Kejelasan dan rincinya suatu kebijakan akan mudah diimplementasikan karena para pelaksana mudah memahami dan menterjemahkannya dalam tindakan
nyata, sebaliknya ketidakjelasan isi kebijakan merupakan potensi lahirnya distorsi dalam implementasi kebijakan.
4.1.1 Kepentingan Siapa Saja yang Terlibat
Dalam pembuatan suatu kebijakan biasanya selain untuk memenuhi kepentingan yang dimaksudkan, perwujudannya juga diharapkan terealisasi
dengan sebaik mungkin. Dalam istilah yang konkrit, pembuatan kebijakan dimaksudkan adalah untuk meyakinkan bahwa sejauhmana kepentingan-
kepentingan kelompok sasaran yang menjadi sasaran program tersebut, apakah telah termuat dalam isi kebijakan yang akan dirumuskan. Sasaran kepentingan
yang tepat dari program pembinaan yang dijalankan oleh Dinas Sosial merupakan keberhasilan pembuatan kebijakan yang efektif.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Umur Ginting dari Dinas Sosial selaku bagian penanganan anak jalanan, beliau mengatakan bahwa:
“Kebijakan program pembinaan anak jalanan tidaklah dirumuskan oleh Dinas Sosial ataupun Gubernur Sumatera Utara sebagai pimpinan
puncaknya, tetapi program yang ada berasal dari pusat sehingga acuan kerja yang dilaksanakan berdasarkan kebijakan dari Departemen Sosial
pada tingkat pusat dan Dinas Sosial dalam hal ini adalah perpanjangan tangan dari Gubernur Sumatera Utara”.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan kepentingan siapa yang terlibat, artinya bahwa kelompok yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan program pembinaan ini
adalah untuk kepentingan anak jalanan. Seperti pernyataan Bapak Umur Ginting berikut ini:
“Dampak krisis ekonomi menyebabkan banyak keluarga terpuruk kondisi ekonominya, sehingga dengan terpaksa si anak harus turut mencari
nafkah di jalanan. Dengan demikian sasaran program pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Sosial adalah untuk kepentingan anak jalanan yang
sebagian besar waktunya mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan dan juga untuk membantu ekonomi keluarga si anak dengan pemberdayaan
ekonomi keluarga yang menciptakan kemandirian dalam berusaha”.
Dari pernyataan Bapak Umur Ginting tersebut, yang menjadi faktor kuat anak turun ke jalanan adalah karena kondisi ekonomi keluarga yang kurang
mendukung, sehingga dengan terpaksa si anak harus membantu pendapatan orang tuanya. Hal tersebut senada dengan penuturan Bambang yang merupakan anak
jalanan binaan Yayasan Econom, yang bekerja membantu orang tuanya membuat tas dan hasil pekerjaan tersebut dijual kepada grosir dan terkadang Bambang
menjualnya di terminal-terminal. Maka dari itu, sasaran yang dituju dengan adanya program pembinaan ini adalah utamanya untuk kepentingan anak jalanan,
sehingga anak tidak harus bekerja di jalanan. Menurut analisa penulis, jika karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak
cukup sehingga menyebabkan anak turun ke jalanan untuk bekerja maka fungsi dan keberadaan keluarga anak mesti diberdayakan terlebih dahulu. Mata rantai
paling urgen dientaskan dalam hal ini adalah meningkatkan derajat dan kesempatan kerja orang tuakeluarga anak jalanan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Macam-Macam Manfaat