Kekuasaan, Kepentingan dan Strategi Para Aktor yang Terlibat

Mereka menyerahkan sepenuhnya kepada rumah-rumah singgahpanti sosial dalam pembinaannya lebih lanjut setelah mendapatkan pelatihan-pelatihan keterampilan dari sosialisasi yang telah diadakan oleh Dinas Sosial.

4.2 Konteks dari Implementasi

Konteks dari implementasi yang dimaksud artinya, bagaimana kebijakan yang telah ditetapkan dapat dijalankan secara efektif sehingga dapat berpengaruh positif terhadap hasil akhir yang diinginkan.

4.2.1 Kekuasaan, Kepentingan dan Strategi Para Aktor yang Terlibat

Keputusan-keputusan yang dibuat pada saat perumusan kebijakan dapat pula menunjukkan siapa yang ditugasi untuk mengimplementasikan berbagai program yang ada, dan keputusan-keputusan yang demikian ini dapat mempengaruhi bagaimana seyogyanya kebijakan itu diwujudkan. Oleh karena itu, program-program tersebut berarti pula menilai “the power capabilities” kemampuan-kemampuan kekuasaan dari para aktor yang terlibat, kepentingan-kepentingan yang menjadi sasaran dan strategi-strategi yang mereka tempuh untuk mewujudkan kepentingan-kpentingan yang dimaksud. Hal ini pada gilirannya akan memudahkan penilaian terhadap peluang-peluang untuk mencapai tujuan-tujuan kebijakan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kutipan penjelasan dari informan, yakni Bapak Umur Ginting mengemukakan: “Kekuasaan dalam hal ini lebih besar berada di tangan Dinas Sosial, karena Dinas Sosial berperan sebagai katalisator dan fasilitator bagi rumah-rumah singgahpanti sosial yang peduli terhadap anak jalanan. Sedangkan sasaran yang menjadi kepentingan dalam program ini telah diuraikan sebelumnya bahwa program ini bertujuan untuk kepentingan anak jalanan, dimana mereka harus mendapatkan hak-haknya sebagaimana anak-anak pada umumnya. Dengan demikian strategi yang digunakan untuk mengimplementasikan kebijakan ini merupakan aksi dari tindakan-tindakan yang akan dijalankan, seperti kami dari Dinas Sosial sendiri sebagai pelaksana pihak utama, strategi yang digunakan adalah melakukan sosialisasi terhadap lembaga-lembaga yang peduli dan melakukan pendampingan terhadap anak jalanan. Kemudian mereka dibina dengan memberikan pelatihan-pelatihan berupa materi ataupun wejangan yang menyangkut hak-hak anak, yang seharusnya anak jalanan mendapatkannya dan juga diberikan buku modul-modul tentang pelayanan bagi anak jalanan. Disamping itu, mereka juga mendapatkan pelatihan-pelatihan keterampilan yang nantinya dapat digunakan oleh anak jalanan sebagai bekal dalam kegiatan pembinaan selanjutnya di rumah singgahpanti sosial. Untuk mengembangkan keterampilan yang mereka dapatkan dari pelatihan-pelatihan yang telah diikuti, konkritnya Dinas Sosial memberikan bantuan melalui rumah-rumah singgahpanti sosial yang menangani pembinaan anak jalanan berupa bantuan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan pembinaan anak jalanan tersebut, seperti alat musik, seperangkat komputer, mesin jahit, alat-alat las untuk perbengkelan, dan papan bunga. Sementara untuk pengawasannya kami dari Dinas Sosial langsung turun ke lapangan untuk meninjau bagaimana proses bantuan yang diberikan kepada si anak apakah sudah sesuai dengan tujuan yang kita berikan”. Dalam kaitannya dengan strategi yang dilakukan oleh Dinas-Dinas yang terkait didalamnya, Bapak Umur Ginting mengatakan: “Jika dari Dinas Tenaga Kerja, strategi yang dilakukan juga memberikan pelatihan dunia kerja berupa kewirausahaan, sementara dari Dinas Kesehatan menyampaikan wejangan atau arahan bahaya hidup di jalanan, seperti terjadinya kecelakaan, berbagai penyakit yang muncul akibat polusi udara dan cuaca yang panas dan dingin yang tidak menentu dan lain-lainnya serta terkadang juga memberikan pengobatan gratis kepada anak jalanan”. Universitas Sumatera Utara Dari Yayasan Econom, penulis mendapatkan keterangan melalui Bapak Muammar yang menuturkan: “Strategi yang dijalankan oleh Yayasan Econom untuk pembinaan anak jalanan ini adalah dengan mendatangkan tutorial dari kalangan mahasiswa, dosen-dosen dari perguruan tinggi swasta, dan masyarakat yang peduli terhadap mereka sebagai pengajar keterampilan- keterampilan, seperti mengajarkan komputer, menjahit, menyablon, merangkai papan bunga, bermain alat musik serta mengajar anak-anak jalanan yang belajar paket A, B dan C”. Dari berbagai pernyataan informan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa strategi yang dijalankan oleh berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan anak jalanan tampak beragam caranya, mulai dari berperan sebagai pemberi bantuan, baik berupa bantuan dana, bantuan fasilitas-fasilitas untuk kebutuhan anak jalanan, pemberian arahan maupun wejangan tentang dampak kehidupan di jalanan, pembelajaran pelatihan-pelatihan keterampilan serta mendatangkan para tutorial dari luar sebagai pengajar anak-anak yang sedang dibina.

4.2.2 Sesuai Dengan Kaidah dan Tingkat Responsif