1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu pilihan yang strategis untuk dikembangkan, terutama di Kawasan Timur Indonesia KTI karena
memiliki potensi yang sangat besar namun belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu wilayah KTI adalah Kabupaten Sorong Selatan Propinsi Irian Jaya
Barat. Kabupaten ini merupakan kabupaten baru yang terbentuk berdasarkan Undang-undang nomor 26 tahun 2002 yang diresmikan secara lokal oleh
Gubernur Papua pada tanggal 6 Agustus 2003 selanjutnya menjadi kabupaten definitif terhitung mulai tanggal 14 November 2005 bertepatan dengan diresmikan
dan dilantiknya Bupati Kabupaten Sorong Selatan periode 2005 - 2010 oleh Pejabat Gubernur Propinsi Irian Jaya Barat atas nama Menteri Dalam Negeri.
Sebagai wilayah yang baru terbentuk, Kabupaten Sorong Selatan perlu mengkaji dan mengidentifikasi sumberdaya alam yang ada pada semua sektor,
termasuk sektor perikanan. Hal tersebut diperlukan dalam rangka pemanfaatan, pengelolaan dan pengembangan sumberdaya yang ada di Kabupaten Sorong
Selatan. Akademi Perikanan Sorong 2004 menyatakan bahwa hasil tangkapan udang penaeid di perairan Kabupaten Sorong Selatan cukup tinggi sehingga
diduga potensinya cukup besar. Besarnya potensi dan tingginya harga udang seharusnya dapat dikelola dan dimanfaatkan oleh nelayan setempat.
Udang merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Sorong Selatan yang penangkapannya dilakukan oleh nelayan tradisional di perairan
Distrik Teminabuan, Inanwatan dan Selat Sele, yang terletak di wilayah bagian selatan Kabupaten Sorong Selatan. Jenis-jenis udang penaeid yang memberikan
kontribusi nyata pada perikanan di Kabupaten Sorong Selatan adalah udang jenjang dan udang windu dari genus penaeus dan beberapa jenis dari genus
metapenaeus Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sorong Selatan, 2006. Tingginya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang ada terutama
udang penaeid yang terdapat di perairan Kabupaten Sorong Selatan merupakan suatu peluang besar bagi berbagai pihak stakeholders untuk mengoptimalkan
pemanfaatannya. Namun demikian, dalam pemanfaatannya harus sesuai dengan daya dukung carryng capacity perairannya dan berdasarkan kaidah-kaidah
pemanfaatan yang berkelanjutan sustainable. Hal ini perlu diantisipasi karena permasalahan umum yang dijumpai dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut
adalah terbangunnya asumsi dasar bahwa sumberdaya pesisir dan laut merupakan sumberdaya milik bersama common property sehingga semua orang memiliki
akses tanpa batas open access Dahuri, 1998. Asumsi dasar ini pula yang sering melahirkan bentuk-bentuk kegiatan penangkapan yang bersifat destruktif, seperti
penggunaan bom dan racun sianida, penangkapan ikan jenis tertentu secara berlebihan over fishing, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan,
dan berbagai kegiatan lainnya yang tidak memperhatikan kaidah pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari dan berkelanjutan.
Untuk mempertahankan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya udang penaeid yang ada di Kabupaten Sorong Selatan, maka ketersediaan data dan
informasi yang memadai, aktual dan akurat yang bersifat spasial keruangan mutlak diperlukan. Ketersediaan data dan informasi tersebut akan membantu
dalam menetapkan rencana dan strategi pengelolaannya secara optimal, terpadu dan berkelanjutan serta untuk mendukung sektor swasta dalam mengembangkan
investasinya. Selanjutnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut, maka perlu melibatkan berbagai pihak terkait stakeholders dalam pengelolaan dan
pengembangan perikanan udang penaeid di Kabupaten Sorong Selatan.
1.2 Perumusan Masalah