. S-1 EAP Hasil Penelitian
86
saat ada masalah di rumah membuat dia tidak konsen belajar dan lebih nyaman saat berada di luar rumah. Hal ini apabila terus menerus
dibiarkan akan berakibat buruk bagi konseli, yaitu konseli merasa minder dan menganggap dirinya berbeda dari orang lain karena orang
tuanya bercerai dan sekarang memiliki ibu tiri dan saat di kelas tidak konsentrasi sehingga nilai prestasinya akan menurun apalagi sekarang
sudah kelas IX dan harus persiapan untuk UN. Keinginan konseli dalam konseling ini adalah konseli ingin
orang lain menerima dia dan respek kepadanya walaupun dia berbeda dengan temannya, dia ingin memiliki ibu tiri yang sebaik ibu
kandungnya yang sangat menyayanginya dan dia menginginkan keluarga ibu tiri itu baik seperti keluarga dia sendiri. Keinginan konseli
tidak realistik. Konseli menuturkan selama ini sikapnya cenderung menyendiri, bersikap cuek terhadap ibu tiri dan keluarga ibu tiri serta
teman-temannya yang sering menggunjing dia dan akhir-akhir ini mudah terpancing emosi apabila menurut dia teman-temannya sudah
kelewatan. Saat di kelas tidak konsentrasi karena memikirkan masalah yang sedang terjadi.
Konseli mengevaluasi apakah keinginannya realistik atau tidak. Konseli menyadari bahwa keinginannya tidak realistik. Kemudian
konselor menyanyakan apa yang membuat mereka menerima mu dengan baik. Konseli membuat rencana tindakan yaitu konseli akan
berperilaku baik terhadap ibu tiri dan keluarga ibu tiri agar diterima
87
baik oleh mereka. Konseli akan mulai mencoba ngomong baik-baik dengan teman-temannya bahwa jangan menggunjing tentang
keluarganya lagi, dan berusaha mencoba ikhlas dan menerima keadaan yang sekarang bahwa ayahnya sudah menikah lagi dan memiliki ibu
tiri. Serta memperbaiki sikapnya dengan ibu tiri dan keluarga dari ibu tiri tersebut. Setelah dia melakukan rencana tersebut apabila orang lain
tidak berubah terhadap dia sikapnya masih cuek dan tidak menerima dia, maka dia akan mencoba lebih keras lagi berbuat baik dan ramah
terhadap ibu tiri dan keluarganya agar dia bisa diterima dengan baik. Setelah melakukan rencana tersebut, akhirnya konseli menjadi
lebih dekat dan merasa nyaman sedikit demi sedikit dengan keluarga tirinya. Seiring dengan waktu keluarga tirinya pun secara perlahan
sikapnya berubah tidak keras seperti dulu lagi. Konseli merasa puas dengan hasil konseling. Konseli
berkomitmen untuk terus melaksanakan rencana dan tindakan yang telah dibuatnya agar
keluarga tirinya semakin dapat menerima keberadaannya dan menganggap dia sebagai keluarga sendiri dan terlihat perubahan
perilaku pada konseli yang berangsur-angsur mengarah ke perumahan sikap, penerimaan diri yang lebih baik.
Dipertemuan akhir konseli mengisi post-test dan hasilnya menunjukkan bahwa ada peningkatan yang awalnya pada skor 49 dan
setelah dilakukan tindakan skornya naik menjadi 69. Dapat disimpulan
88
bahwa terjadi perubahan positif terhadap konseli baik dari perilaku dan dari nilai post-test.