Pengertian Program Pembinaan Program Pembinaan

C . Model yang dikembangkan oleh Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier, yang disebut kerangka analisis implementasi. Kedua ahli ini berpendapat bahwa peran penting dari analisis implementasi kebijakan ialah mengidentifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi. Variabel-variabel yang dimaksud dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori besar, yaitu: 1. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap dikendalikan. 2. Kemampuan keputusan kebijakan untuk menstrukturkan secara tepat proses implementasinya, dan 3. Pengaruh langsung berbagai variabel-variabel politik terhadap keseimbangan dukungan bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijakan tersebut.

1.5.2 Program Pembinaan

1.5.2.1 Pengertian Program Pembinaan

Dalam pandangan Wiriaatmadja, 1973: 68, mengemukakan bahwa program diartikan sebagai “Suatu pernyataan yang dikeluarkan untuk menimbulkan pengertian dan perhatian mengenai suatu kegiatan”. Dan dalam pernyataan itu akan terdapat: a. Situasi dimana orang-orang itu berada. b. Masalah-masalah yang merupakan suatu bagian dari situasi itu. Universitas Sumatera Utara c. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai bersangkutan dengan masalah-masalah tersebut. d. Rekomendasi cara-cara pencapaian tujuan-tujuan tersebut secara jangka panjang beberapa tahun maupun secara jangka pendek 1 tahun atau kurang. Jadi dalam suatu program itu tidak saja diuraikan tentang kegiatan apa, tetapi juga mengenai mengapa dilakukan kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Stoner dalam Ketaren, 1992: 114, program secara harfiah diartikan sebagai “Rencana aktifitas atau rencana kegiatan dalam suatu wadah tertentu”. Berdasarkan defenisi yang dikemukakan oleh Stoner tersebut maka program meliputi seperangkat kegiatan yang relatif luas dimana program ini memperlihatkan: 1. Langkah utama diperlukan untuk mencapai tujuan. 2. Unit atau anggota yang bertanggung jawab untuk setiap langkah. 3. Ukuran atau pengaturan dari setiap langkah. Penyusunan program itu tidak semudah yang diperkirakan banyak orang, karena memerlukan waktu, uang dan pemikiran. Tidak saja dari orang-orang yang membuatnya tetapi juga dari pihak-pihak yang akan terlibat dalam pelaksanaannya kelak dikemudian hari. Lebih lanjut, Wiriaatmadja, 1973: 69 mengatakan bahwa dalam penyusunan program perlu diperhatikan azas-azas seperti di bawah ini: a. Disusun berdasarkan analisa fakta-fakta situasi. b. Dipilih masalah-masalah berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan. Universitas Sumatera Utara c. Ditentukan tujuan-tujuan dan cara-cara pemecahannya yang akan memberikan kepuasan kepada semua pihak. d. Mempunyai kekekalan tetapi luwes fleksibel. e. Mempunyai keseimbangan-keseimbangan untuk keseluruhan masyarakat tetapi dengan mengutamakan yang terpenting. f. Ada rencana kerja yang jelas dan tetap. g. Merupakan suatu proses yang terus-menerus. h. Merupakan suatu proses pengajaran dan pembimbingan. i. Merupakan suatu proses koordinasi. j. Memberikan kesempatan untuk penilaian evaluasi hasil-hasil pekerjaan. Menurut Mangunhardjana, 1986: 37, pembinaan adalah ”Menekankan pada pengembangan manusia dari segi praktis, yaitu pengembangan sikap, kemampuan dan kecakapan”. Lebih lanjut Mangunhardjana mengatakan bahwa dalam pembinaan, orang tidak sekedar dibantu untuk mempelajari ilmu murni, tetapi ilmu yang dipraktekkan, tidak dibantu untuk mendapatkan pengetahuan demi pengetahuan tetapi pengetahuan untuk dijalankan. Dalam pembinaan, orang terutama dilatih untuk mengenal kemampuan dan mengembangkannya agar dapat memanfaatkannya secara penuh dalam bidang hidup atau kerja mereka. Oleh karena itu unsur pokok dalam pembinaan adalah mendapatkan sikap dan kecakapan. Dengan demikian pembinaan merupakan proses belajar untuk melepaskan hal-hal yang dianggap sudah tidak berguna dan menggantinya dengan mempelajari pengetahuan dan praktek baru. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembinaan berfungsi untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan, merubah dan mengembangkan sikap, memberikan latihan, mengembangkan kecakapan dan keterampilan. Oleh sebab itu, menurut Mangunhardjana, 1986: 37 apabila pembinaan berjalan dengan baik maka seseorang yang telah mengikuti pembinaan akan memiliki kemampuan untuk: a. Melihat diri dan pelaksanaan hidup serta kerjanya. b. Menganalisa situasi kehidupan dan kerjanya dari segi positif dan negatif. c. Menemukan masalah-masalah dalam kehidupan serta berusaha mengatasinya. d. Menemukan hal-hal yang sebaliknya diubah atau diperbaiki. e. Merenungkan sasaran yang ingin dicapai dalam hidup setelah mengikuti pembinaan. Dalam Thoha, 1993: 7, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pembinaan adalah “Suatu tindakan, proses hasil atau pernyataan menjadi lebih baik”. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan atas sesuatu. Ada dua unsur dari pengertian yang dikemukakan oleh Thoha, yakni pembinaan itu sendiri, bisa berupa tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan dan kedua pembinaan itu bisa menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu. Sementara, Suparlan, 1983: 95 memberikan pengertian pembinaan sebagai “Segala usaha dan kegiatan mengenai perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan penyusunan pelaporan, koordinasi pelaksanaan dan pengawasan sesuatu pekerjaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan hasil yang semaksimal mungkin. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, program pembinaan menurut Mangunhardjana, 1986: 16 adalah “Prosedur yang dijadikan landasan untuk menentukan isi dan urutan kegiatan pembinaan yang akan dilaksanakan”. Suatu pembinaan yang tidak mempunyai sasaran yang jelas dapat mengandung bahaya yang besar karena kegiatan itu tidak akan memiliki arah dan tujuan. Bila sasaran tidak dirumuskan maka sulit untuk dinilai berhasil atau tidaknya program tersebut. Untuk itu sasaran perlu dirumuskan dengan jelas dan tegas dan sasaran harus ada hubungannya dengan minat dan kebutuhan yang dibina.

1.5.2.2 Sasaran Program Pembinaan Anak Jalanan