k. Kepala Sub Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Kepala Sub Dinas Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas: 1
Kepala Sub Dinas Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas Melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pemberdayaan
masyarakat. 2
Untuk melaksanakan tugas, Kepala Sub Dinas Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyempurnaan dan penyusunan standar pelaksanaan kewenangan Daerah
KabupatenKota dan standar tugas-tugas Dinas serta rencana jangka menengah dan jangka tahunan di bidang pemberdayaan organisasi sosial
dan karang taruna, pekerja sosial serta pelaksana pembimbing dan penyuluhan.
b. Pelaksanaan, pengendalian dan pengkoordinasian serta pemberdayaan
organisasi sosial karang taruna dan pekerja sosial, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya. d.
Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
e. Pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya
kepada Kepala Dinas sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Gambaran Umum Kehidupan Anak Jalanan di Kota Medan
Fenomena anak jalanan merupakan salah satu masalah yang muncul seiring dengan pertumbuhan kemajuan Kota Medan. Pertumbuhan Kota Medan
yang kian pesat konon Kota Medan sangat berhasrat menjadi Kota Metropolitan sehinga semakin membuka peluang bagi anak-anak untuk mencari uang. Dibalik
itu, ada kemungkinan lain dimana pertumbuhan Kota justru mendesak daerah- daerah kumuh perkotaan yang mendorong anak-anak untuk keluar dan berbaur di
keramaian pusat-pusat Kota. Di sisi lain, pedesaaan yang kalah bersaing dan kian miskin mengundang
urbanisasi, tidak saja pada orang dewasa tetapi juga anak-anak. Dua kemungkinan penyebab ini bias dibenarkan jika kita amati latar belakang geografis anak-anak
jalanan yang umumnya datang dari daerah kumuh perkotaan dan daerah pedesaan yang miskin.
Di Kota Medan, persoalan anak jalanan dari tahun ke tahun semakin marak. Menurut data dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara yang dikutip dari
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara dalam Angka, Tahun 2005-2007, ternyata keberadaan anak jalanan semakin meningkat, hal ini ditunjukkan dengan
tabel berikut: Perkembangan Jumlah Anak Jalanan di Kota Medan
No. Tahun
Jumlah Anak Jalanan
1. 2005
1.826 orang 2.
2006 2.026 orang
3. 2007
2.744 orang
Sumber: Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, yang dikutip dari BPS Provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penuturan Bapak Umur Ginting dari Dinas Sosial, bahwa konkritnya di Kota Medan ada tiga faktor umum yang menjadi persoalan mengapa
anak turun ke jalanan, yaitu: 1.
Kondisi ekonomi keluarga yang kurang atau tekanan kemiskinan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.
2. Ketidakharmonisan rumah tangga sehingga menyebabkan si anak tidak betah
tinggal di rumah, dan 3.
Akibat pengaruh lingkungan komunitas anak yang menyebabkan anak terjerumus dalam kehidupan di jalanan.
Ternyata dari ketiga faktor tersebut, bahwa faktor kondisi ekonomi keluarga yang kurang atau tekanan kemiskinanlah yang menjadi masalah utama
seringkali orang tua memaksa anaknya untuk bekerja dan juga atas inisiatif si anak tersebut mencari nafkah untuk membantu orang tuanya atau hidup mandiri di
jalanan. Pada umumnya kehidupan anak jalanan di Kota Medan dapat dilihat dari
tempat dimana keberadaan mereka beraktifitas, yaitu: a.
Pusat transportasi, seperti; stasiun-stasiun kereta api dan terminal-terminal bus b.
Pusat perbelanjaan, seperti; di pusat perbelanjaan tradisional sampai pusat perbelanjaan modern.
c. Tempat-tempat rekreasi, seperti; taman-taman rekreasi.
d. Persimpangan-persimpangan jalan atau di sekitar lampu merah.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu juga, kantong-kantong anak jalanan di Kota Medan berdasarkan data dari Yayasan KKSP Kelompok Kerja Sosial Perkotaan yang dikutip dari
http:www.kksp.or.id. berada di: a.
Simpang Ramayana jalan Brigjen Katamso. b.
Jalan Letda Sudjono. c.
Simpang jalan A.H Nasution, kawasan Titi Kuning. d.
Café Harapan di seputar jalan Imam Bonjol Medan. e.
Terminal Terpadu Amplas di jalan Panglima Denai. f.
Di seputar lapangan jalan Gajah Mada. g.
Simpang Sei Kambing di jalan Kapten Muslim. h.
Simpang jalan Guru Patimpus. i.
Pasar Pringgan. j.
Pasar Petisah dan k.
Pusat Pasar. l.
Dll. Kehidupan anak jalanan berbeda dengan kehidupana anak-anak umum
lainnya, dimana anak jalanan ini dituntut untuk bekerja di jalanan setiap hari guna mendapat uang untuk membantu orang tua mereka yang berpenghasilan rendah.
Mengenai aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh anak jalanan di Kota Medan selama berada di jalanan, dapat dilihat seperti:
1. Penyemir sepatu.
2. Mengasong.
3. Menjajakan koranmajalah.
4. Mengelap mobil.
Universitas Sumatera Utara
5. Mencuci kendaraan.
6. Menyewakan payung.
7. Pemulung.
8. Mengamen.
9. Penghubung atau penjual jasa.
10. Penjual makanan.
11. Dll.
Dengan melihat berbagai aktifitas tersebut, ternyata kehidupan dan pekerjaan anak-anak jalanan di Kota Medan berbeda-beda pula, hal ini tergantung
dari kesanggupan dan keinginan mereka untuk menjalaninya, karena pekerjaan yang mereka lakukan ini tidak membutuhkan kemampuan berfikir dan sekolah
yang tinggi. Adanya masalah anak jalanan yang tumbuh dan berkembang di Kota
Medan haruslah diatasi secermat mungkin. Peran Dinas Sosial sebagai pelaksana penanganan anak jalanan dan dibantu peran serta seluruh masyarakat merupakan
hal yang sangat penting agar mereka dapat merasakan perhatian dan perlindungan sehinga mereka merasa tidak dipinggirkan dan diasingkan di dalam kehidupan
bermasyarakat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
Pada bab ini akan diuraikan penyajian dan analisa dari data-data yang diperoleh penulis melalui penelitian di lapangan. Data-data tersebut terdiri atas
data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para informan, sedangkan data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Demikian juga halnya, permasalahan utama yang hendak dijawab dalam bab ini adalah
perumusan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, yakni bagaimana implementasi kebijakan program pembinaan Dinas Sosial terhadap anak jalanan di
Kota Medan melalui indikator-indikator berikut.
4.1 Isi Kebijakan
Isi kebijakan haruslah sebaik mungkin ditetapkan karena yang menjadi ukurannya adalah kepentingan masyarakat public interest apakah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat atau tidak. Pemerintah telah mendapat kekuasaan dari masyarakat sehingga pada gilirannya Pemerintah harus melakukan kegiatan-
kegiatan sesuai dengan aspirasi masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan melalui pengambilan kebijakan dan
pengimplementasian keputusan-keputusan dalam kebijakan sebagaimana mestinya.
Universitas Sumatera Utara