Persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan corporate social responsibility (CSR) oleh PT. Wirakarya Sakti dalam penguatan ekonomi lokal

(1)

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP

KEGIATAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR)

OLEH PT. WIRAKARYA SAKTI DALAM

PENGUATAN EKONOMI LOKAL

Dzul Afifah

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011


(2)

SUMMARY

DZUL AFIFAH ARIFIN. The Perception and Participation of Community towards Corporate Social Responsibility Activities by PT. Wirakarya Sakti in Strengthening Local Economic. Under Supervision ofLETI SUNDAWATI.

Private company is one of institution that play a major role in economic growth. There is a fact indicated a stability of financial aspects company that cannot guaranteed a sustainable of business. This fact was influenced by pressure factor against companies which ignored the social responsibility to community around company area. Corporate social responsibility (CSR) has been implemented in developed and developing countries, including Indonesia.

This research analyses the implementation of CSR programs in PT. Wirakarya Sakti ((WKS) as the largest companies that manages forest plantations in Jambi, measuring the perceptions and level of community participation in implementation of CSR programs, and also the effect of CSR programs towards strengthening local economic community around PT. WKS as the largest companies that manage forest plantations in Jambi. This research was conducted from April to June 2010 in 8 villages which located as area implementation of CSR programs PT. WKS. The method of sample area determination by using purposive sampling to select 60 respondents who can represent the scope of this research.

In order to face the global competition, PT. WKS was implemented a commitment towards preservation of production, environmental, and social function as parts of Sustainable Forest Management (SFM). The result of this research, shows that community perception was classified in middle category towards economic aspects the implementation of CSR programs by PT. WKS. Similarly, community participation base on planning, implementation, result, and evaluation stage also classified in medium category. Furthermore, the CSR program of PT. WKS has not given yet significant impact towards strengthening local economic.


(3)

RINGKASAN

DZUL AFIFAH ARIFIN. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap KegiatanCorporate Social Responcibility(CSR) oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi Lokal . Dibimbing olehLETI SUNDAWATI.

Perusahaan swasta merupakan salah satu institusi yang saat ini berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi. Saat ini terdapat fakta yang menunjukkan bahwa kestabilan aspek finansial perusahaan belum dapat menjamin terciptanya usaha yang berkelanjutan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya faktor tekanan terhadap perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat yang berada di sekitar areal perusahaan tersebut. Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang dikenal dengan istilah corporate social responsibility (CSR) telah berkembang di negara maju serta negara berkembang termasuk Indonesia.

Penelitian ini mengkaji bagaimana penerapan program CSR di PT. Wirakarya Sakti (WKS) sebagai perusahaan terbesar yang mengelola hutan tanaman di Propinsi Jambi, mengukur persepsi dan tingkat partisipasi masyarakat dalam penerapan program CSR, serta melihat pengaruh dari program CSR terhadap penguatan ekonomi lokal masyarakat di sekitar PT. WKS. Penelitian ini dilaksanakan di 8 desa di sekitar PT. WKS. Penelitian dilakukan mulai bulan April sampai bulan Juni 2010. Penentuan daerah contoh menggunakanpurposive sampling dengan memilih 60 responden yang dapat mewakili ruang lingkup penelitian.

Dalam rangka menghadapi persaingan global, PT. WKS menerapkan komitmen terhadap kelestarian fungsi produksi, lingkungan, dan sosial yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk menuju Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) atau Sustainable Forest Management (SFM). Hasil penelitian ini, persepsi masyarakat jika dikaji dari aspek ekonomi penerapan program CSR yang dilakukan oleh PT. WKS tergolong kategori sedang. Demikian pula halnya dengan partisipasi masyarakat berdasarkan tahapan perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi, secara keseluruhan tergolong sedang. Dalam hal penguatan ekonomi lokal, program CSR dari PT. WKS belum menunjukkan dampak peningkatan yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat yang mengikuti program CSR tersebut.


(4)

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP

KEGIATAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSBILITY

(CSR)

OLEH PT. WIRAKARYA SAKTI DALAM

PENGUATAN EKONOMI LOKAL

Karya Ilmiah

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan

Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DZUL AFIFAH ARIFIN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ” Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap KegiatanCorporate Social Responcibility(CSR) oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi Lokal” belum pernah diajukan pada perguruan tinggi lain atau lembaga lain manapun untuk tujuan memperoleh gelar akademik tertentu. saya juga menyatakan skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam naskah.

Bogor, Juni 2011

Dzul Afifah Arifin NRP E14063185


(6)

Judul skripsi : Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap KegiatanCorporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi Lokal.

Nama : Dzul Afifah Arifin

NRP : E14063185

Menyetujui :

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Leti Sundawati M.Sc NIP. 19640830 199003 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Manajemen Hutan

Dr. Ir. Didik Suharjito, MS. NIP : 19630401 199403 1 001


(7)

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala curahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam skripsi ini adalah Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap

Kegiatan Corporate Social Responcibility (CSR) Oleh Perusahaan Kehutanan Dalam Penguatan Ekonomi Lokal (Studi Kasus PT. Wirakarya Sakti, Jambi)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penerapan program CSR PT. Wirakarya Sakti (WKS), menganalisa persepsi dan partisipasi masyarakat dalam program CSR, serta mengetahui pengaruh dari program CSR terhadap tingkat pendapatan masyarakat dalam rangka penguatan ekonomi lokal di sekitar PT. WKS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR yang diterapkan oleh PT. WKS tergolong dalam kategori Philanthropy, dimana pengelolaan CSR telah dilakukan secara terorganisir dan mencakup masyarakat luas. Persepsi dan Partisipasi masyarakat dalam kegiatan CSR dari PT. WKS tergolong sedang, sementara itu program CSR tersebut belum memberikan dampak peningkatan yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat dalam hal penguatanan ekonomi lokalmasyarakat disekitar PT. WKS.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi masukan informasi dalam pengembangan dan implementasi CSR dimasa yang akan datang.

Bogor, Juni 2011

Penulis


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Dzul Afifah Arifin, lahir pada tanggal 06 Juli 1988 di Pekanbaru, Riau. Penulis anak pertama, dari pasangan Bapak (almarhum) Arifin dan Ibu Helni, BA. Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muslimin di Pekanbaru lulus pada tahun 2000 kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren Darunnajah di Jakarta Selatan dan lulus dari MTS pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMA Negeri 5 Bogor sampai dengan tahun 2006.

Pada tahun 2006 penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan dengan kurikulum Mayor-Minor. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti beberapa kegiatan organisasi di kampus, antara lain sebagai Bendahara Scince and Technology Department International Association of Student in Agricultural and Related Sciences (IAAS LC-IPB) periode 2007-2008, dan Wakil Direktur International Forestry Student Association (IFSA LC-IPB) periode 2008-2009, Selain di organisasi, pada tahun 2009 penulis juga berkesempatan ikut serta dalam acara

Miracle Youth Conference di UPM, Malaysia serta mengikuti XXIII IUFRO

World Congressdi Seoul, South Korea pada tahun 2010.

Penulis pernah melakukan praktik Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Wilayah Tanggeung, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Selanjutnya penulis mengikuti Praktik Kerja Lapang (PKL) di IUPHHK-HT (Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman) PT. Wirakarya Sakti, Jambi.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, penulis menyusun skripsi yang berjudul “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Corporate Social Responcibility(CSR) oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi Lokal” di bawah bimbinganIbu Dr. Ir. Leti Sundawati M.Sc.


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Allah SWT yang memberikan segala kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap KegiatanCorporate Social Responcibility(CSR) oleh PT. Wirakarya Sakti Dalam Penguatan Ekonomi Lokal”dengan lancar.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Ayah (almarhum), Ibunda tercinta, adik, serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan motivasi dan doanya kepada penulis.

2. Ibu Dr. Ir. Leti Sundawati M.Sc yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Dr. Ir. Hendrayanto M.Agr selaku Dekan Fakultas Kehutanan IPB, yang telah banyak meluangkan waktu dan memberi nasehat kepada penulis. 4. Bapak Selamet Iriyanto selaku Direktur CSR PT. WKS, Jambi. Ibu Ernita

Leng, Bapak Iskandar, Bapak Totok, dan Kak Andi yang telah banyak membantu dalam penelitian sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian di Jambi dengan lancar.

5. Bapak Dr. Ir. Didik Suharjito, MS. selaku Ketua Departemen Manajemen Hutan, Staff TU dan AJMP (Pak Syaiful, Pak Edi, Bu Asih, dll.), seluruh keluarga besar Departemen Manajemen Hutan.

6. Kak B. Singgih Hariyanto yang telah sabar dan setia menemani penulis. 7. Teman-teman di Fahutan IPB, khususnya Departemen Manajemen Hutan

angkatan 43, , IAAS LC-IPB, IFSA LC-IPB, dan teman-teman di Istana 200. 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR LAMPIRAN ... 6

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Tanggung Jawab sosial Perusahaan (CSR) ... 5

2.2 Pengembangan Ekonomi masyarakat dan CSR perusahaan ... 9

2.3 Persepsi... 11

2.4 Partisipasi... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 15

3.1 Kerangka Pemikiran... 17

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

3.3 Alat dan Sasaran Penelitian ... 17

3.4 Jenis Data... 17

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 18

3.6 Metode Pemilihan Responden... 18

3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data... 19

3.8 Definisi Operasional... 25

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN ... 26

4.2 Letak Geografis... 26

4.3 Tanah dan Geologi ... 26

4.4 Iklim ... 27

4.5 Administrasi Pemerintahan... 27

4.6 Struktur Penduduk... 28

4.7 Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat ... 29


(11)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

5.1 ProgramCorporate Social ResponcibilityPT. WKS... 30

5.2 Karakteristik Responden ... 32

5.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR PT. WKS ... 35

5.4 Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR PT.WKS ... 37

5.5 Kecenderungan hubungan karaktersitik responden dengan persepsi dan partisipasi pada kegiatan CSR PT. WKS ... 43

5.6 Tingkat Pendapatan Masyarakat dan Pengaruh CSR Terhadap Peningkatan Ekonomi lokal………..………. 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 6.1 Kesimpulan ... 53

6.2 Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54


(12)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Karakteristik tahap-tahap kedermawanan sosial... 9

2. Kategori respon skala likert... 19

3. Nilai tingkat persepsi responden... 20

4. Data dan pengolahan... 21

5. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach…... 22

6. Kategori partisipasi………... 23

7. Kriteria peningkatan pendapatan... 24

8. Definisi operasional... 25

9. Desa disekitar PT. Wirakarya Sakti... 27

10. Distribusi penyebaran penduduk... 28

11. Bentuk penerapan program CSR PT. WKS... 32

12. Karakteristik internal responden... 33

13. Hasil uji validitas dan reliabilitas persepsi... 35

14. Tingkat persepsi ekonomi... 36

15. Tingkat partisipasi pada perencanaan... 38

16. Tingkat partisipasi pada pelaksanaan... 39

17. Tingkat partisipasi pada hasil……... 39

18. Tingkat partisipasi pada evaluasi... 40

19. Tingkat partisipasi keseluruhan... 42

20. Trend pengaruh karakterisitik dengan persepsi dan partisipasi... 43

21. Peningkatan nominal pendapatan responden……... 50


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Pemikiran... 16 2. Pertemuan masyarakat dan pihak perusahaan dan rencana

pembentukan kelompok tani. ... 37 3. Tahap pelaksanaan pembuatan pupuk kompos . ... 38 4. Hubungan karakteristik usia dengan persepsi dan partisipasi ... 44 5. Hubungan karakteristik tingkat pendidikan dengan persepsi dan

partisipasi. ... 44 6. Hubungan karakteristik jumlah keluarga dengan persepsi

dan partisipasi... 45 7. Hubungan karakteristik jenis kelamin dengan persepsi

dan partisipasi . ... 46 8. Hubungan karakteristik jenis pekerjaan dengan persepsi dan

partisipasi... 47 9. Hubungan karakteristik pendapatan dengan persepsi dan

partisipasi. ... 49


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Sertifikat PHTL PT. Wirakarya sakti ... 60

2. Validasi dan Reabilitas persepsi ekonomi ... 61

3. Persepsi responden ... 62

4. Partisipasi responden... 64

5. Pendapatan responden ... 66


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang dikenal dengan istilah

corporate social responsibility (CSR) telah berkembang di negara maju serta negara berkembang termasuk Indonesia. Saat ini konsep CSR telah diterima secara luas baik oleh perusahaan skala besar maupun perusahaan skala kecil. Sebagai konsep yang relatif baru, CSR masih menimbulkan perdebatan dikalangan pebisnis maupun akademisi. Kelompok yang menolak mengajuan argumen bahwa perusahaan adalah organisasi pencari laba dan bukan organisasi sosial. Perusahaan telah membayar pajak pada negara maka tanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat telah diambil alih oleh pemerintah. Kelompok yang mendukung menyatakan bahwa masyarakat tidak dapat dipisahkan dari individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik, karyawan,

stakeholder-nya maka perusahaan harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat (Satrio, 2002).

Kondisi masyarakat dan politik Indonesia yang terus berkembang seperti otonomi daerah, peningkatan jumlah penduduk, peningkatan kesadaran dalam pengelolaan lingkungan, melahirkan paradigma baru dalam pembangunan dari pertumbuhan ekonomi kearah pembangunan yang berkelanjutan (Lesmana, 2007). Sektor industri sebagai salah satu penggerak pembangunan Indonesia harus dapat berkontribusi terhadap lingkungannnya agar menjadi perusahaan yang baik dengan perumusan dan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility(CSR).

Konsep CSR ingin mewujudkan interaksi antara perusahaan dengan

stakeholder melalui pembinaan hubungan yang harmonis sehigga keberadaan perusahaan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat sekitar.

Di Indonesia, kegiatan CSR dinyatakan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No. 40 Tahun 2007 yang disahkan DPR. Pada pasal 74 ayat 1 disebutkan bahwa PT yang menjalankan usaha di bidang yang bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan.


(16)

Bagi perusahaan yang bergerak dalam usaha pengelolaan sumber daya alam salah satunya perusahaan yang memiliki hak pengolahan hutan, sering menuai dampak penolakan terutama dari masyarakat sekitar dan para pemerhati lingkungan. Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini menjadi trend global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak azasi manusia (HAM). Pada perusahaan kehutanan, CSR merupakan asas perencanaan implementasi dan evaluasi kegiatan Community Development. Hal ini mengacu kepada implementasi dari kriteria sosial seperti yang tercantum dalam SK Menteri Kehutanan No. 177/Kpts-II/2003 mengenai PHTL.

Penerapan CSR di perusahaan akan menciptakan iklim saling percaya di dalamnya, yang akan menaikkan motivasi dan komitmen karyawan. Pihak konsumen, investor, pemasok, danstakeholdersyang lain juga telah terbukti lebih mendukung perusahaan yang dinilai bertanggung jawab sosial, sehingga meningkatkan peluang pasar dan keunggulan kompetitifnya. Dengan segala kelebihan itu, perusahaan yang menerapkan CSR akan menunjukkan kinerja yang lebih baik serta keuntungan dan pertumbuhan yang meningkat.

Saat ini belum tersedia formula yang dapat memperlihatkan hubungan praktik CSR terhadap keuntungan perusahaan sehingga banyak kalangan dunia usaha yang bersikap skeptis dan menganggap CSR tidak memberi dampak atas prestasi usaha, karena mereka memandang bahwa CSR hanya merupakan komponen biaya yang mengurangi keuntungan. Praktek CSR akan berdampak positif jika dipandang sebagai pihak konsumen, investor, pemasok, dan

stakeholders yang lain juga telah terbukti lebih mendukung perusahaan yang dinilai bertanggung jawab sosial. Karena dengan melakukan praktek CSR yang berkelanjutan, perusahaan akan mendapat tempat di hati dan ijin operasional dari masyarakat, bahkan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan.


(17)

Perusahaan swasta merupakan salah satu institusi yang saat ini berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi. Kemampuan perusahaan swasta untuk menciptakan lapangan pekerjaan juga merupakan salah satu faktor pendorong agar teciptanya masyarakat yang lebih sejahtera. Selain itu, saat ini terdapat fakta yang menunjukkan bahwa kestabilan aspek finansial perusahaan tidak dapat menjamin terciptanya usaha yang berkelanjutan. Dalam hal ini dipengaruhi oleh adanya tekanan dari masyarakat terhadap perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat yang berada disekitar areal perusahaan.

PT. Wirakarya Sakti (PT. WKS) sebagai perusahaan terbesar yang mengelola hutan tanaman di Propinsi Jambi menerapkan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat di sekitar perusahaan atau dikenal dengan istilah CSR yang merupakan salah satu social license dengan harapan dapat mewujudkan keharmonisan hubungan yang terjalin dengan masyarakat di sekitar perusahaan. Dalam rangka menghadapi persaingan global, komitmen terhadap kelestarian fungsi produksi, kelestarian fungsi lingkungan dan fungsi sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk menuju Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) atauSustainable Forest Management (SFM).

Penelitian ini mengkaji bagaimana penerapan program CSR di PT. WKS, mengukur persepsi dan tingkat partisipasi masyarakat dalam penerapan program CSR, serta melihat pengaruh dari program CSR terhadap penguatan ekonomi lokal masyarakat di sekitar perusahaan.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mempelajari penerapan program CSR di PT. WKS

2. Menganalisis persepsi dan partisipasi dengan karakteristik masyarakat pada penerapan program CSR yang dilakukan oleh PT. WKS

3. Mengetahui pengaruh dari program CSR terhadap tingkat pendapatan masyarakat dalam rangka penguatan ekonomi lokal di sekitar PT. WKS


(18)

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap perusahaan, penulis, maupun pembaca. Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi dalam pengembangan dan implementasi CSR di masa yang akan datang, untuk memberikan nilai tambah perusahaan kepada semua stakeholder. Bagi peneliti diharapkan dapat memberikan pengalaman dan menambah pengetahuan, serta mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh selama di bangku perkuliahan, serta bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) 2.1.1 Pengertian CSR

Definisi CSR merupakan komitmen dari bisnis atau perusahaan yang berprilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, seraya meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas (World Business Council on Sustainable Development (WBCSD). Dengan demikian CSR berarti bahwa perusahaan mampu bertanggung jawab terhada semua kegiatannya yang berpengaruh terhadap manusia, komunitas, dan lingkungan. Hal tersebut berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Sehingga perusahaan hendaknya tidak mementingkan keuntungan secara financial namun memperhitungkan keuntungan social untuk keberlangsungan perusahaan jangka panjang.

Kotler dan Lee (2005) menyebutkan bahwa CSR merupakan instrumen penting untuk menunjang strategi perusahaan, yaitu membangun citra perusahaan sekaligus meningkatkan profit jangka panjang. Dalam buku tersebut disebutkan ada 6 cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan program CSR yaitu:

1. Cause Promotion yaitu dengan menjadi sponsor kegiatan yang sedang menjadi perhatian masyarakat

2. Cause Related Marketing yaitu dengan mengalokasikan sekian persen pendapatan untuk kegiatan sosial

3. Corporate Social Marketing dengan mengadakan kampanye untuk merubah perilaku masyarakat

4. Corporate Philanthropy dengan memberikan donasi atau sumbangan kepada masyarakat

5. Community Volunteering dengan mengerahkan karyawan untuk kegiatan sosial

6. Social Responsible Business Practises dengan praktek produksi menyesuaikan dengan isu sosial.


(20)

Menurut Kotler dan Lee (2005), CSR merupakan komitmen untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penerapan praktek bisnis yang baik dan sumbangsih sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Senada dengan definisi CSR yang digunakanIndonesia Business Links (IBL) menyatakan bahwa strategi bisnis yag melihat bahwa kepentingan bisnis jangka panjang dicapai dengan laba dan pertumbuhan, sejalan dengan kesejahteraan masyarakat, perlindungan lingkunagn dan peningkatan hidup manusia.

CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat tempatan. Secara teoretik, CSR dapat didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para strategi stakeholdersnya,terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja danoperasinya. CSR memandang perusahaan sebagai agen moral. Dengan atau tanpa aturan hukum, sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah pengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil terbaik, tanpa merugikan kelompok masyarakat lainnya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka penulis lebih cenderung mengacu pada definisi CSR dari WBCSD karena mencakup lebih spesifik. Definisi dari penulis sendiri yaitu “suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan dampak positif akan keberadaan suatu komponen bisnis ditengah-tengah lingkungan masyarakat sekitarnya”.

Corporate Social Responsibility (CSR) mulai dikenal sejak awal 1970-an, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hokum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangun, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (lokal) dan komunitas secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan (WBCSD 2009). Konsep CSR merupakan konsep yang berkembang di dunia usaha sebagai bentuk kepedulian dan peran serta perusahaan sebagai bagian dari masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan.


(21)

Komitmen duna usaha dalam menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan kedalam bentuk program CSR. Apabila perusahaan melakukan program-program CSR diharapkan keberlanjutan perusahaan akan terjamin dengan baik dan membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Oleh karena itu, program- program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan.

2.1.2 Jenis-jenis CSR

Menurut Lantos (1998) dalam Paryanti (2006) CSR dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: 1) Ethical corporate social responsibility

mengungkapkan perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan atau social masyarakat akibat kegiatan bisnis perusahaan; 2) Altroistik corporate social responsibility adalah aktifitas perusahaan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat tanpa terkait langsung dengan keputusan perusahaan; 3) Strategic

corporate social responsibility adalah aktifitas sosial perusahaan yang ditunjukkan untuk meningkatkan citra perusahaan target pasarnya serta meningkatkan pedapatan perusahaan.

2.1.3 Motif Pelaksanaan CSR

Menurut Steiner dan Miner (1997) CSR didasarkan dua motif sekaligus, yakni: motivasi untuk menyenagkan untuk membahagiakan orang lain (altruism) pada satu sisi, dan pada saat yang bersamaan terjadi pula bias kepentingan perusahaan disisi lain. Tipologi kedermawanan CSR terbagi menjadi lima kategori, yaitu charity (amal/derma), image building ( promosi), facility (insentif pajak),security prosperity(ketahanan hidup atau peningkatan kesejahteraan ), dan

money laundering (manipulasi). Untuk memahami beragam motivasi tersebut, maka penting untu melihat persfektif etis agar tujuan normatif kedermawanan social dalam rangka pemberdayaan masyarakat tidak terdistorsi dan dimanipulasi kepentingan yang tidak sehat.


(22)

Ada beberapa alasan penting industry melakukan CSR atau terkadang juga disebut community development yaitu; 1) untuk mendapatkan izin dalam menciptakan harmonisasi kegiatan usaha dengan komunitas lokal. 2) mengatur dan menciptakan strategi ke depan yang dilakukan dengan bersama-sama dengan anggota masyarakat dalam rangka mengembangkan kemandirian masyarakat. 3)

community development mempunyai potensi untuk meningkatkan nilai usaha perusahaan, dalam hal ini terkait dengan good corporate government (Osmaili, (2005)dalamArisyono (2008)

Secara umum faktor yang mendorong untuk mengimplementasikan CSR dibedakan menjadi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal terutama berkaikatan dengan kritik organisasi masyarakat sipil terhadap kinerja sosial dan lingkungan perusahaan. Sejarah hubungan antara perusahaan dan masyarakat mencatat banyak peristiwa tragis yang disebabkan operasi perusahaan. Organisasi masyarakat sipil banyak melakukan protes kinerja buruk perusahaan, yang kemudian ditanggapi perusahaan. Tanggapan defensif serta kamuflase hijau memperumit masalah, sedang yang positif menghasilkan perkembangan CSR. Insitusi pembiayaan yang semakin kritis menanamkan investasi memperkuat kecenderungan CSR. Demikian pula konsumen yang bersedia membayar green premium untuk produk-produk yang dihasilkan perusahaan berkinerja social dan lingkuna baik. Terakhir, pasar tenaga kerja yang menunjukkan adanya pergeseran pilihan dengan mempertimbangkan reputasi perusahaan.

Gabungan faktor-faktor eksternal itu membuat perusahaan yang menjalankan CSR dengan sungguh-sungguh lebih memungkinkan bertahan ditengah kompetitifnya dunia usaha saat ini. Faktor internal, sperti kepemimpinan puncak manajemen perusahaan yang melihat CSR merupakan sumber peluang memperoleh keunggulan kompetitif. Banyak pengamat yang mengatakan bahwa faktor internal dapat dijadikan sebagai pendorong CSR semakin kuat berperan dimasa yang akan datang.


(23)

2.2 Pengembangan Ekonomi Masyarakat dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

Menurut Saidi (2003) dari upaya pengembangan konsep kedermawanan sosial perusahaan berorientasi pada keberlanjutan kegiatan sosial itu sendiri sehingga mendorong kegiatan bersedekah, kepada pengembangan, dan akhirnya pemberdayaan masyarakat. Tahapan kedermawanan sosial perusahaan diawali dengan bentuk charity yang kemudian mengarah pada philantrophy dan akhirnya menuju corporate citizenship dengan menggunakan karakteristik seperti motivasi, misi, pengelolaan, pengorganisasian, penerima manfaat, kontribusi serta inspirasi.

Tabel 1 Karakteristik tahap-tahap kedermawanan sosial

Tahapan Charity Philantrophy Corporate Citizenship

Motivasi Agama, Tradisi, Adat

Norma, etika, dan hukum universal.redistribusi kekayaan

Pencerahan diri dan Rekonsiliasi dengan ketertiban sosial Misi Mengatasi masalah

sesaat

Mencari dan mengatasi akar masalah

Memberikan kontribusi kepada masyarakat

Pengelolaan Jangka pendek menyelesaikan masalah besar

Terencana dan Terorganisir serta terprogram

Terinternalisasi dlam kebijakan perusahaan

pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ Dana abadi: profesionalitas

Keterlibatan baik dana maupun sumber dana lain.

Penerima

Manfaat/

Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas dan Perusahaan

Kontribusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah(sosial maupun pembangunan) keterlibatan sosial. Inspirasi Kewajiban Kepentingan Bersama

Sumber: Zam Saidi (2003) “Sumbangan Sosial perusahaan” Profil dan pola distribusinya di Indonesia:


(24)

Dilihat dari Tabel 1, menurut sifatnya sumbangan dapat dibagi atas dua dimensi. Pertama karitas (charity) yakni memberi bantuan untuk kebutuhan dan kendala yang sifatnya sesaat dan mendesak. Kedua filantropi yaitu sumbangan atau berupa hibah yang ditujukan untuk kegiatan investasi sosial atau kegiatan yang diarahkan pada penguatan kemandirian masyarakat dan umumnya membutuhkan pengelolaan yang sistematis dan terencana (Saidi, 2003).

Definisi mengenai corporate philantrophy sifatnya lebih eksternal dan kurang melihat aspek internal perusahaan serta pada prinsipnya lebih di asosiasikan dengan cash donation atau sumbangan dalam bentuk tunai. Sementara dalam konteks CSR tidak hanya melihat aspek eksternal, tetapi juga melihat aspek internal perusahaan dan cakupannya jauh lebih luas dari sekedar cash donation. Tahap-tahap dalam penerapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya yaitu:

1. Tahap perencanaan: tahap ini berdiri atas 3 langkah utama yaitu

Awareness Building, CSRManual Building.

2. Tahap Implementasi: tahap ini terdiri atas 3 langkah utama yaitu sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi.

3. Tahap evaluasi: tahap ini perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektifitas penerapan CSR. 4. Pelaporan: tahap ini dilakukan untuk membangun sistem informasi,

baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

Kegiatan CSR secara strategis merencakanakan program yang menghasilkan dampak atau outcome bukan sekadar hasil atau output, sehingga program CSR memiliki manfaat jangka panjang baik bagi organisasi maupun komunitas. Menurut Rogovsky (2000) dalam Wibisono (2007) menunjukkan manfaat program ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi indvidu karyawan: belajar metode alternatif dalam berbisnis, menghadapi tantangan pengembangan dan bisa berprestasi dalam lingkungan baru, mengembangkan keterampilan baru, memperbaiki pengetahuan perusahaan atas komunitas lokal dan member kontribusi bagi komunitas lokal, dan mendapatkan persepsi baru atas bisnis.


(25)

2. Manfaat bagi penerima program: mendapatkan keahlian dan keterampilan professional yang tidak dimiliki organisasi atau tidak memiliki dana untuk mengadakannnya, mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa pendekatan yang segar dan kreatif dalam memecahkan masalah, dan memperoleh pengalaman dari organisasi besar sehingga melahirkan pengelolaan organisasi seperti menjalankan bisnis.

3. Manfaat bagi perusahaan:memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas kerjasama komunitas:peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas, meningkatkan pengetahuan tentang komunitas lokal, meningkatkan citra perusahaan karena para karyawan menjadi duta besar bagi perusahaan.

Perwujudan CSR terhadap masyarakat sekitarnya adalah dengan membuat berbagai program pengembangan masyarakat. Program ini dibuat dengan melibatkan masyarakat bukan sebagai objek tetapi subjek dari pembangunan.

2.3 Persepsi

2.3.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat 2005). Leavitt (1978) menyatakan pengertian persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Hal tersebut juga berarti bahwa setiap orang menggunakan kacamata sendiri-sendiri dalam memandang dunianya.

Berdasarkan pengertian persepsi di atas, maka dapat diketahui bahwa proses pembentukkan persepsi merupakan proses yang terjadi pada diri individu. Persepsi masyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah persepsi beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama.


(26)

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Krech dan Cruthfield dalam Rakhmat (2005) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a.Faktor Fungsional: Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk dalam faktor-faktor personal. Persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut.

b. Faktor Struktural: Faktor struktural berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.

Selain faktor kebutuhan di atas, Leavitt (1978) juga menyatakan bahwa cara individu melihat dunia adalah berasal dari kelompoknya serta keanggotaannya dalam masyarakat. Artinya, terdapat pengaruh lingkungan terhadap cara individu melihat dunia yang dapat dikatakan sebagai tekanan-tekanan sosial.

2.4 Partisipasi

2.4.1 Pengertian Partisipasi

Definisi partisipasi sangat beragam. Menurut Nasdian (2003), partisipasi adalah proses aktif dimana inisiatif diambil oleh masyarakat sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat melakukan control efektif. Definisi ini member pengertian bahwa masyarakat diberi kemampuan untuk mengelola potensi yang dimiliki secara mandiri. Partisipasi komunitas dalam pengembangan masyarakat adalah suatu proses bertingkat dari pendistribusian kekuasaan pada komunitas sehingga mereka memperoleh control lebih besar pada hidup mereka sendiri.

Menurut Cohen dan Uphoff (1980) dalam Nasdian (2003), keterlibatan masyarakat dimulai dari tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan, dan penikmatan hasil.


(27)

2.4.2 Jenis Partisipasi

Cohen dan Uphoff (1977) dalam Nasdian (2003) membagi bentuk keterlibatan masyarakat yang menunjukkan adanya partisipasi dalam pembangunan, yaitu sebagai berikut:

1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan, yaitu masyarakat terlibat dalam memutuskan program/ proyek apa yag cocok/ bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

2. Partisipasi dalam penerapan kegiatan, yaitu masyarakat ikut serta melaksanakan program/ proyek yang sudah ditetapkan oleh mereka sendiri

3. Partisipasi dalam menikmati hasil, yaitu masyarakat ikut memanfaatkan hasil-hasil proyek yang telah mereka kerjakan.

4. Partisipasi dalam evaluasi, yaitu masyarakat ikut mengevaluasi dan menilai berhasil tidaknya sebuah program/proyek yangmereka kerjakan.

Berdasarkan pernyataan diatas, tipe-tipe partisipasi didasarkan atas tahap-tahap kegiatan, yang dapat digolongkan antara lain tahap perencanaan,pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi. Bentuk sumbangan dapat digolongkan, antara lain pikiran, tenaga, waktu, dan modal.

2.4.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Beberapa faktor yag mempengaruhi partisipasi masyarakat menurut Pangestu (1995) adalah sebagai berikut:

1. Faktor internal, yaitu mencakup karakteristik individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Karakteristik individu mencakup umur, tingkat pendidikan jumlah beban keluarga, jumlah pendapatan, dan pengalaman berkelompok. 2. Faktor eksternal, meliputi hubungan yang terjalin antara pihak mengelola proyek dengan sasaran dapat mempengaruhi partisipasi karena sasaran akan dengan sukarela terlibat dalam suatu proyek jika sambutan pihak pengelola positif dan mengutungkan mereka. Bila didukung dengan pelayanan pengelola kegiatan yang positif dan tepat dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran itu ragu-ragu berpartisipasi dalam proyek tersebut.


(28)

Menurut Silaen (1998), semakin tua umur seseorang maka penerimaannya terhadap hal-hal baru semakin rendah. Hal ini karena orang yang masuk dalam golongan tua cenderung selalu bertahan dengan nilai-nilai lama sehingga diperkirakan sulit menerima hal- hal yang bersifat baru. Faktor jumlah beban keluarga, menurut Ajiswarman (1996), menunjukkan bahwa semakin besar jumlah beban kelurga menyebabkan waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan akan berkurang karena sebagian besar waktunya digunakan untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Murray dan Lappin (1976) menyatakan bahwa lama tinggal adalah faktor internal yang mempengaruhi partisipasi. Semakin lama tinggal di suatu tempat, semakin besar rasa memiliki dan perasaan dirinya sebagai bagian dari lingkungan, sehingga timbul keinginan untuk selalu menjaga dan memelihara lingkungan dimana dia tinggal.

Selain faktor pendorong terdapat pula faktor-faktor penghambat partisipasi antara lain adalah masalah struktural. Menurut Nasdian (2003) masalah struktural mengalahkan lapisan bawah terhadap interest pribadi aparatur pemerintah yang lebih kuat. Selain masalah struktural, faktor lain yang menghambat partisipasi masyarakat adalah budaya yang tumbuh dalam masyarakat, yaitu sikap masyarakat yang pasrah terhadap nasib dan terlalu lama tergantung kepada pemimpin sehingga masyarakat kurang kreatif. Budaya tersebut secara langsung dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan.


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Penerapan CSR oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan bentuk program charity, philantrophy, dan pengembangan masyarakat. Untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan CSR, dapat dilakukan analisis terhadap persepsi yang diberikan oleh masyarakat dan tingkat partisipatif masyarakat dalam mengikuti program CSR yang diadakan oleh perusahaan tersebut. Persepsi masyarakat, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Leavit (1978), sebenarnya merupakan pandangan terhadap suatu hal yang dialami masing-masing individu. Persepsi individu tersebut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya (faktor individu) dan faktor yang berasal dari luar dirinya atau lingkungannya (faktor lingkungan). Faktor individu yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain kebutuhan, karakteristik sosial ekonomi. Adapun faktor lingkungannya antara lain kelompok sosial, dampak aktivitas perusahaan (sosial, ekonomi).

Dalam analisis tingkat pertisipasi masyarakat dilihat dari peran serta masyarakat dalam tahapan pelaksanaan CSR, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemanfaaatan hasil,dan evaluasi. Terdapat faktor yang mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk berperan serta dalam kegiatan tersebut yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik individu yang mempengaruhi partisipasi meliputi usia, tingkat pendidikan,pendapatan, dan lama tinggal. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi partisipasi yaitu faktor yang terdapat di luar responden yang dapat memotivasi atau mendorong responden untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan CSR yang diadakan. Yaitu metode pelaksanaan, serta pelayanan yang diberikan dari pelaksanaan kegiatan CSR yang diadakan perusahaan.

Kegiatan CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan berdampak pada perusahaan itu sendiri dan pada masyarakat yang tinggal di lokasi pelaksanaan CSR. Dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat diantaranya adalah peningkatan taraf hidup dan kelembagaan berkelanjutan.


(30)

Peningkatan taraf hidup masyarakat akan dilihat dari peningkatan pendapatan setelah diadakannya kegiatan CSR. Sedangkan dampak yang akan dirasakan oleh perusahaan adalah peningkatan citra perusahaan di mata masyarakat (Gambar 1).

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional penelitian Faktor

Internal/karakterist ik Individu  Jenis kelamin  Usia

 Lama Bersekolah  Tingkat

Pendidikan  Jumalah anggota

keluarga  Pekerjaan  Pendapatan HUTAN PERUSAHAAN HTI (PT WKS) (TINGKAT PENDAPATAN)  Pendapatan Sebelum

diadakannya kegiatan CSR  Pendapatan Setelah diadakannya

kegiatan CSR CSR: PERSEPSI MASYARAKAT PENGUATAN EKONOMI LOKAL Dampak Bagi Perusahaan:  Kegiatan CSR dinilai

Berhasil  Peningkatan citra

Perusahaan

Dampak Bagi Masyarakat:  Peningkatan taraf

hidup

Faktor

Internal/karakteristik Individu

 Jenis kelamin  Usia

 Lama Bersekolah  Tingkat

Pendidikan  Jumalah anggota

keluarga  Pekerjaan  pendapatan PARTISIPASI MASYARAKAT Tingkat Partisipasi  Partisipasi dalam perencaaan  Partisipasi dalam pelaksaaan  Partisipasi dalam pemanfaatan hasil  Partisipasi dalam evaluasi


(31)

3.2 Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa desa yang merupakan lokasi penerapan program CSR PT.WKS, Jambi. Pelaksanaannya dilakukan mulai bulan April sampai bulan Juni 2010. Penentuan daerah contoh menggunakanpurposive sampling dengan memilih responden yang dapat mewakili ruang lingkup penelitian. Sehingga daerah contoh pengambilan responden adalah daerah yang merupakan tempat pelaksanaan program corporate social responcibility. Desa yang menjadi daerah contoh yaitu Desa Tebing Tinggi, Kuala Dasal, Dusun Mudo,Pematang Lumut, Rawa panjang, Senyerang, Mendahara Ulu, dan Lubuk Mandarsah.

3.3 Alat dan Sasaran Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain: 1. Kuesioner

2. Peta wilayah penelitian 3. Data statistik lokasi penelitian 4. Alat tulis

5. Kamera

6. Unit komputer dengan program Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007, dan SPSS 16.0 for Windows

Sasaran penelitian ini adalah masyarakat sekitar PT. WKS yang terlibat dalam program CSR perusahaan tersebut.

3.4 Jenis Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari masyarakat langsung yang dijadikan objek penelitian sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan berupa dokumen tentang kebijakan, rencana dan realisasi CSR. Data sekunder juga dapat diperoleh melalui buku, majalah, internet, surat kabar dan instansi-instansi yang relevan dengan penelitian ini.


(32)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur, pengisian kuisioner dan wawancara, serta pengumpulan data-data statistik yang turut membantu dalam penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada pihak perusahaan dan masyarakat yang berpartisipasi dalam program CSR. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam pada responden dan informan. Kuisioner berisikan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi, tingkat partisipasi dan dampak yang diperoleh setelah diadakannya kegiatan CSR. Pegumpulan data primer juga dilengkapi dengan wawancara mendalam menggunakan panduan pertanyaan pada informan.

3.6 Metode Pemilihan Responden

Subyek dalam penelitian ini akan dibedakan menjadi responden dan informan. Responden adalah masyarakat yang berperan dan berpartisipasi terhadap program CSR yang diadakan oleh PT.WKS. Pemilihan responden dilakukan dengan metode purposive (kesengajaan), yakni dengan menetapkan masyarakat yang telah ikut serta dalam program CSR lebih dari dua tahun. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar responden dapat mempresentasikan kejadian yang ada di lapang.

Purposive sampling mempunyai suatu tujuan atau dilakukan dengan sengaja. Cara pengambilan sampel dilakukan diantara populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Mardalis 2004). Dalam menentukan jumlah sampel Roscoe (1975) menyatakan bahwa untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10-20 elemen. Sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30-60 atau dari 120-250. Namun jika sampelnya di atas 500, tidak direkomendasikan untuk menerapkan uji statistik (Champion 1981).


(33)

Jumlah responden yang diambil adalah 60 responden dengan standar minimal penelitian survey adalah sebanyak 30 orang (Singarimbun dan Effendi 1995). Sedangkan informan adalah pihak PT. WKS sebagai perusahaan yang menjalankan CSR dan juga pihak-pihak lain yang terkait. Jumlah informan tidak dibatasi guna menambah gambaran yang lebih mendalam. Data sekunder yang digunakan yaitu gambaran umum perusahaan dari kebijakan CSR yang dilaksanakan perusahaan yang meliputi landasan, kebijakan, pengorganisasian, rencana, serta realisasi CSR.

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Pengukuran pengetahuan responden.

Tingkat pengetahuan responden terhadap keberadaan perusahaan kehutanan dan kegiatan CSR yang diadakan oleh perusahaan. Hal diketahui dari kemampuan responden menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner. Kuisioner pengukuran pengetahuan terdiri atas beberapa pertanyaan semi terbuka dan dianalisis secara deskriptif.

3.7.2 Persepsi masyarakat dibidang ekonomi.

Persepsi responden terpilih terhadap peningkatan ekonomi lokal diukur melalui kuesioner dengan mengajukan sejumlah pernyataan mengenai penilaian subjektif tentang kegiatan corporate social responsibility. Persepsi diukur dengan menggunakan skala Likert (Allen dan Seaman 2007) dan dikategorikan menjadi tiga kelompok besar, yaitu baik, sedang, dan buruk berdasarkan standar deviasi pada table 2.

Tabel 2 Kategori repon skala Likert (Allen dan Seaman 2007)

Skala 1 2 3 4 5

tidak pernah jarang kadang-kadang sering Selalu

sangat setuju setuju netral tidak setuju sangat tidak setuju paling penting penting netral tidak penting sangat tidak penting


(34)

Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu variable, konsep, gejala, atau fenomena. Skala Likert terdiri dari pernyataan positif yang menjadi indikasi positif dan sebaliknya bentuk pernyataan negatif menjadi indikasi negatif. Setiap pernyataan disediakan lima alternatif pilihan dengan skor berurutan, yaitu sangat setuju (5) sampai sangat tidak setuju (1) untuk pernyataan positif dan sangat setuju (1) sampai sangat tidak setuju (5) untuk pernyataan negatif (Djaali dan Muljono 2004).

Data karakteristik dianalisis berdasarkan selang yang dihitung menurut sebaran contoh, sedangkan tingkat persepsi dianalisis dengan menggunakan standar deviasi. Penggolongan kategori dilakukan berdasarkan total skor yang diperoleh responden untuk setiap aspek yang diajukan pada kuesioner. Skor dari setiap aspek dikategorikan berdasarkan perhitungan standar deviasi menggunakan rumus berikut dan selanjutnya disajikan pada Tabel 3.

Dimana s = standar deviasi n = banyaknya responden xi = nilai dari responden ke-i

x = nilai rata-rata

Persepsi responden terpilih terhadap peningkatan ekonomi lokal diukur melalui kuesioner dengan mengajukan sejumlah pernyataan mengenai penilaian subjektif tentang kegiatan corporate social responcibility.Diukur dengan menggunakan skala likert berskala lima terhadap sebuah penyataan. Persepsi diukur dengan menggunakan skala Likert dan dikategorikan menjadi tiga kelompok besar, yaitu baik, sedang, dan buruk berdasarkan standar deviasi pada table 3.

Tabel 3 Nilai tingkat persepsi responden

Tingkat Persepsi Nilai Kriteria

Baik > 31

Sedang 24 < x < 31


(35)

Sedangkan untuk penyajian data karakteristik responden yang akan dianalisis korelasinya dengan tingkat persepsi terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Data dan pengolahan

Karakteristik Sosial Ekonomi Kategori Skala Dasar pengukuran 1. Jenis kelamin 1. Laki-laki Nominal Sebaran

contoh 2. Perempuan

2. Usia (tahun) 1. 21-30 tahun Nominal Sebaran contoh 2. 31-40 tahun

3. 41-50 tahun 4. 51-60 tahun 5. >61 tahun

3. Tingkat pendidikan 1. Tidak tamat Sekolah Dasar Nominal Sebaran contoh 2. Sekolah Dasar

3. Sekolah Menengah Pertama 4. Sekolah Menengah Atas 5. Perguruan Tinggi 4. Jumlah anggota keluarga

(orang)

1. Kecil (< 4) Nominal Sebaran contoh 2. Sedang (5 < x < 7)

3. Besar (> 8)

5. Pekerjaan utama 1. Buruh Nominal Sebaran

contoh 2.Petani

3. Lain-lain

6. Tingkat pendapatan (Rp) 1. < Rp. 5 Juta Nominal Sebaran contoh 2. Rp. 5 Juta < x < Rp. 10 Juta

3. Rp. 10 Juta < x < Rp. 15 uta 4. Rp. 15 Juta < x < 2Rp. 20 Juta 5. >Rp. 20 Juta

3.7.3 Uji validitas dan reliabilitas persepsi

Uji validitas dilakukan guna mengetahui apakah pernyataan yang diajukan pada kuesioner sah atau tidak. Dengan kata lain uji validitas dilakukan terkait keakuratan instrumen penelitian. Pengujian dilakukan melalui pngukuran korelasi antara item pernyataan dengan skor total variabel.

Instrumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,05 (selang kepercayaan 95%). Uji reliabilitas sendiri dilakukan untuk


(36)

mengetahui sejauh mana suatu instrumen pengukuran memberikan hasil yang dapat dipercaya/ diandalkan.

Uji reliabilitas menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach pada

software SPSS17.0. Menurut Stanislius dan Uyanto (2009) suatu instrumen pengukuran (misal kuesioner) dikatakan reliabel (reliable) bila memberikan hasil skor yang konsisten pada setiap pengukuran. Perlu diperhatikan bahwa suatu pengukuran mungkin reliabel tapi tidak valid, tetapi suatu pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel. Ini berarti reliabilitas (reliability) merupakan syarat perlu tapi tidak cukup (necessary but not sufficicient condition) untuk validitas (validity). Mengingat perbandingan persepsi responden terhadap kedua objek dilakukan menurut aspek-aspek yang sama, maka satu pernyataan yang tidak valid atau memiliki tingkat reliabilitas rendah pada instrumen pengukuran persepsi terhadap objek A akan mengakibatkan pernyataan yang sifatnya sama pada instrumen pengukuran persepsi terhadap objek B harus dihilangkan.

Tabel 5 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach

Alpha Tingkat Reliabilitas

0.00–0.20 kurang reliabel

> 0.20–0.40 agak reliabel > 0.40–0.60 cukup reliabel

> 0.60–0.80 Reliabel

> 0.80–1.00 sangat reliabel Sumber: Sugiyono (2007)

3.7.4 Pengolahan dan analisis data

Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif terbatas pada teknik pengolahan statistika dasar yang meliputi frekuensi distribusi, ukuran sebaran (rata-rata, standar deviasi, serta nilai minimum dan maksimum), grafik, dan tabulasi yang kemudian dilakukan penafsiran. Sementara untuk menjawab tujuan yang sifatnya menganalisis hubungan antarpeubah maka digunakan uji regresi linier sederhana dengan menggunakan software SPSS 17.0

Sedangkan untuk data dari faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi masyarakat dikumpulkan, diidentifikasi, dan dianalisis secara deskriptif.


(37)

Analisis deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan data-data yang tidak dapat dihitung yaitu kelompok sosial dan dampak kegiatan CSR (sosial,ekonomi). Hasil data yang sudah terkumpul kemudian diinterpretasikan ke dalam bentuk teks naratif.

3.7.5 Partisipasi Masyarakat

Perhitungan tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan CSR perusahaan dilakukan perhitungan untuk masing-masing tahapan (tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemanfaatan hasil,dan tahap evaluasi) digunakan rumus:

X100%

Tabel 6 Kriteria pemberian skor partisipasi untuk masing-masing tahapan (di hitung untuk setiap tahapan)

Intensitas keikutserataan Kategori

Terlibat 51-100% rangkaian kegiatan Tinggi Terlibat 25-50% dari rangkaian kegiatan Sedang

Terlibat≤ 25% kegiatan Rendah

Pada persepsi dan partisipasi selain dilakukan pengujian korelasi karakteristik masing-masing responden dengan nilai partisipasi dan persepsi, juga dilakukan analisa deskriptif dari faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat persepsi dan partisipasi responden.

3.7.6 Peningkatan taraf hidup ( persentase peningkatan pendapatan)

Pendapatan masyarakat yang dilihat yaitu perbandingan antara pendapatan total sebelum diadakannya kegiatan CSR dengan pendapatan total setelah diadakannya kegiatan CSR (tabel 21). Untuk mengetahui besarnya peningkatan pendapatan, masing-masing kategori pendapatan tersebut dijumlahkan dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus yang diadopsi dari rumus peningkatan pendapatan dari kegiatan PHBM oleh perhutani (Muzakir, 2005).


(38)

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

P (X)= X 100%

Dimana:

P(1) = Pendapatan total sebelum kegiatan P (2)= Pendapatan total setelah kegiatan P (X)= Persentase perubahan pendapatan

Perhitungan persentase perubahan pendapatan kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria pada tabel 7.

Tabel 7 Kriteria peningkatan pendapatan

Persentase Perubahan Pendapatan Kategori

> 51% Tinggi

25-50% Sedang


(39)

3.8 Definisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan fokus penelitian. Untuk memahami beberapa istilah tersebut, berikut definisi operasional ( Tabel 8).

Tabel 8 Definisi operasional

Istilah Definisi

Persepsi masyarakat sekitar

merupakan cara pandang beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama terhadap kegiatan CSR.

Partisipasi masyarakat sekitar

jenjang peran serta masyarakat terhadap implementasi CSR yang dilakukan perusahaan. Tingkat partisipasi akan dilihat dari peran serta masyarakat dalam tahapan CSR, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, dan evaluasi. Faktor Internal Karakteristik sosial ekonomi (termasuk faktor internal dalam partisipasi) yaitu:

Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Umur usia responden pada saat dilakukan penelitian yang diukur dalam satuan tahun. Umur reponden digolongkan menjadi kelompok remaja (< 20 tahun), dewasa (20-50 tahun), dan tua (> 50 tahun).

Tingkat pendidikan

pendidikan formal yang diselesaikan responden dan digolongkan menjadi lima kelompok berikut: tidak sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.

Jumlah anggota keluarga

jumlah anggota keluarga responden yang masih hidup saat dilakukan penelitian dan hanya meliputi istri/ suami dan anak. Jumlah anggota keluarga responden dibedakan menjadi kecil (< 4 orang), sedang (4-7 orang), dan besar (> 7 orang).

Pekerjaan atau mata

pencaharian

kegiatan utama yang dilakukan responden untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dibagi kedalam tiga kategori, yakni petani, pengusaha sawit, dan lain-lain.

Faktor Eksternal

faktor yang terdapat di luar responden yang dapa memotivasi atau mendorong responden untuk member persepsi dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan CSR yang diadakan.

Dampak bagi perusahaan

efek yang terjadi pada perusahaan setelah mengimplementasikan CSR, efek ini meliputi peningkatan citra perusahaan di mata masyarakat.

Dampak bagi masyarakat

efek yang terjadi pada masyarakat setelah dilaksanakannya CSR oleh suatu perusahaan

Peningkatan taraf hidup

penambahan taraf hidup masyarakat yang dilihat dari peningkatan pendapatan, rumah atau papan, kesehatan, pangan dan (sarana) komunikasi.

Peningkatan pendapatan


(40)

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Wirakarya Sakti merupakan salah satu perusahaan yang mendapatkan Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) seluas 293.812 Ha (berdasarkan Kep. Menhut No SK 346/ Menhut-II/2004). Perusahaan ini mengembangkan hutan tanaman industri dengan dengan jenis tanaman Acacia mangium, Acacia crassicarpa, dan Eucalyptus pellita dengan sistem silvikultur tebang habis dengan permudaan buatan (THPB). Disamping itu terdapat pula hutan sekunder yang dialokasikan sebagai kawasan lindung dan tanaman unggulan, sementara sisanya berupa hutan tidak produktif yang belum dikonversi menjadi hutan tanaman.

4.2 Letak Geografis

Lokasi Penelitian berada di areal sekitar Perusahan pada 0o45’00” ~ 01o30’00” LS dan 102o37’00” - 103o55’00” BT dengan ketinggian 3 – 469 dpl. Areal perusahaan hutan tanaman ini berada pada 8 (delapan) distrik yang tersebar di 5 (lima) kabupaten di provinsi Jambi, yakni Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Batanghari, Muaro Jambi, dan Tebo (PT. Wirakarya Sakti, 2010)

4.3 Tanah dan Geologi

Areal PT. Wirakarya Sakti terdiri dari lahan kering (54,97 %) dan lahan basah (45,03 %) dengan topografi datar (70,55 %), landai (17,09 %), bergelombang (11,55 %), serta agak curam (0,81 %). Ultisol, spodosol, inseptisol, dan histosol merupakan ordo tanah yang mendominasi di areal milik perusahaan. Disamping itu terdapat pula 10 (sepuluh) jenis batuan, yaitu Qal (Endapan Aluvial), Qs (Endapan Rawa), Qtk (Formasi Kasai), Tma (Formasi Air Benakat), Tmg (Formasi Gumai), Tmpm (Formasi Muaraenim), Jrg (Granit), PCg (Formasi Gangsal), Teol (Formasi Lahat), dan Tomt (PT. Wirakarya Sakti, 2010)


(41)

4.4 Iklim

Iklim di lokasi kegiatan Penelitian adalah Tipe Afa (Koppen) atau Tipe A/ sangat basah (Schmidt dan Ferguson) yang berada pada Zona Agroklimat E2 (Oldeman). Sementara curah hujan bulan tertinggi dan bulan terendah masing-masing 256 mm dan 104 mm (PT. Wirakarya Sakti, 2010)

4.5 Administrasi Pemerintahan

Desa-desa yang berada disekitar wilayah perusahaan PT. Wirakarya Sakti terdapat sekitar 26 desa binaan yang berada di 4 kabupaten dan 9 kecamatan.

Tabel 9 Desa disekitar PT. Wirakarya Sakti

Kabupaten Kecamatan Desa Areal Perusahaan

Tanjung Jabung Barat Tungkal Ulu 1.Kuala Dasal Distrik-I 2.Purwodadi

3. Tebing Tinggi Distrik-V

4.Suban Distrik-VI

5.Dusun Kebun 6.Tanjung Bojo

Merlung 1.Dusun Mudo Distrik-I 2.Penyambungan Distrik-IV 3.Pulau Pauh

Betara 1.Pematang Lumut Distrik-I 2.Sei Gebar Distrik-II 3.Teluk sialang

4.Betara Kiri

Tungkal Ilir 1.Bram Itam Kiri Distrik-I Pengabuan 1.Sei rambai Distrik-V

2.Senyerang 3.Teluk Nilau 4.Parit Pudin

Tanjung Jabung Timur Mendahara 1. Mendahara Ulu Distrik-II 2.Mendahara Tengah

Batanghari Pemayung 1.Lubukruso Distrik-III 2.Kuap

3.Olak Rambahan

Muara Jambi Kumpeh Ilir 1.Rukam Distrik-IIA Marosebo 1.Danau lamo

2.Sekumbung Sumber: PT. Wirakarya Sakti, Hasil Studi Diagnostik (2009) .


(42)

4.6 Struktur Penduduk

Jumlah penduduk di 26 desa binaan PT. Wirakarya sakti sangat bervariasi. Jumlah penduduk terbanyak yaitu desa Tebing Tinggi sebanyak 15.248 orang. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berjumlah 690 orang di desa Sekumbung. Rata-rata jumlah anggota setiap kepala keluarga (KK) sekitar 4 jiwa (Tabel 10).

Tabel 10 Distribusi penyebaran penduduk desa

Desa Jumlah

Penduduk

Jumlah KK Rata-rata/

(Jiwa) Jiwa

Kuala Dasal 1418 163 8.70

Purwodadi 5992 1018 5.89

Tebing Tinggi 15248 2077 7.34

Suban 1763 473 3.73

Dusun Kebun 1765 486 3.63

Tanjung Bojo 844 222 3.80

Dusun Mudo 1596 518 3.08

Penyambungan 722 211 3.42

Pulau Pauh 918 264 3.48

Pematang Lumut 8790 2891 3.04

Sei Gebar 2183 628 3.48

Teluk sialang 12492 3452 3.62

Betara Kiri 4932 1358 3.63

Bram Itam Kiri 5493 1496 3.67

Sei rambai 11397 2651 4.30

Senyerang 12508 2896 4.32

Teluk Nilau 14386 3466 4.15

Parit Pudin 8803 2212 3.98

Mendahara Ulu 9044 2284 3.96

Mendahara Tengah 11682 2808 4.16

Lubukruso 3612 864 4.18

Kuap 1664 481 3.46

Olak Rambahan 902 278 3.24

Rukam 899 317 2.84

Danau lamo 1052 250 4.21

Sekumbung 690 182 3.79


(43)

4.7 Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat

Jumlah total penduduk yang berada di sekitar areal IUPHHK PT. Wirakarya Sakti sebesar 359.942 jiwa. Jumlah anak-anak, angkatan kerja (17–54 tahun), dan angkatan tidak produktif masing-masing sebanyak 169.586, 164.844, dan 25.512 jiwa. Sebanyak 34,30 % penduduk bekerja sebagai petani, sedangkan yang berprofesi sebagai pedagang dan pekerjaan lainnya masing-masing sebanyak 19,44 % dan 46,25 %. Mayoritas penduduk beragama Islam (99,32 %) dan sisanya beragama Katholik/ Protestan (0,66 %) serta aliran kepercayaan lainnya (0,02 %) (PT. Wirakarya Sakti, 2010)

Mata pencaharian penduduk yang berada pada sekitar areal kerja PT. Wirakarya Sakti adalah petani. Sedangkan diluar mata pencaharian tersebut terdapat beberapa variasi laiannya yaitu pedagang, nelayan, PNS, dan buruh. Dari hasil survey studi diagnostik yang dilakukan oleh PT. Wirakarya Sakti besarnya penduduk yang bermata pencaharian dibidang pertanian (berkebun, berladang, beternak, tambak, dll) sebesar 60,19%, pedagang 7,12%, nelayan 16,54%, PNS 3,46% dan buruh 12,69%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk masih menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian (PT. Wirakarya Sakti, 2010)

Masyarakat desa sekitar PT. Wirakarya Sakti berada dalam kultur/ budaya Melayu dan beberapa pendatang yang merupakan transmigran dari pulau Jawa. Namun pada beberapa desa masih terdapat hukum adat yang mengatur banyak hal, diantaranya hukum mengenai orang per orang dan kekeluargaan. Hal ini berhubungan erat dengan sejarah wilayah Jambi yang merupakan pusat Kerajaan Melayu pada abad ke 15 dan 16 (PT. Wirakarya Sakti, 2010)


(44)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 ProgramCorporate Social Responsibility (CSR) PT. WKS 5.1.1 Sejarah Program CSR Perusahaan

PT. Wirakarya Sakti sebagai perusahaan terbesar yang mengelola hutan tanaman di Propinsi Jambi menerapkan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat disekitar perusahaan atau dikenal dengan istilah CSR yang merupakan salah satu social license dengan harapan dapat mewujudkan keharmonisan hubungan yang terjalin dengan masyarakat disekitar perusahaan. Dalam rangka menghadapi persaingan global, komitmen terhadap kelestarian fungsi produksi, kelestarian fungsi lingkungan dan fungsi sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk menuju Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari (PHTL) atau

Sustainable Forest Management(SFM).

Untuk itu perusahan telah melakukan upaya dalam rangka mendapatkan sertifikasi PHTL yang dikeluarkan oleh Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI). Khusus mengenai kelestarian fungsi sosial PT. WKS telah melaksanakan kegiatan CSR yang dikembangkan melalui kegiatan Community Development (CD) dan kepedulian terhadap lingkungan. Dalam hal ini CSR merupakan asas perencanaan implementasi dan evaluasi kegiatan CD. Hal ini mengacu kepada implementasi dari kriteria sosial seperti yang tercantum dalam SK Menteri Kehutanan No. 177/Kpts-II/2003 mengenai PHTL.

Kegiatan CD atau Pemberdayaan masyarakat telah dilakukan sejak tahun 1989. Pada awalnya kegiatan ini diberi nama PMDH yang merupakan kewajiban normatif dari pemerintah yang mengacu kepada SK Menteri Kehutanan. Istilah pemberdayaan masyarakat sekitar hutan sejak tahun 2004 berubah menjadi istilah CD sejalan dengan dicabutnya aturan normatif mengenai PMDH.


(45)

Program CD PT. WKS diarahkan untuk menjamin terpenuhinya 4 indikator sosial sebagai berikut :

1. Ketersediaan mekanisme resolusi konflik sosial

2. Ketersediaan mekanisme dan implementasi pendistribusian manfaat 3. Ketersediaan mekanisme dan implementasi partisipasi masyarakat dalam

pemanfaatan hutan tanaman

4. Ketersediaan mekanisme dan implementasi peningkatan ekonomi masyarakat setempat.

5.1.2 Bentuk penerapan program CSR di PT. Wirakarya Sakti

Beberapa kegiatan digulirkan sebagai bentuk kepedulian dan partisipasi perusahaan terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan. Kegiatan PT. WKS dalam mengembangkan Hutan Rakyat sejak tahun 1997 merupakan salah satu contoh kegiatan CD yang didasari oleh kepedulian perusahaan untuk berperan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemanfaaatan lahan yang tidak produktif. Untuk pengelolaan sosial masyarakat sekitar hutan, PT. WKS telah menerapkan system manajemen lingkungan dengan standar ISO 140001 dan memperoleh sertifikat dari Lembaga Ekolabeling Indonesia (LEI) Standard 5000-2 yang merupakan standar untuk SFM (Sustainable Plantation Forest Management system).

PT. WKS membangun Pusat Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat (CD Center) yang merupakan salah satu upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat sekitar wilayah perusahaan. CD Center dibangun di areal seluas 16 Ha yang bertujuan untuk menjadi pusat pelatihan pemberdayaan masyarakat. Selain untuk membangun motivasi bagi masyarakat, fokus pemberdayaan masyarakat perusahaan juga memberikan beberapa pelatihan dalam peningkatan kemampuan teknis pertanian umum dan industri kecil. Beberapa unit pelatihan teknis diantaranya budidaya pertanian, pelatihan pembuatan kompos.

Dalam mengembangkan program CD yang merupakan bentuk kegiatan CSR dari PT. WKS dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok kegiatan yaitu: (1) Dukungan Finansial, (2) Proyek Fisik (3) Usaha Produktif. Tabel 11 menyajikan bentuk-bentuk penerapan program dari ketiga kelompok kegiatan tersebut.


(46)

Bentuk Dukungan Bidang Penerapan

Dukungan sosial a. Keagamaan Peringatan hari besar Lomba MTQ b.Sosial Budaya Keadatan

Kemasyarakatan Lingkungan

Kepemudaan dan Olahraga Kesehatan

Pangan papan

c.Pendidikan Pelatihan dan Penyuluhan Bantuan dan Subsidi Dana

Proyek Fisik Infrastruktur Sekolah

Tempat Ibadah Akses Jalan Pasar

Usaha Produktif Ekonomi Kewirausahaan

Tambak Peternakan Pembibitan Koperasi Sumber: PT. Wirakarya Sakti, Laporan Tahunan Kegiatan CD 2009

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik sosial ekonomi responden dalam penelitian ini mencakup kelompok jenis kelamin, usia, lama bersekolah, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pekerjaan utama, dan tingkat pendapatan (Tabel 12). Deskripsi karakteristik responden bertujuan memperjelas informasi yang diperoleh penulis.

Jenis kelamin

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden didominasi kelompok laki-laki sebanyak 54 responden (90%), sementara sisanya adalah perempuan (Tabel 12). Responden perempuan bukan istri dari reponden laki-laki dan sebaliknya. Responden perempuan dalam penelitian memiliki sumber penghasilan sendiri atau memiliki pekerjaan yang berbeda dengan suami.


(47)

Karakteristik Sosial Ekonomi Kategori Jumlah Persentase (%) (orang)

1. Jenis kelamin 1. Laki-laki 54 90,00

2. Perempuan 6 10,00

Total 60 100,00

2. Usia (tahun) 1. 21-30 tahun 2 3.33

2. 31-40 tahun 22 36.67

3. 41-50 tahun 23 38.33

4. 51-60 tahun 7 11.67

5. >61 tahun 6 10.00

Total 60 100,00

3. Tingkat pendidikan 1. Tidak tamat Sekolah Dasar 2 3,33

2. Sekolah Dasar 38 63,33

3. Sekolah Menengah Pertama 15 25,00 4. Sekolah Menengah Atas 4 6,67

5. Perguruan Tinggi 1 1,67

Total 60 100,00

4. Jumlah anggota keluarga (orang)

1. Kecil (< 4) 37 61,67

2. Sedang (5 < x < 7) 23 38,33

3. Besar (> 8) 0 0,00

Total 60 100,00

5. Pekerjaan utama 1. Buruh 9 15,00

2.Petani 44 73,30

3. Lain-lain 7 11,70

Total 60 100,00

6. Tingkat pendapatan (Rp) 1. < Rp. 5 Juta 1 1,67 2. Rp.5 Juta < x < Rp. 10 Juta 18 30,00 3. Rp.10 Juta < x < Rp.15 Juta 21 35,00 4. Rp.15 Juta < x <Rp. 20 Juta 7 11,67

5. >Rp. 20 Juta 13 21,67

Total 60.00 100,00

Usia

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 12, Mayoritas responden berusia diselang 41-50 tahun yaitu sebanyak 36,67% dan responden yang berada dikategori usia 31-40 tahun sebanyak 38,33%. Dalam hal ini, dapat dikatakan responden dalam penelitian ini mayoritas masih dalam kategori usia produktif. Usia produktif merupakan usia 16-64 tahun dan dapat pula disebut usia kerja.


(48)

Jumlah anggota keluarga yang dimiliki responden menunjukkan besarnya keluarga responden. Mengacu pada Tabel 12 responden didominasi oleh keluarga kecil dimana jumlah anggota keluarga kurang dari atau sama dengan 4 orang. Untuk keluarga yang termasuk kategori sedang berjumlah 23 responden (38, 33%) dan 37 responden (61, 67%) untuk responden yang termasuk keluarga kecil.

Tingkat pendidikan

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 12 memiliki tingkat pendidikan yang beragam. Seluruh responden pernah mendapat pendidikan di bangku sekolah formal minimal di bangku Sekolah Dasar. Mayoritas responden menyelesaikan pendidikannya sampai jenjang Sekolah Dasar (63,33%). Sementara lulusan perguruan tinggi baik diploma maupun sarjana berjumlah 1 orang. Dari keseluruhan jumlah responden, 50% lebih responden hanya bersekolah selama 9 tahun. Hal ini menjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan dapat dikatakan masih rendah.

Pekerjaan utama

Responden dan penduduk pada umumnya disekitar areal PT. WKS didominasi oleh keluarga petani, baik petani sawah, petani tambak, peternak, buruh tani, buruh sawit dan petani sawit merangkap pengusaha kelapa sawit. 15% responden memiliki mata pencaharian sebagai buruh baik di PT. WKS maupun PT. Lontar Papyrus. Sedangkan yang berprofesi sebagai petani sawah, petani tambak, peternak, buruh tani sebanyak 44 responden (73,30%), dan selebihnya berprofesi sebagai wiraswasta, guru, supir, dan pengusaha (Tabel 12).

Tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan merupakan indikator kesejahteraan individu. Tabel 12 menunjukkan bahwa pendapatan responden cukup tersebar merata. Jumlah terbanyak yaitu responden yang memiliki pendapatan berkisar antara 10 juta hingga 15 juta rupiah per tahun atau sekitar satu juta rupiah per bulan.


(49)

Pada saat wawancara mendalam, untuk melihat keadaan sosial ekonomi secara langsung, kepemilikan lahan dan benda- benda elektronik seperti telepon selular, televisi dan kondisi rumah yang ditempati maka terlihat bahwa keadaan perekonomian responden berada pada tingkat menengah kebawah. Demikian juga dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang mereka manfaatkan masih menggunakan dukun kampung dan beberapa memanfaatkan pengobatan dari puskesmas serta pengobatan gratis dari perusahaan.

5.3 Persepsi Masyarakat Terhadap Kegiatan CSR PT. Wirakarya Sakti 5.3.1 Validitas dan realibilitas kuesioner

Berdasarkan uji validitas ( Tabel 13) menggunakan software SPSS 17.0 didapatkan pernyataan yang valid sebanyak 7 untuk pengukuran persepsi terhadap kegiatan CSR PT. WKS dalam bidang ekonomi. Dengan demikian hanya ada 7 pernyataan yang akan digunakan untuk tahap pengolahan selanjutnya, yakni analisa regresi linier untuk melihat trend pengaruh variabel terhadap persepsi dan partisipasi. Keseluruhan penyataan valid dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 13 Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan metode Alpha Cronbachinstrumen pengukuran persepsi

Pernyataan tentang Persepsi Ekonomi

Jumlah Tingkat reliabilitas Cronbach's

Alpha

Penyataan yang valid 7 Sangat Reliabel 0,096

Pernyataan yang dihapus 3

Total Pernyataan 10

5.3.2 Persepsi masyarakat dari aspek ekonomi

Aspek ekonomi menjelaskan bagaimana kegiatan CSR dari PT. WKS yang dilakukan melalui prinsip Community Development (CD) mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dari segi ekonomi, baik keuntungan maupun kerugiannya. Pembahasan persepsi meliputi peluang usaha, pemberdayaan masyarakat, peningkatan penghasilan, keuntungan dan kerugian dari kegiatan yang diadakan dan keberadaan perusahaan sendiri.


(1)

Lampiran 3 Persepsi Responden

Responden

Pertanyaan (*)

Jumlah nilai jawaban responden

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

3

4

4

2

3

4

2

22

2

4

4

4

3

3

4

3

25

3

4

4

4

4

2

3

3

24

4

5

5

4

4

4

4

5

31

5

3

4

4

3

4

4

3

25

6

4

4

4

4

3

4

5

28

7

2

4

4

3

3

4

3

23

8

4

4

4

4

3

4

3

26

9

4

3

4

4

3

4

1

23

10

2

5

4

2

4

4

3

24

11

4

5

4

2

3

4

3

25

12

3

3

4

3

4

4

3

24

13

4

5

4

3

3

3

3

25

14

4

5

4

2

3

3

3

24

15

4

5

4

3

3

4

3

26

16

2

5

4

4

4

4

3

26

17

4

5

4

4

3

3

3

26

18

2

5

4

3

3

4

3

24

19

4

5

4

3

3

3

3

25

20

4

4

4

4

4

4

4

28

21

4

5

4

3

3

4

3

26

22

3

5

4

3

3

4

3

25

23

4

5

4

3

3

4

3

26

24

2

4

4

3

3

3

3

22

25

2

5

4

3

3

4

4

25

26

2

5

4

3

3

4

3

24

27

4

5

4

3

3

3

3

25

28

5

5

4

5

4

4

4

31

29

4

4

4

5

3

3

3

26

30

4

4

4

3

3

4

3

25

31

4

4

4

3

3

4

3

25

32

4

4

4

2

4

4

1

23

33

4

5

3

2

3

3

3

23

34

2

5

4

2

3

4

3

23

35

4

4

4

3

3

3

1

22

36

4

4

3

3

3

4

3

24

37

4

5

4

3

3

4

3

26

38

4

4

4

3

3

4

1

23

39

2

4

3

3

3

4

3

22

40

4

4

4

3

3

3

1

22


(2)

41

4

4

4

3

3

4

3

25

42

2

4

2

3

3

4

3

21

43

2

4

3

3

3

4

3

22

44

4

5

4

2

3

4

4

26

45

4

5

4

3

3

3

3

25

46

4

4

3

2

4

4

3

24

47

5

5

4

3

4

5

5

31

48

4

4

4

4

3

4

3

26

49

2

4

4

4

3

4

2

23

50

4

3

4

2

4

4

3

24

51

4

5

4

3

3

4

1

24

52

4

5

4

2

3

4

3

25

53

4

5

4

3

3

4

3

26

54

2

5

4

4

3

4

1

23

55

3

4

4

2

3

4

3

23

56

4

5

4

3

3

4

3

26

57

2

5

4

4

3

4

3

25

58

4

5

4

3

3

4

3

26

59

4

5

4

3

3

4

3

26

60

2

5

4

2

3

4

3

23


(3)

Lampiran 4 Partisipasi Responden

Responden Tahapan Partisipasi Total

Perencanaan % Pelaksanaan % Hasil % Evaluasi % Pertemuan ( 2 pertemuan) ( 3 pertemuan) (2 pertemuan) (1 pertemuan) (8)

1 1 50 3 100.00 1 50 1 100 6

2 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2

3 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4

4 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8

5 0 0 1 33.33 1 50 1 100 3

6 1 50 0 0.00 0 0 1 100 2

7 0 0 1 33.33 1 50 1 100 3

8 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2

9 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8

10 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8

11 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8

12 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8

13 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8

14 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8

15 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8

16 2 100 3 100.00 2 100 0 0 7

17 2 100 3 100.00 2 100 1 100 8

18 2 100 3 100.00 2 100 0 0 7

19 2 100 3 100.00 2 100 0 0 7

20 2 100 3 100.00 2 100 0 0 7

21 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3

22 1 50 1 33.33 0 0 0 0 2

23 1 50 3 100.00 1 50 0 0 5

24 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2

25 0 0 0 0.00 1 50 0 0 1

26 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3

27 1 50 0 0.00 1 50 1 100 3

28 2 100 2 66.67 2 100 1 100 7

29 1 50 1 33.33 0 0 1 100 3

30 2 100 2 66.67 2 100 1 100 7

31 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4

32 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4

33 1 50 0 0.00 1 50 0 0 2

34 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4

35 2 100 0 0.00 2 100 0 0 4

36 2 100 2 66.67 2 100 0 0 6

37 1 50 1 33.33 1 50 1 100 4

38 0 0 1 33.33 1 50 1 100 3


(4)

40 0 0 1 33.33 1 50 1 100 3

41 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4

42 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2

43 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4

44 0 0 1 33.33 1 50 0 0 2

45 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4

46 0 0 3 100.00 1 50 0 0 4

47 1 50 2 66.67 2 100 0 0 5

48 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3

49 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4

50 1 50 1 0.00 1 50 0 0 3

51 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3

52 2 100 2 66.67 2 100 0 0 6

53 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3

54 1 50 3 100.00 2 100 0 0 6

55 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3

56 0 0 3 100.00 2 100 0 0 5

57 1 50 1 33.33 1 50 0 0 3

58 1 50 1 33.33 0 0 0 0 2

59 0 0 2 66.67 2 100 0 0 4

60 0 0 1 33.33 0 0 1 100 2


(5)

Lampiran 5 Pendapatan Responden

Responden Pendapatan sesudah 2007 (P2) Pendapatan Sebelum 2007 (P1) P2-P1 Persentase (Rupiah/ Tahun) (Rupiah/ Tahun) Peningkatan(%)

1 5700000 5400000 300000 5.56

2 16200000 15600000 600000 3.85

3 18300000 18000000 300000 1.67

4 66000000 62400000 3600000 5.77

5 24000000 24000000 0 0

6 42000000 42000000 0 0

7 6600000 5400000 1200000 22.22

8 6000000 5400000 600000 11.11

9 12000000 12000000 0 0

10 9840000 9600000 240000 2.5

11 18000000 18000000 0 0

12 13200000 13200000 0 0

13 9960000 9600000 360000 3.75

14 9720000 9120000 600000 6.58

15 11040000 11040000 0 0

16 11040000 11040000 0 0

17 11280000 11280000 0 0

18 11040000 10800000 240000 2.22

19 14880000 14880000 0 0

20 12600000 12480000 120000 0.96

21 6000000 6000000 0 0

22 28200000 27600000 600000 2.17

23 12000000 11400000 600000 5.26

24 22200000 22200000 0 0

25 4800000 4200000 600000 14.29

26 9600000 9000000 600000 6.67

27 10200000 10200000 0 0

28 14400000 14400000 0 0

29 15000000 15000000 0 0

30 16800000 16800000 0 0

31 12000000 12000000 0 0

32 42000000 42000000 0 0

33 9000000 9000000 0 0

34 9000000 9000000 0 0

35 8640000 8640000 0 0

36 9600000 9600000 0 0

37 9000000 9000000 0 0

38 10800000 10800000 0 0


(6)

40 8400000 8400000 0 0

41 14400000 14400000 0 0

42 12000000 12000000 0 0

43 24000000 24000000 0 0

44 14400000 14400000 0 0

45 10800000 10800000 0 0

46 10800000 10800000 0 0

47 9000000 9000000 0 0

48 9600000 7800000 1800000 23.08

49 30000000 30000000 0 0

50 30000000 30000000 0 0

51 36000000 36000000 0 0

52 36000000 36000000 0 0

53 7200000 7200000 0 0

54 16800000 16800000 0 0

55 16800000 16800000 0 0

56 32400000 32400000 0 0

57 30000000 30000000 0 0

58 12000000 12000000 0 0

59 10800000 10800000 0 0

60 7200000 7200000 0 0