fokus terhadap pembelajaran maka guru Kelas dan guru sentra akan memfokuskan kembali minat dan ketertarikan anak di awal pembelajaran. 2 Terhadap hasil observasi nomor 2, pelaksana tindakan perlu memberikan perhatian khusus kepada anak yang memerlukan pendampingan khusus tersebut. Karena anak tersebut membutuhkan motivasi dan perhatian lebih dari guru ketika proses belajar mengajar berlangsung. 3 Tentang hasil observasi nomor 3, pengamat dan pelaksana tindakan harus berusaha memancing anak yang belum dapat bercerita banyak dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengena agar semakin banyak anak yang dapat bercerita lebih banyak. 4 Tentang hasil observasi nomor 4, pelaksana harus bisa melatih satu anak tersebut, agar dapat cukup mengatakan satu kali saja untuk setiap kata yang ia ucapkan. Bisa dilakukan dengan lebih banyak mengajaknya bercerita agar lebih banyak mendapat bahan observasi mengenai sebab ia selalu mengulang- ulang kata terakhir yang ia dengar. 5 Tentang hasil observasi nomor 5, pelaksana harus lebih aktif lagi dalam menarik perhatian anak-anak bisa dilakukan dengan memeberikan pertanyaan yang dapat memancing anak agar anak dapat bercerita lebih banyak lagi. Harus sering mengajak anak bercakap-cakap dan bercanda agar anak merasa 64 nyaman terhadap pengamat dan juga pelaksana sehingga dapat semakin banyak bercerita. Kegiatan ini akan dilakukan pada kegiatan awal Siklus II Pertemuan II.

a. Pelaksanaan Tindakan

Deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua adalah sebagai berikut. 1 Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama Siklus II Pertemuan Pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Februari 2016 pukul 08.00-10.30 WIB. Pembelajaran dilakukan di sentra aksara, dengan didampingi oleh Bu Ana selaku penanggung jawab di sentra aksara. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut siswa mempelajari tentang profesi-profesi yang ada di sekitar anak-anak. Pembelajaran berlangsung aktif karena guru sentra senantiasa mengajak anak untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru mengenai tema yang sedang di laksanakan. Sedangkan bu Win selaku guru Kelas membantu untuk mengkondisikan anak- anak agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan Siklus II Pertemuan Pertama adalah sebagai berikut. Pada kegiatan awal pelaksanaan tindakan Siklus II Pertemuan Pertama, pelaksanaan tindakan tersebut diambil alih oleh guru Kelas yang bertujuan untuk mengkondisikan anak-anak menuju ke pembelajaran inti. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, menghafalkan hadits-hadits dan juga bernyanyi sambil bertepuk tangan. Setelah itu guru kelas mengajak anak- anak untuk mengabsen 65 teman-teman mereka yang tidak masuk kelas. Seusai anak-anak selesai menyebutkan nama teman-teman mereka yang tidak masuk kelas, maka guru kelas kemudian mulai memberikan pengantar kepada anak-anak mengenai pembelajaran apa yang akan dipelajari pada hari ini. Setelah guru kelas memberikan pengantar, maka kemudian kegiatan inti diserahkan kepada guru sentra dan peneliti. Guru sentra menjelaskan kembali kepada anak-anak bahwa pada hari ini mereka akan belajar mengenai bermacam-macam profesi yang ada di sekitar anak-anak beserta alat dan pakaian-pakaian yang menjadi identitas dari masing-masing profesi tersebut. Selain itu guru sentra juga menjelaskan kepada anak- anak bahwa anak-anak nanti akan dipersilahkan untuk bermain puzzle serta menceritakannya kepada peneliti. Kegiatan inti pada Siklus I dilaksanakan di sentra aksara dan dipandu oleh ibu guru sentra, yaitu ibu Ana. Ibu Ana mengajak anak- anak untuk mengenal tentang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang ada di sekitar anak-anak. Selain itu anak-anak juga diajak untuk menyebutkan tentang berbagai macam pakaian dan juga alat-alat yang biasa digunakan sebagai identitas dari suatu pekerjaan tertentu. Setelah anak-anak memahami berbagai macam pekerjaan yanag ada di sekitar mereka. Lalu mereka diminta untuk menyebutkan seragam dan aksesoris yang digunakan oleh polisi,misalnya : peluit, sarung tangan, topi polisi, sabuk polisi, rompi polisi dan lain sebagainya, yang juga berfungsi sebagai identitas seorang polisi. Lalu ibu guru sentra juga mengingatkan kembali bahwa nanti anak-anak dipersilahkan untuk bermain puzzle yang berkaitan dengan 66 profesi dan bercerita tentang puzzle yang dimainkan bersama dengan peneliti. Setelah itu ibu guru sentra membagi anak-anak ke dalam 3 kelompok Di mana kelompok pertama anak-anak mengerjakan tugas menempel gambar sesuai dengan profesinya, kemudian kelompok kedua anak-anak bermaian puzzle dan bercerita. Sedangkan akan belajar menjahit topi polisi. Semua anak memiliki kesempatan untuk melakukan 3 kegiatan tersebut secara bergiliran, jika kegiatan pertama sudah selesai maka selanjutnya akan pindah ke kegiatan kedua dan seterusnya. Pada Siklus I Pertemuan Kedua ini peneliti menggunakan beberapa puzzle dengan gambar yang bermacam-macam profesi yang ada di sekitar anak, misalnya: polisi dan pilot. Pada tempat bermain puzzle yang dipandu oleh peneliti mempersilahkan anak-anak untuk memilih puzzle mana yang akan digunakan untuk bermain. Setelah mereka memilih kemudian peneliti memanggil 1 anak untuk melihatnya menyusun puzzle, dan kemudian menndengarkan apa yang diceritakan anak dari puzzle tersebut sambil peneliti memberikan pertanyaan pula untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan anak tentang gambar tersebut. Hari ini peneliti bermain dengan anak-anak kembali. Kali ini anak-anak yang bermain puzzle peneliti bagi dalam dua kelompok, sehingga mereka bercerita tiga- tiga. Terlihat jika anak-anak lebih semangat. Hampir semua anak sudah berani bercerita dan menjawab pertanyaan peneliti. Kalimat-kalimat yang digunakan juga sudah terdiri dari 4-5 suku kata. Yang masih perlu mendapat perhatian yaitu AZR dan FAR. AZR sudah menunjukkan beberapa peningkatannya pada Siklus II ini. Sedangkan FAR masih belum dapat bercerita seperti yang lainnya. Peneliti masih berusaha untuk 67 mengajak FAR berbicara dan bercerita , tapi yang keluar masih saja hanya 1-2 kata saja. Selesai bermain dengan anak-anak kemudian guru mengajak anak berkumpul kemudian bersama-sama duduk melingkar. Kemudian guru melakukan tanya jawab mengenai bermacam-macam bahan-bahan kebutuhan pokok yang sudah dipelajari bersama. Setelah itu guru mengajak anak-anak untuk menyebutkan kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan pada hari itu. Serta guru juga menanyakan apakah anak-anak tadi bercerita dan bermain puzzle dengan baik bersama peneliti. Selesai bertanya, ibu guru memberikan waktu kepada anak-anak untuk bergantian mencuci tangan, selesai mencuci tangan anak diminta untuk duduk bersama dan makan bersama. Setelah selesai makan lalu anak-anak bersiap untuk pulang. Sebelumnya ibu guru memimpin do’a dan memberikan pesan kepada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan setelah sampai dirumah. Kemudian anak-anak pulang. 2 Tindakan Siklus II Pertemuan Kedua Siklus II Pertemuan Kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Februari 2016 pukul 08.00-10.30 WIB. Pembelajaran dilakukan di sentra aksara, dengan didampingi oleh Bu Ana selaku penanggung jawab di sentra aksara. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut siswa mempelajari tentang profesi-profesi yang ada di sekitar anak-anak. Pembelajaran berlangsung aktif karena guru sentra senantiasa mengajak anak untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru mengenai tema yang sedang dilaksanakan. Sedangkan bu Win selaku guru kelas membantu untuk mengkondisikan anak- anak agar dapat mengikuti pembelajaran 68 dengan baik. Deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan Siklus II Pertemuan Kedua adalah sebagai berikut: Pada kegiatan awal pelaksanaan tindakan Siklus II Pertemuan Kedua, pelaksanaan tindakan tersebut diambil alih oleh guru kelas yang bertujuan untuk mengkondisikan anak-anak menuju ke pembelajaran inti. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, menghafalkan hadits-hadits dan juga bernyanyi sambil bertepuk tangan. Setelah itu guru kelas mengajak anak- anak untuk mengabsen teman-teman mereka yang tidak masuk kelas. Seusai anak-anak selesai menyebutkan nama teman-teman mereka yang tidak masuk kelas, maka guru kelas kemudian mulai memberikan pengantar kepada anak-anak mengenai pembelajaran apa yang akan dipelajari pada hari ini. Setelah guru Kelas memberikan pengantar dan pengenalan mengenai peneliti kepada anak-anak, maka kemudian kegiatan inti diserahkan kepada guru sentra dan peneliti. Guru sentra menjelaskan kembali kepada anak-anak bahwa pada hari ini mereka akan belajar mengenai bermacam-macam profesi yang ada di sekitar anak-anak beserta alat dan pakaian-pakaian yang menjadi identitas dari masing-masing profesi tersebut. Selain itu guru sentra juga menjelaskan kepada anak- anak bahwa anak- anak nanti akan dipersilahkan untuk bermain puzzle serta menceritakannya kepada peneliti. Kegiatan inti pada Siklus Kedua dilaksanakan di sentra balok dan dipandu oleh ibu guru sentra. Ibu guru sentra mengajak anak- anak untuk mengenal tentang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang ada di sekitar anak-anak. Selain itu anak-anak juga diajak untuk menyebutkan tentang berbagai 69 macam pakaian dan juga alat- alat yang biasa digunakan sebagai identitas dari suatu pekerjaan tertentu. Setelah anak-anak memahami berbagai macam pekerjaan yang ada di sekitar mereka. Lalu mereka diminta untuk menjahit topi polisi, yang digunakan sebagai identitas seorang polisi. Lalu ibu guru sentra juga mengingatkan kembali bahwa nanti anak-anak dipersilahkan untuk bermain puzzle dan bercerita tentang puzzle yang dimainkan bersama dengan peneliti. Setelah itu ibu guru sentra membagi anak-anak ke dalam tiga kelompok. Dimana kelompok pertama anak-anak mengerjakan tugas menempel gambar sesuai dengan profesinya, kemudian kelompok kedua anak-anak bermaian puzzle dan bercerita. Sedangkan akan belajar menjahit topi polisi. Semua anak memiliki kesempatan untuk melakukan 3 kegiatan tersebut secara bergiliran, jika kegiatan pertama sudah selesai maka selanjutnya akan pindah ke kegiatan kedua dan seterusnya. Pada Siklus Kedua hari kedua ini peneliti menggunakan beberapa puzzle dengan gambar yang bermacam-macam profesi yang ada di sekitar anak, misalnya: polisi dan pilot. Pada tempat bermain puzzle yang dipandu oleh peneliti mempersilahkan anak-anak untuk memilih puzzle mana yang akan digunakan untuk bermain. Setelah mereka memilih kemudian peneliti memanggil 1 anak untuk melihatnya menyusun puzzle, dan kemudian menndengarkan apa yang diceritakan anak dari puzzle tersebut sambil peneliti memberikan pertanyaan pula untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan anak tentang gambar tersebut. Sampai hari kedua siklus kedua ini semua anak sudah dapat bercerita mandiri. Walaupun satu-dua masih ada yang perlu dipancing pertanyaan oleh peneliti. 70 Sejauh ini yang belum meningkat kemampuan berceritanya adalah FAR saja. Di hari terakhir FAR cenderung lebih manja kepada peneliti, sehingga peneliti lebih mudah ketika memancing pertanyaan kepada FAR agar ia dapat belajar bercerita. Tapi cerita FAR hari ini masih sedikit dan terpotong-potong bermain puzzle yang lainnya. Tak lama kemudian ibu guru memberitahu jika waktu belajar telah usai dan ibu guru mengajak anak berkumpul kemudian bersama-sama duduk melingkar. Kemudian guru melakukan tanya jawab mengenai bermacam-macam bahan-bahan kebutuhan pokok yang sudah dipelajari bersama. Setelah itu guru mengajak anak-anak untuk menyebutkan kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan pada hari itu. Serta guru juga menanyakan apakah anak-anak tadi bercerita dan bermain puzzle dengan baik bersama peneliti. Selesai bertanya, ibu guru memberikan waktu kepada anak-anak untuk bergantian mencuci tangan, selesai mencuci tangan anak diminta untuk duduk bersam dan makan bersama. setelah selesai makan lalu anak-anak bersiap untuk pulang. Sebelumnya ibu guru memimpin do’a dan memberikan pesan kepada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan setelah sampai di rumah. Kemudian anak-anak pulang

b. Observasi

Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya untuk mengetahui aktivitas pelaksana tindakan dan siswa dalam proses pembelajaran selama di dalam kelas dan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. 71 Hasil observasi terhadap peningkatan kemampuan bercerita anak dengan menggunakan media puzzle gambar pada tindakan Siklus II menunjukkan bahwa semua aspek sudah tercapai, adapun hasilnya sebagai berikut. 1 Anak-anak tetap tertarik dengan permainan puzzle, ketertarikan anak-anak ditunjukkan dengan cara semua anak ingin bermain puzzle gambar. 2 Anak-anak semua dapat menyelesaikan puzzle gambar dengan tema profesi di mana pada Siklus II, puzzle gambar tidak disediakan dengan banyak pilihan seperti Siklus I . Pada Siklus II ini,anak-anak dipersilahkan memilih satu puzzle untuk diceritakan di antara 3 puzzle saja. 3 Pengamat dan pelaksana tindakan semakin tahu perkembangan peningatan kemampuan bercerita anak-anak. 4 Pelaksana tindakan sudah menyediakan alat peraga edukatif berupa puzzle gambar bertema profesi dengan keping berjumlah 4-6 keping. 5 Anak-anak diberikan kesempatan untuk memilih dan mencoba puzzle mana yang akan dimainkan dan puzzle mana yang akan digunakan untuk bercerita. 6 Siswa dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan. 7 Pelaksana tindakan sudah memberi kesempatan pada anak untuk menceritakan pengalaman mereka berdasarkan puzzle yang mereka susun. 8 Pelaksana tindakan memberikan kesempatan pada anak-anak untuk meminta bantuan jika memang belum dapat menyelesaikan penyusunan puzzle mereka. Hasil peningkatan kemampuan bercerita anak pada Siklus II melalui media puzzle gambar pada Kelompok A Kelas An-Nur di RA Al-Husna Pakualaman Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 16 dan 18 Februari 72 2016 menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata anak adalah sebanyak kurang 4-5 kata dalam satu kalimat. Anak-anak yang mencapai kemampaun tersebuat ada 16 anak 84,2 sedangkan anak-anak yang belum banya bercerita sebanyak 2 anak 10,5. Sedangkan yang tidak masuk ada 1 anak 5,2

c. Refleksi

Data hasil observasi dalam proses peningkatan kemampuan bercerita melalui media puzzle gambar yang telah diuraikan di atas digunakan oleh pelaksana dan pengamat tindakan untuk melakukan refleksi. Hasil refleksi tersebut memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan penggunaan media puzzle gambar yang dideskripsikan di atas telah diterapkan secara optimal dan sudah tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga mampu membantu meningkatkan kemampuan bercerita anak-anak Kelompok A Kelas An-Nur RA Al-Husna Pakualaman Yogyakarta. Hal itu dibuktikan oleh hasil cerita dan banyaknya kata-kata yang diucapkan oleh anak-anak pada akhir Siklus II, banyaknya anak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti, dan sebagainya yang menunjukkan bahwa semua siswa berhasil mencapai kemampuan bercerita sesuai dengan usianya pada akhir Siklus II yaitu sebanyak 89,70. Berdasarkan hasil di atas maka pembelajaran dikatakan berhasil dan penelitian dihentikan.

B. Pembahasan

Hasil penelitian pada Siklus I menunjukkan bahwa kemampuan bercerita anak sudah mengalami sedikit peningkatan. Hal itu ditunjukkan oleh hasil pengamatan dan observasi pada akhir Siklus I bahwa kemampuan bercerita anak 73 mencapai 66,17 . Hal ini terlihat cukup baik jika dibandingkan dengan kondisi kemampuan anak pada saat pra tindakan. Pada penelitian yang dilakukan di Siklus I, dimana dari data yang didapatkan menunjukkan bahwa belum semua siswa dapat bercerita sesuai dengan perkembangannya. Hal itu terkait dengan pelaksanaan tindakan pada Siklus I. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan tersebut menunjukkan bahwa di dalam proses pembelajaran bercerita , anak masih takut untuk bercerita kepada guru, hanya beberapa anak saja yang berani bercerita dengan lancar. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya stimulasi yang dilakukan sehingga kemampuan verbal anak belum dapat berkembang dengan baik. Dan salah satu manfaat dari bercerita adalah dapat mengembangkan kemampuan verbal anak. Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Tadkiroatun Musfiroh 2005 :95-115, dimana disana disebutkan bahwa ada beberapa manfaat dari bercerita, yaitu: membantu pembentukan pribadi dan moral anak, menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi, memacu kemampuan verbal anak , pengaruh cerita terhadap kecerdasan bahasa anak diakui oleh Leonhardt, merangsang minat baca anak, membuka cakrawala pengetahuan anak. Selain media yang harus menarik bagi anak, proses bercerita yang dilakukan oleh anak juga merupakan poin utama dalam penelitian ini. Pada Siklus Pertama ini kemampuan bercerita anak yang muncul pada saat penelitian adalah sebagai berikut: anak bercerita dengan kosa kata 3-4 kosakata dalam satu kalimat, belum semua anak dapat menjawab pertanyaan dari peneliti, dan masih ada beberapa anak yang salah dalam penggunaan kata benda, kata kerja,dan kata ganti. Hal ini belum sesuai dengan beberapa indikator kemampuan 74 bahasa menurut Yuliani Nurani Sujiono 2009:160, yang biasa digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan kemampuan bercerita anak usia 3-4 tahun yaitu: a Dapat berbicara menggunakan kalimat sederhana yang terdiri dari 4-5 kata,, b Mampu melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar, c Menyebut nama, jenis kelamin dan umurnya, d Menyebut nama panggilan orang lain teman, kakak, adik dan saudara yang telah dikenalnya, e Mengerti bentuk pertanyaan dengan menggunakan, apa, mengapa, dan bagaimana, f Dapat mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, dan mengapa, g Dapat menggunakan kata depan: di dalam, di luar, di atas, di bawah, dan di samping, dan lain sebagainya. Pada Siklus Pertama hanya separuh dari jumlah total siswa yang dapat bercerita sebagaimana anak-anak seusianya. Banyak faktor yang mempengaruhi perbedaan perkembangan kemampuan bercerita pada anak-anak tersebut. Diantaranya kurangnya perhatian dan stimulasi yang diberikan dan di lakukan oleh orang tua untuk merangsang perkembangan kemempuan berbahasa dan bercerita pada anak-anaknya. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Wali Kelas An-Nur, dikatakan bahwa ada beberapa anak yang terlambat dalam kemampuan berbahasanya karena orang tua yang terlalu sibuk bekerja, sehingga anak terbiasa untuk diam dan kurang dapat bersosialisasi dengan teman lainnya. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang baik dari sekolah dan orang tua agar semua anak agar perkembangan masing-masing anak dapat berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya 75 Hasil penelitian pada Siklus II menunjukkan bahwa kemampuan bercerita anak-anak Kelas An-Nur telah mengalami peningkatan yang signifikan. Dimana pada akhir Siklus II anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang terdiri dari 4-5 kosa kata, di mana hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Tadkiroatun Musfiroh 2005: 58, bahwa anak berusia 4 tahun umumnya menghasilkan ujaran 4 kata dalam setiap kalimatnya menjadi 5 kata pada usia 5 tahun, lalu 6 kata pada usia anak mencapai 6 tahun . Hal itu sesuai dengan peningkatan yang terjadi pada Siklus II, di mana di sana ditunjukkan dengan anak yang berceritanya terdiri dari banyak suku kata, jauh lebih banyak dari apa yang diceritakan anak pada Siklus I dan Siklus II , hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya anak yang telah dapat bercerita dengan baik yaitu ada 17 anak 89,70 . Hasil pengamatan pada Siklus II menunjukkan bahwa di dalam pembelajaran, anak sudah merasa nyaman dengan peneliti dan guru kelas serta merasa dekat dengan peneliti dan juga guru Kelas sehingga proses anak bercerita dapat berjalan dengan lancar. Selain itu antusiasme anak dalam menyelesaikan penyusunan puzzle bergambar juga meningkat, karena puzzle yang digunakan di Siklus I dan di Siklus II berbeda. P b b b m k t p P Pratindakan, Gam bercerita den bertahap di bercerita pad menggunaka kesimpulan telah dilakuk pada anak K ada Gambar , akhir Siklu Persent mbar 5 di ata ngan media setiap sikl da anak men an media pu bahwa pem kan secara o Kelompok A 1 r 5 dibawah i us I, dan Akh tase Peningk as menunjuk puzzle gam lusnya, hing ncapai 89,70 uzzle gamba mbelajaran d optimal dan Kelas An-N 20 40 60 80 100 pra tin 76 ini dapat dil hir Siklus II: Gambar 5 katan Kemam . kkan bahwa mbar meningk gga pada S . Pengama ar yang tela dengan men n mampu me Nur di RA Al ndakanSiklus ihat peningk . mpuan Berce jumlah yan kat. Peningk Siklus II pe atan terhadap ah diuraikan nggunakan m eningkatkan l-Husna Pak I Siklus II katan yang te erita Anak ng melakuka katan ini terj encapaian k p pembelajar n di atas, m media puzz kemampua kualaman Yo erjadi sejak an kegiatan rjadi secara kemampuan ran dengan memberikan zle gambar n bercerita ogyakarta. 77

C. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A Peningkatan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah Ngalas 1 Klaten Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN EMOSIONAL MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A Peningkatan Kemampuan Emosional Melalui Metode Bercerita Pada Anak Kelompok A TK Aisyiyah Ngalas 1 Klaten Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 16

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERCERITA PADA ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR KARTUN PADA KELOMPOK B RA Pengembangan Kemampuan Bercerita Pada Anak Melalui Media Gambar Kartun Pada Kelompok B RA Sudirman Waru Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B MELALUI METODE BERCERITA DI TK Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Kelompok B Melalui Metode Bercerita Di TK Jatirejo Ngargoyoso Karanganyar Tahun Ajaran 2011–2012.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA GAMBAR SERI PADA KELOMPOK A DI PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA GAMBAR SERI PADA KELOMPOK A DI TK ABA DOMPYONGAN JOGONALAN KLATEN TAHUN AJARAN 2011/20

0 0 17

MENGEMBANGKAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA DI KELOMPOK B.1 RA AL ULYA BANDAR LAMPUNG

1 12 147

PENGENALAN SAINS MELALUI PERCOBAAN SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN SAINS PADA ANAK KELOMPOK B (STUDI KASUS DI KB-RA IT AL-HUSNA YOGYAKARTA).

5 27 196

PENINGKATAN KEMAMPUAN KLASIFIKASI MELALUI MEDIA BENDA KONKRET PADA ANAK KELOMPOK A1 DI RA AL HUSNA PAKUALAMAN YOGYAKARTA.

7 157 351

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 SEBAGAI LAMBANG BANYAKNYA BENDA MELALUI MEDIA BENDA ALAM PADA ANAK KELOMPOK “A” TK AL-HUSNA YOGYAKARTA.

0 3 138

Peningkatan Kemampuan Klasifikasi melalu puzzle

0 1 14