3. Populasi udang menyebar merata di seluruh daerah penangkapan di
perairan Kabupaten Sorong Selatan. Ilustrasi kegiatan swept area yang dilakukan pada penelitian yang berlokasi di
perairan Kabupaten Sorong Selatan sebagaimana terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Ilustrasi kegiatan swept area.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Pendugaan jumlah stok udang penaeid dengan metode swept area
Pendugaan jumlah stock udang penaeid dengan metode swept area dilakukan dengan cara menghitung stock density, standing stock dan potential
yield yang menggunakan rumus-rumus seperti yang diuraikan di bawah ini.
1. Stock density
Stock density merupakan penentu kepadatan dari rata-rata hasil tangkapan
per upaya penangkapan terhadap luas jalur yang dilalui oleh trammel net dengan asumsi bahwa escapment factor udang yang diperkirakan lolos pada waktu
penangkapan sebesar 0,5 Sparre et al., 1989. Stock density dapat dihitung dengan rumus persamaan seperti di bawah ini.
SD
3
10
−
× ×
= ef
A c
f
Keterangan : SD =
stock density tonkm
2
atau kg km
2
cf = rata-rata hasil tangkapan per upaya penangkapan kg
A = luas area sapuan trammel net per satuan waktu km
2
= ¼
π r
2
ef = escapement
faktor 0,5 2.
Standing stock Metode
swept area dapat juga digunakan untuk menghitung standing stok
biomassa, khususnya udang yang tertangkap selama survei penelitian dilakukan. Standing stock
merupakan penggandaan antara luas area survei terhadap kepadatan kelimpahan stok Saeger et al., 1976. Rumus yang digunakan untuk
menghitung standing stock Sparre et al., 1989 adalah sebagai berikut : SS = SD x A
Keterangan : SS =
standing stock ton
A = luas area survei km
2
3. Potential yield
Pendugaan potential yield
pada dasarnya sama dengan maksimum sustainable yield
MSY ialah kemampuan pemanfaatan sumberdaya perikanan dari suatu perairan untuk memperoleh hasil yang maksimum dan lestari. Besarnya
nilai potential yield untuk perairan yang belum dieksploitasivirgin 8 dan non virgin
9, masing-masing dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut Gulland, 1983 :
Py = k x M x SS ……………………….8 Py = k Y + MSS ……………………..9
Keterangan : Py =
potential yield tontahun
M = koefisien kematian alami 0,5 – 2,0
SS = standing stock
ton k
= konstanta 0,4 – 0,6, untuk daerah tropis k = 0,5 Y
= hasil tangkapan pada tahun terakhir dari daerah survei ton
3.4.2 Faktor-faktor produksi
Hubungan antara faktor-faktor produksi dengan produksi udang penaeid dari tiap unit penangkapan udang dianalisis dengan menggunakan analisis regresi
berganda fungsi produksi linear dan Cobb-Douglas. Menurut Soekartawi 1994, kaidah-kaidah pada garis regresi berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb-
Douglas. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah : ..............................................10
e X
X X
a Y
n
b n
b b
+ +
+ +
+ =
........
2 1
2 1
Fungsi ini dapat disederhanakan untuk memperoleh bentuk fungsi linear dengan cara ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma, sehingga menjadi bentuk
persamaan linear berganda yaitu : Loge
Logx b
LogX b
LogX b
Loga LogY
n n
+ +
+ +
+ =
....
2 2
1 1
..............11 Keterangan :
Y = produksi
X
1
- X
n
= faktor produksi a
= intersep
b
1
- b
n
= koefisien regresi dari parameter penduga e
= peubah pengganggu Dalam pengolahan data akan menggunakan pengujian statistik uji-F, R
2
dan dapat pula dengan melihat tanda positif atau negatif dari parameter-parameter
yang diduga. Penggunaan hubungan antara faktor-faktor produksi dengan produksi diuji menggunakan uji hipotesis, yaitu dengan menggunakan uji statistik
berupa : 1.
Pengujian pengaruh bersama-sama faktor-faktor produksi yang digunakan terhadap produksi Y yang dilakukan dengan uji F, yaitu :
H : b
i
= 0 untuk i = 1, 2, 3, ..., n, berarti antara Y dengan X
i
tidak ada hubungan.
H
1
: minimal salah satu b
i
0 untuk i = 1, 2, 3, ..., n, berarti bahwa Y tergantung terhadap X
i
secara bersama-sama. Jika F
hitung
F
tabel
H ditolak
Jika F
hitung
F
tabel
H diterima
2. Pengujian pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produksi
dilakukan menggunakan uji t-student, yaitu : H
: b
i
= 0 untuk i = 1, 2, 3, ..., n, berarti antara Y dengan X
i
tidak ada hubungan.
H
1
: b
i
0 untuk i = 1, 2, 3, ..., n, berarti antara Y dengan X
i
ada hubungan. Jika t
hitung
t
tabel
H ditolak
Jika t
hitung
t
tabel
H diterima
Keterangan : H
ditolak, artinya pada selang kepercayaan tertentu faktor teknis produksi X
i
berpengaruh nyata terhadap perubahan produksi Y. H
diterima, artinya pada selang kepercayaan tertentu faktor teknis produksi X
i
tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan produksi Y. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan fungsi linear
berganda untuk mencari hubungan antara faktor-faktor teknis produksi dengan produksi hasil tangkapan yang merupakan variabel bebas dan variabel tak bebas.
Pengolahan variabel bebas dan variabel tak bebas menggunakan program SPSS stastical product and service solution dengan petunjuk seperti diterangkan oleh
Santoso 1984. Ada banyak faktor produksi yang mempengaruhi proses produksi dalam
usaha penangkapan udang penaeid. Oleh karena itu, dalam analisis ini dipilih beberapa faktor yang dianggap sebagai parameter penentu di dalam pengoperasian
trammel net , diantaranya adalah :
1. Jumlah trip X
1
Jumlah trip dalam satu tahun. 2.
Panjang jaring X
2
Panjang jaring merupakan panjang rangkaian jaring yang membentuk trammel net
diukur dalam satuan meter. 3.
Bahan bakar minyak X
3
Perahu trammel net menggunakan mesin tempel sebagai tenaga penggerak dengan solar sebagai bahan bakarnya. Jumlah solar yang digunakan selama
operasi penangkapan dihitung dalam liter.
4. Tenaga kerjaABK X
4
Tenaga kerja adalah setiap nelayan yang terlibat langsung di dalam usaha penangkapan ikan udang di laut termasuk juru mudi.
5. Daya mesin X
5
Daya mesin adalah kekuatan mesin dalam menggerakkan perahu, sehingga sangat menentukan kecepatan gerak perahu. Ukuran daya mesin dinyatakan
dalam satuan PK. 6.
Tinggi jaring X
6
Ukuran jaring antara tali ris bawah dengan tali ris atas, diukur dalam satuan meter.
7. Ukuran perahu GT X
7
Ukuran perahu dinyatakan dalam gross tonnage GT, semakin besar GT maka semakin besar kapasitas muat perahu tersebut. Besarnya GT perahu
akan menentukan jarak operasi penangkapan ikan, karena dengan memperbesar GT memungkinkan perahu beroperasi lebih jauh dari pantai.
Untuk mendapatkan GT perahu digunakan rumus berikut Nomura and Yamazaki, 1975 :
353 ,
× ×
× ×
= C
D B
L GT
Keterangan : L = panjang perahu m
B = lebar perahu m D = dalam perahu m
C = konstanta bahan perahu fiber = 0,55
3.4.3 Analisis usaha