78
Skor tertinggi = 4 x banyak item Skor terendah = 1 x banyak item
2 Menghitung Mean Ideal M M = ½ skor tertinggi+skor terendah
3 Menghitung Standar Deviasi SD SD = 16 skor tertinggi-skor terendah
Tabel 6. Kategorisasi Penerimaan Diri
2. Uji Hipotesis Sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu untuk mengetahui
dapatkah penerimaan diri rendah di atasi melalui layanan konseling realitas, maka analisis data yang digunakan adalah statistik non parametrik,
dengan menggunakan rumus uji Wilcoxon Match Pairs Test yaitu dengan cara membandingkan hasil dari pre-test dan post-test dengan tabel bantu
untuk test Wilcoxon. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini kurang dari 25 maka cara
penghitungan yang digunakan adalah membandingkan jenjang terkecil dari pre test dan post test dengan tabel harga-harga kritis dalam tes Wilcoxon.
No Batas Interval
Kategori 1
Skor M-1SD Rendah
2 M-1SD ≤ Skor ≤ M+ 1SD
Sedang 3
Skor ≥ M+ 1SD Tinggi
79
Guna mengambil keputusan menggunakan pedoman dengan taraf signifikansi 5 dengan ketentuan Sugiyono, 2007:134:
1. Ho ditolak Ha diterima apabila Thitung lebih besar atau sama dengan Ttabel.
2. Ho diterima dan Ha ditolak apabila Thitung lebih kecil dari Ttabel.
80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka pada hasil penelitian ini akan dipaparkan 1 gambaran penerimaan diri siswa kelas
IX sebelum mengikuti konseling individu realitas pre-test, 2 gambaran penerimaan diri siswa kelas IX setelah mengikuti konseling individual
pendekatan realitas post-test, 3 deskripsi proses konseling realitas serta 4 perbedaan penerimaan diri siswa kelas IX sebelum dan setelah mengikuti
konseling realitas. 1. Gambaran Penerimaan Diri
Siswa Kelas IX Sebelum Diberikan Konseling realitas
Gambaran penerimaan diri siswa kelas IX SMP Negeri 1 Tempel sebelum diberikan konseling realitas diketahui melalui proses pre-
test dengan menggunakan skala penerimaan diri. Jumlah item skala penerimaan diri yang diisi sebanyak 25 item. Hal ini dilakukan untuk
mencari dan mengetahui siswa yang mempunyai kriteria penerimaan diri rendah yang selanjutnya akan diberi treatment berupa layanan
konseling realitas. Hasil dari pengisian skala penerimaan diri selanjutnya diperoleh data yang menjadi dasar pengambilan sampel penelitian.
Dalam hasil pre test terdapat 10 anak yang mempunyai penerimaan diri rendah yang disajikan pada tebel sebagai berikut ini.
81
Tabel 7. Hasil Pretest Penerimaan diri Siswa No.
Kode Responden
Pretest Skor
Kategori 1
S-1 49
Rendah 2
S-2 57
Sedang 3
S-3 53
Sedang 4
S-4 61
Sedang 5
S-5 56
Sedang 6
S-6 59
Sedang 7
S-7 56
Sedang 8
S-8 51
Sedang 9
S-9 65
Sedang 10
S-10 46
Rendah Rata-rata
55,3 Sedang
Berdasarkan tabel 4.1 tentang tingkat penerimaan diri yang ditetapkan, menunjukkan bahwa S-10 memiliki penerimaan diri terendah dengn skor 46
dikategori rendah dan skor yang paling tinggi adalah 65 dengan kategori sedang pada S-9. Dari hasil pre-test kesepuluh siswa diperoleh rata-rata 55,3 .
maka dapat diketahui bahwa siswa-siswa tersebut rata-rata memiliki tingkat penerimaan diri sedang ke bawah.