3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur, pengisian kuisioner dan wawancara, serta pengumpulan data-data statistik yang turut
membantu dalam penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada pihak perusahaan dan masyarakat yang
berpartisipasi dalam program CSR. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam pada responden dan informan. Kuisioner berisikan sejumlah
pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi, tingkat partisipasi dan dampak yang diperoleh setelah diadakannya kegiatan CSR. Pegumpulan data primer juga
dilengkapi dengan wawancara mendalam menggunakan panduan pertanyaan pada informan.
3.6 Metode Pemilihan Responden
Subyek dalam penelitian ini akan dibedakan menjadi responden dan informan. Responden adalah masyarakat yang berperan dan berpartisipasi
terhadap program CSR yang diadakan oleh PT.WKS. Pemilihan responden dilakukan dengan metode purposive kesengajaan, yakni dengan menetapkan
masyarakat yang telah ikut serta dalam program CSR lebih dari dua tahun. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar responden dapat mempresentasikan kejadian
yang ada di lapang. Purposive sampling mempunyai suatu tujuan atau dilakukan dengan
sengaja. Cara pengambilan sampel dilakukan diantara populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
Mardalis 2004. Dalam menentukan jumlah sampel Roscoe 1975 menyatakan bahwa untuk penelitian eksperimen yang sederhana, dengan pengendalian yang
ketat, ukuran sampel bisa antara 10-20 elemen. Sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, uji-uji statistik yang
ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30-60 atau dari 120-250. Namun jika sampelnya di atas 500, tidak direkomendasikan untuk
menerapkan uji statistik Champion 1981.
Jumlah responden yang diambil adalah 60 responden dengan standar minimal penelitian survey adalah sebanyak 30 orang Singarimbun dan Effendi 1995.
Sedangkan informan adalah pihak PT. WKS sebagai perusahaan yang menjalankan CSR dan juga pihak-pihak lain yang terkait. Jumlah informan tidak
dibatasi guna menambah gambaran yang lebih mendalam. Data sekunder yang digunakan yaitu gambaran umum perusahaan dari kebijakan CSR yang
dilaksanakan perusahaan yang meliputi landasan, kebijakan, pengorganisasian, rencana, serta realisasi CSR.
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Pengukuran pengetahuan responden.
Tingkat pengetahuan responden terhadap keberadaan perusahaan kehutanan dan kegiatan CSR yang diadakan oleh perusahaan. Hal diketahui dari
kemampuan responden menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner. Kuisioner pengukuran pengetahuan terdiri atas beberapa pertanyaan semi terbuka
dan dianalisis secara deskriptif. 3.7.2
Persepsi masyarakat dibidang ekonomi. Persepsi responden terpilih terhadap peningkatan ekonomi lokal diukur melalui
kuesioner dengan mengajukan sejumlah pernyataan mengenai penilaian subjektif tentang kegiatan corporate social responsibility. Persepsi diukur dengan
menggunakan skala Likert Allen dan Seaman 2007 dan dikategorikan menjadi tiga kelompok besar, yaitu baik, sedang, dan buruk berdasarkan standar deviasi
pada table 2. Tabel 2 Kategori repon skala Likert Allen dan Seaman 2007
Skala 1
2 3
4 5
tidak pernah jarang
kadang-kadang sering
Selalu sangat setuju
setuju netral
tidak setuju sangat tidak setuju
paling penting penting
netral tidak penting
sangat tidak penting
Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu variable,
konsep, gejala, atau fenomena. Skala Likert terdiri dari pernyataan positif yang menjadi indikasi positif dan sebaliknya bentuk pernyataan negatif menjadi
indikasi negatif. Setiap pernyataan disediakan lima alternatif pilihan dengan skor berurutan, yaitu sangat setuju 5 sampai sangat tidak setuju 1 untuk pernyataan
positif dan sangat setuju 1 sampai sangat tidak setuju 5 untuk pernyataan negatif Djaali dan Muljono 2004.
Data karakteristik dianalisis berdasarkan selang yang dihitung menurut sebaran contoh, sedangkan tingkat persepsi dianalisis dengan menggunakan
standar deviasi. Penggolongan kategori dilakukan berdasarkan total skor yang diperoleh responden untuk setiap aspek yang diajukan pada kuesioner. Skor dari
setiap aspek dikategorikan berdasarkan perhitungan standar deviasi menggunakan rumus berikut dan selanjutnya disajikan pada Tabel 3.
Dimana s = standar deviasi n = banyaknya responden
x
i
= nilai dari responden ke-i x = nilai rata-rata
Persepsi responden terpilih terhadap peningkatan ekonomi lokal diukur melalui kuesioner dengan mengajukan sejumlah pernyataan mengenai penilaian
subjektif tentang kegiatan
corporate social responcibility.
D
iukur dengan menggunakan skala likert berskala lima terhadap sebuah penyataan. Persepsi
diukur dengan menggunakan skala Likert dan dikategorikan menjadi tiga kelompok besar, yaitu baik, sedang, dan buruk berdasarkan standar deviasi pada
table 3. Tabel 3 Nilai tingkat persepsi responden
Tingkat Persepsi Nilai Kriteria
Baik
31
Sedang
24 x 31
Buruk 24
Sedangkan untuk penyajian data karakteristik responden yang akan dianalisis korelasinya dengan tingkat persepsi terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Data dan pengolahan
Karakteristik Sosial Ekonomi Kategori
Skala Dasar
pengukuran 1. Jenis kelamin
1. Laki-laki Nominal
Sebaran contoh
2. Perempuan 2. Usia tahun
1. 21-30 tahun Nominal
Sebaran contoh
2. 31-40 tahun 3. 41-50 tahun
4. 51-60 tahun 5. 61 tahun
3. Tingkat pendidikan 1. Tidak tamat Sekolah Dasar
Nominal Sebaran
contoh 2. Sekolah Dasar
3. Sekolah Menengah Pertama 4. Sekolah Menengah Atas
5. Perguruan Tinggi 4. Jumlah anggota keluarga
orang 1. Kecil 4
Nominal Sebaran
contoh 2. Sedang 5 x 7
3. Besar 8 5. Pekerjaan utama
1. Buruh Nominal
Sebaran contoh
2.Petani 3. Lain-lain
6. Tingkat pendapatan Rp 1. Rp. 5 Juta
Nominal Sebaran
contoh 2. Rp. 5 Juta x Rp. 10 Juta
3. Rp. 10 Juta x Rp. 15 uta 4. Rp. 15 Juta x 2Rp. 20 Juta
5. Rp. 20 Juta
3.7.3 Uji validitas dan reliabilitas persepsi
Uji validitas dilakukan guna mengetahui apakah pernyataan yang diajukan pada kuesioner sah atau tidak. Dengan kata lain uji validitas dilakukan terkait
keakuratan instrumen penelitian. Pengujian dilakukan melalui pngukuran korelasi antara item pernyataan dengan skor total variabel.
Instrumen dikatakan valid apabila nilai korelasi pearson correlation adalah positif dan nilai probabilitas korelasi [sig. 2-tailed] taraf signifikan α
sebesar 0,05 selang kepercayaan 95. Uji reliabilitas sendiri dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana suatu instrumen pengukuran memberikan hasil yang dapat dipercaya diandalkan.
Uji reliabilitas menggunakan metode koefisien Alpha Cronbach pada software SPSS17.0. Menurut Stanislius dan Uyanto 2009 suatu instrumen
pengukuran misal kuesioner dikatakan reliabel reliable bila memberikan hasil skor yang konsisten pada setiap pengukuran. Perlu diperhatikan bahwa suatu
pengukuran mungkin reliabel tapi tidak valid, tetapi suatu pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel. Ini berarti reliabilitas reliability merupakan
syarat perlu tapi tidak cukup necessary but not sufficicient condition untuk validitas validity. Mengingat perbandingan persepsi responden terhadap kedua
objek dilakukan menurut aspek-aspek yang sama, maka satu pernyataan yang tidak valid atau memiliki tingkat reliabilitas rendah pada instrumen pengukuran
persepsi terhadap objek A akan mengakibatkan pernyataan yang sifatnya sama pada instrumen pengukuran persepsi terhadap objek B harus dihilangkan.
Tabel 5 Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach
Alpha Tingkat Reliabilitas
0.00 – 0.20 kurang reliabel
0.20 – 0.40 agak reliabel
0.40 – 0.60 cukup reliabel
0.60 – 0.80 Reliabel
0.80 – 1.00 sangat reliabel
Sumber: Sugiyono 2007
3.7.4 Pengolahan dan analisis data
Untuk menjawab tujuan penelitian yang bersifat deskriptif terbatas pada teknik pengolahan statistika dasar yang meliputi frekuensi distribusi, ukuran
sebaran rata-rata, standar deviasi, serta nilai minimum dan maksimum, grafik, dan tabulasi yang kemudian dilakukan penafsiran. Sementara untuk menjawab
tujuan yang sifatnya menganalisis hubungan antarpeubah maka digunakan uji regresi linier sederhana dengan menggunakan software SPSS 17.0
Sedangkan untuk data dari faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi masyarakat dikumpulkan, diidentifikasi, dan dianalisis secara deskriptif.
Analisis deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan data-data yang tidak dapat dihitung yaitu kelompok sosial dan dampak kegiatan CSR sosial,ekonomi.
Hasil data yang sudah terkumpul kemudian diinterpretasikan ke dalam bentuk teks naratif.
3.7.5 Partisipasi Masyarakat
Perhitungan tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan CSR perusahaan dilakukan perhitungan untuk masing-masing tahapan tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemanfaatan hasil,dan tahap evaluasi digunakan rumus:
X
100 Tabel 6 Kriteria pemberian skor partisipasi untuk masing-masing tahapan di
hitung untuk setiap tahapan
Intensitas keikutserataan Kategori
Terlibat 51-100 rangkaian kegiatan Tinggi
Terlibat 25-50 dari rangkaian kegiatan Sedang
Terlibat ≤ 25 kegiatan Rendah
Pada persepsi dan partisipasi selain dilakukan pengujian korelasi karakteristik masing-masing responden dengan nilai partisipasi dan persepsi, juga
dilakukan analisa deskriptif dari faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat persepsi dan partisipasi responden.
3.7.6 Peningkatan taraf hidup persentase peningkatan pendapatan
Pendapatan masyarakat yang dilihat yaitu perbandingan antara pendapatan total sebelum diadakannya kegiatan CSR dengan pendapatan total setelah
diadakannya kegiatan CSR tabel 21. Untuk mengetahui besarnya peningkatan pendapatan, masing-masing kategori pendapatan tersebut dijumlahkan dan
dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus yang diadopsi dari rumus peningkatan pendapatan dari kegiatan PHBM oleh perhutani Muzakir, 2005.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : P
X
= X 100
Dimana: P1 = Pendapatan total sebelum kegiatan
P 2= Pendapatan total setelah kegiatan P X= Persentase perubahan pendapatan
Perhitungan persentase perubahan pendapatan kemudian dikategorikan sesuai dengan kriteria pada tabel 7.
Tabel 7 Kriteria peningkatan pendapatan Persentase Perubahan Pendapatan
Kategori 51
Tinggi 25-50
Sedang 25
Rendah
3.8 Definisi Operasional