Konsep Penerimaan Diri KAJIAN TEORI
14
dasarnya merasa puas dengan diri sendiri, kualitas-kualitas dan bakat- bakat sendiri, dan pengakuan akan keterbatasan-keterbatasan sendiri”.
Penerimaan diri dalam hal ini mengandung makna bahwa individu bisa menghargai segala aspek yang ada pada dirinya entah itu yang bersifat
positif maupun yang bersifat negatif. Individu yang memiliki penerimaan diri akan memandang
kelemahankekurangan diri sebagai hal yang wajar dimiliki setiap individu, karena individu yang memiliki penerimaan diriakan bisa berpikir positif
tentang dirinya
bahwa setiap
individu pasti
memiliki kelemahankekurangan dan hal tersebut tidak akan menjadi penghambat
individu untuk mengaktualisasikan dirinya. Sebagai contoh, siswa yang berasal dari golongan keluarga
berekonomi rendah tidak merasa canggung berteman dan bergaul dengan siswa lain yang berasal dari golongan keluarga ekonomi atas, karena siswa
tersebut menyadari bahwa semua siswa mempunyai hak dan kewajiban yang sama di sekolah.
Menurut Shepard 1978: 139 “Penerimaan diri adalah kepuasan individu atau kebahagiaan dengan diri sendiri, dan dianggap diperlukan
untuk kesehatan mental yang baik”. Penerimaan diri melibatkan pemahaman diri, kesadaran realistis, meskipun subyektif, dari kekuatan
dan kelemahan seseorang. Hal tersebut menghasilkan perasaan individu tentang diri sendiri, bahwa mereka adalah mahluk unik. Konsep yang
lebih jelas dikemukakan oleh Helmi dalam Nurviana, 2010: 04 yang
15
mengartikan “penerimaan diri adalah sejauh mana seseorang dapat menyadari dan mengakui karakteristik pribadi dan menggunakannya
dalam menjalani kelangsungan hidupnya”. Sikap penerimaan diri ditunjukan oleh pengakuan seseorang terhadap kelebihan-kelebihan
sekaligus menerima kelemahan-kelemahannya tanpa menyalahkan orang lain
dan mempunyai
keinginan yang
terus-menerus untuk
mengembangkan diri. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
penerimaan diri adalah suatu sikap dimana individu memiliki penghargaan yang tinggi terhadap segala kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri
tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan untuk mengembangkan diri secara terus menerus.
2. Manfaat Penerimaan Diri Penerimaan diri sangat penting untuk kesehatan mental. tidak
adanya kemampuan untuk tanpa syarat menerima diri sendiri dapat menyebabkan berbagai kesulitan emosional, termasuk kemarahan yang
tidak terkontrol dan depresi. Orang yang terjebak dalam evaluasi diri dari pada penerimaan diri, juga mungkin sangat membutuhkan dan mungkin
mencurahkan perhatian untuk membanggakan diri agar mengimbangi kekurangan diri yang dirasakannya Langer, 1989 dalam Carson Langer,
2006: 29. Penerimaan diri memiliki peranan yang penting dalam interaksi
sosial. penerimaan diridapat membantu individu dalam berinteraksi
16
dengan individu lain, meningkatkan kepercayaan diri serta membuat hubungan menjadi lebih akrab karena individu tersebut menyadari bahwa
setiap individu diciptakan sama, yaitu memiliki kelebihan dan kekurangan. Tanpa penerimaan diri, individu cenderung sulit untuk dapat berinteraksi
dengan individu lain sehingga dapat berpengaruh buruk pada kepribadiannya. Hurlock 1999:276 “semakin baik seseorang dapat
menerima dirinya, maka akan semakin baik pula penyesuaian diri dan sosialnya”. Tanpa penerimaan diri, individu cenderung akan mengalami
kesulitan dalam kehidupan sosialnya. Kemudian Hurlock 1999:276, membagi dampak dari penerimaan diri dalam 2 kategori, yaitu:
a. Dalam penyesuaian diri b. Dalam penyesuaian sosial
Orang yang memiliki penyesuaian diri, mampu mengenali kelebihan dan kekurangannya. Salah satu karakteristik dari orang yang
memiliki penyesuaian diri yang baik adalah lebihmengenali kelebihan dan kekurangannya, biasanya memiliki keyakinan diri penerimaan diriSelain
itu juga lebih dapat menerima kritik, dibandingkan dengan orangyang kurang dapat menerima dirinya. Dengan demikian orang yang memiliki
penerimaandiri dapat mengevaluasi dirinya secara realistik, sehingga dapat menggunakan semua potensinya secara efektif hal tersebut dikarenakan
memiliki anggapan yang realistis terhadap dirinya maka akan bersikap jujur dan tidak berpura-pura. Penerimaan diri biasanya disertai dengan
adanya penerimaan dari orang lain. Orang yang memiliki penerimaa diri
17
akan merasa aman untuk memberikan perhatiannya pada orang lain, seperti menunjukkan rasa empati. Dengan demikian orang yang memiliki
penerimaan diri dapat mengadakan penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang merasa rendah diri atau merasa tidak
kuat sehingga mereka cenderung untuk bersikap berorientasi pada dirinya sendiri Self Oriented. Penerimaan diri sangat berhubungan erat dengan
konsep diri karena penerimaan diri memiliki peranan yang penting dalam pembentukan konsep diri dan kepribadian yang positif. Orang yang
memiliki penerimaan diri yang baik maka dapat dikatakan memiliki konsep diri yang baik pula, karena selalu mengacu pada gambaran diri
ideal, sehingga bisa menerima gambaran dirinya yang sesuai dengan realitas.
Dengan penerimaan diri, individu menjadi lebih menyadari siapa dirinya, kekurangan apa yang dimilikiya dan potensi apa saja yang
dimilikinya dalam menjalankan perannya dalam kehidupannya. Tidak hanya menerima tentang dirinya sendiri, penerimaan dirijuga
memungkinkan individu memperoleh penerimaan dari orang lain. Dari sini selanjutnya dapat menjadi proses pembelajaran untuk menyelaraskan
tuntutan dalam diri dan harapan lingkungan sehingga hubungan sosialpun terjalin dengan baik.
3. Karakteristik Individu yang Memiliki Penerimaan Diri Tentunya orang yang memiliki penerimaan diri dan tidak memiliki
penerimaan diriberbeda dalam tingkah lakunya. Seseorang dikatakan
18
memiliki penerimaan diriyang baik dapat dilihat dari perkataan dan perilakunya sehari-hari. Pada umumnya perilaku yang dimunculkannya
lebih cenderung positif dan senang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan banyak orang. Sehingga ini akan sangat berdampak positif
terhadap kematangan pada dirinya. Beberapa karakteristik seseorang yang memiliki penerimaan diri
menurut Jersild dalam Nurviana, 2011:7 yaitu: a. Memiliki penilaian realistis terhadap potensi-potensi yang dimilikinya.
b. Mereka juga menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri. c. Memiliki spontanitas dan tanggung jawab terhadap perilakunya.
d. Mereka menerima kualitas-kualitas kemanusiaan mereka tanpa menyalahkan diri mereka terhadap keadaan-keadaan di luar kendali
mereka. Siswa yang mampu beradaptasi dalam berbagai kondisi, percaya
diri, bersikap positif, memiliki potensi dan menerima diri dan orang lain dapat dikatakan sebagai siswa yang sehat secara mental. Ketika siswa-
siswa mampu mengembangkan sikap demikian akan berpengaruh pula terhadap interaksinya dengan orang lain.
Hal terpenting ketika seseorang mampu menerima dirinya adalah ketika seseorang tersebut dapat menerima segala potensi yang ada pada
dirinya, baik itu yang berkaitan dengan kelebihan yang dimilikinya juga yang berkaitan dengan kelemahankekurangan yang ada pada dirinya maka
orang tersebut akan dapat berinteraksi dengan baik dengan orang lain
19
karena orang tersebut akan bersedia menerima kritik ataupun penolakan dari orang lain dengan sikap positif. Seperti yang diungkapkan Hurlock
1978: 258 ciri-ciri orang yang memiliki kesesuain baik yaitu sebagai berikut:
a. Mampu dan bersedia menerima tanggung jawab yang sesuai dengan usia.
b. Berpartisipasi dengan gembira dalam kegiatan yang sesuai dengan tingkat usia.
c. Bersedia menerima tanggung jawab yang berhubungan dengan peran mereka dalam hidup.
d. Segera menangani masalah yang menuntut penyelesaian. e. Senang memecahkan dan mengatasi berbagai hambatan yang
mengancam kebahagiaan. f. Mengambil keputusan dan senang tanpa konflik dan tanpa banyak
meminta nasihat. g. Tetap pada pilihannya sampai diyakinkan bahwa pilihan itu salah.
h. Lebih banyak memperoleh kepuasan dari prestasi yang nyata ketimbang dari prestasi yang imajiner.
i. Dapat menggunakan pikiran sebagai alat untuk merencanakan cetak biru tindakan, bukan sebagai akal untuk menunda atau mengghindari
suatu tindakan. j. Belajar dari kegagalan dan tidak mencari-cari alasan untuk
menjelaskan kegagalan.
20
k. Tidak membesar-besarkan keberhasilan atau menerapkannya pada bidang yang tidak berkaitan.
l. Mengetahui bagaimana bekerja bisa saatnya bekerja dan bermain bila saatnya bermain.
m. Dapat mengatakan tidak dalam situasi yang membahayakan kepentingan sendiri.
n. Dapat mengatakan ya dalam situasi yang pada akhirnya akan menguntungkan.
o. Dapat menunjukkan amarah secara langsung bila tersinggung atau bila hak-haknya dilanggar.
p. Dapat menunjukkan kasih sayang secara langsung dengan cara dan takaran yang sesuai.
q. Dapat menahan sakit dan frustasi emosional bila perlu. r. Dapat berkompromi bila menghadapi kesulitan.
s. Dapat memusatkan energy pada tujuan yang penting. t. Menerima kenyataan bahwa hidup adalah perjuangan yang tak kunjung
berakhir. Allport dalam Hjelle Zeigler, 1992: 191 ciri-ciri seseorang
yang mau menerima diri yaitu sebagai berikut : a. Memiliki gambaran yang positif tentang dirinya.
b. Dapat mengatur dan dapat bertoleransi dengan rasa frustasi dan kemarahannya.
21
c. Dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa memusuhi mereka apabila orang lain beri kritik.
d. Dapat mengatur keadaan emosi mereka depresi, kemarahan. Jadi kesimpulan karakteristik penerimaan diri dari beberapa tokoh
di atas yaitu seseorang yang mau menerima dirinya sendiri mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghadapi kehidupannya,
menganggap dirinya berharga sebagai seseorang manusia yang sederajat dengan orang lain, berani memikul tanggung jawab terhadap
perilakunya,dapat menerima pujian dan celaan secara objektif. Serta dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa memusuhi mereka apabila orang lain
beri kritik, dapat mengatur keadaan emosi mereka depresi, kemarahan. Dapat menerima keadaan dirinya atau yang telah mengembangkan sikap
penerimaan terhadap keadaannya dan menghargai diri sendiri. 4. Aspek-aspek Penerimaan Diri
Sheerer dalam Akbar Heriyadi, 2013 menyebutkan aspek-aspek penerimaan diri, yaitu :
a. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya. b. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain.
c. Tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya.
b. Tidak malu-malu kucing atau serba takut dicela orang lain. c. Mempertanggungjawabkan perbuatannya.
d. Mengikuti standard pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan.
22
e. Menerima pujian atau celaan secara objektif. f. Tidak menganiaya diri sendiri dengan kekangan-kekangan yang
berlebih-lebihan atau tidak memanfaatkan sifat-sifat yang luar biasa. g. Menyatakan perasaannya secara wajar.
Penerimaan diri tidak berarti seseorang menerima begitu saja kondisi diri tanpa berusaha mengembangkan diri lebih lanjut, orang yang
menerima diri berarti telah mengenali dimana dan bagaimana dirinya saat ini, serta mempunyai keinginan untuk mengembangakan diri lebih lanjut.
Aspek-aspek penerimaan diri menurut Sheerer dalam Hall Lindzey, 1993: 146 sebagai berikut:
a. Perasaan sederajat Individu merasa dirinya berharga sebagai manusia yang sederajat
dengan orang lain, sehingga individu tidak merasa sebagai orang yang istimewa atau menyimpang dari orang lain. Individu merasa dirinya
mempunyai kelemahan dan kelebihan seperti halnya orang lain. b. Percaya kemampuan diri meliputi individu yang mempunyai
kemampuan untuk menghadapi kehidupan. Hal ini tampak dari sikap individu yang percaya diri, lebih suka mengembangkan sikap baiknya
dan mengeliminasi keburukannya dari pada ingin menjadi orang lain, oleh karena itu individu puas menjadi diri sendiri.
c. Bertanggung jawab Individu yang berani memikul tanggung jawab terhadap
perilakunya. Sifat ini tampak dari perilaku individu yang mau
23
menerima kritik dan menjadikannya sebagai suatu masukan yang berharga untuk mengembangkan diri.
d. Orientasi keluar diri Individu lebih mempunyai orientasi diri keluar dari pada ke dalam
diri, tidak malu yang menyebabkan individu lebih suka memperhatikan dan toleran terhadap orang lain, sehingga akan mendapatkan
penerimaan sosial dari lingkungannya. e. Berpendirian
Individu lebih suka mengikuti standarnya sendiri dari pada bersikap Conform terhadap tekanan sosial. Individu yang mampu
menerima diri mempunyai sikap dan percaya diri yang menurut pada tindakannya sendiri dari pada mengikuti konvensi dan standar dari
orang lain serta mempunyai ide aspirasi dan pengharapan sendiri. f. Menyadari keterbatasan
Individu tidak menyalahkan diri akan keterbatasannya dan mengingkari kelebihannya. Individu cenderung mempunyai panilaian
yang realistik tentang kelebihan dan kekurangannya. g. Menerima sifat kemanusiaan
Individu tidak menyangkal impuls dan emosinya atau merasa bersalah karenanya. Individu yang mengenali perasaan marah, takut
dan cemas tanpa menganggapnya sebagai sesuatu yang harus diingkari atau ditutupi Sheerer dalam Hall Lindzey, 1993: 146.
24
Dari pendapat-pandapat tentang aspek-aspek individu yang memiliki penerimaan diri di atas, aspek-aspek yang dikemukakan oleh Sheerer dalam Hall
Lindzey, 1993: 146dapat digunakan sebagai indikator penelitian ini. Komponen-komponen tersebut dirasa tepat untuk digunakan sebagai indikator
dalam penelitian karena aspek-aspek tersebut dianggap bisa menjelaskan ciri-ciri yang ada dalam diri seseorang yang memiliki penerimaan diri.
5. Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri Pada dasarnya untuk memiliki penerimaan diribukanlah sesuatu hal
yang mudah, karena individu jauh lebih mudah menerima kelebihan yang ada pada dirinya dibandingkan bagaimana individu dapat menerima segala
kekurangan yang ada pada dirinya juga. Sikap tersebut bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi diri seseorang
sehingga ia menjadi individu yang mempunyai penerimaan diri yang rendah.
Hurlock 1978: 259 mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerimaan diri adalah:
a. Aspirasi realistis Agar remaja menerima dirinya, ia harus realistis tentang dirinya
dan tidak mempunyai ambisi yang tidak mungkin tercapai. Ini tidak berarti bahwa mereka harus mengurangi ambisi atau menentukan
sasaran di bawah kemampuan mereka. Sebaliknya mereka harus menetapkan sasaran yang di dalam batas kemampuan mereka,
walaupun batas ini lebih rendah dari apa yang mereka cita-citakan.
25
b. Keberhasilan Bila tujuan itu realistis, kesempatan berhasil sangat meningkat.
Lagi pula, agar siswa menerima dirinya, siswa harus mengembangkan faktor peningkat keberhasilan ini mencakup keberanian mengambil
inisiatif dan meninggalkan kebiasaan menunggu perintah apa yang harus dilakukan, teliti dan bersungguh-sungguh dalam apa saja yang
dilakukan, bekerja sama dan mau melakukan lebih dari semestinya. c. Wawasan diri
Kemampuan dan kemauan menilai diri secara realistis serta mengenal dan menerima kelemahan serta kekurangan yang dimiliki,
akan meningkatkan penerimaan diri. Tiap tahun dengan bertambahnya usia dan pengalaman social, anak harus mampu menilai dirinya dengan
lebih akurat. d. Wawasan sosial
Kemampuan melihat diri seperti orang lain melihat mereka dapat menjadi suatu pedoman untuk perilaku yang memungkinkan
anak memenuhi harapan social. Sebagai kontras, perbedaan mencolok antara pendapat orang lain dan pendapat anak tentang dirinya akan
menjurus ke perilaku yang membuat orang lain kesal dan menurunkan penilaian orang lain tentang dirinya.
e. Konsep diri yang stabil Bila anak melihat dirinya dengan satu cara pada satu saat dan
cara lain pada saat yang lain, kadang-kadang menguntungkan dan
26
kadang-kadang tidak menjadi ambivalen tentang dirinya. Untuk mencapai kestabilan seperti halnya dengan konsep diri yang
menguntungkan orang yang berarti dalam hidupnya harus menganggap anak secara menguntungkan sebagian besar waktu. Pandangan mereka
membentuk dasar bayangan cermin anak tentang dirinya.