Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Udang Penaeid Model Produksi

2.4 Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Udang Penaeid

Suatu tingkat pemanfaatan yang optimum adalah tingkat pemanfaatan dimana jumlah yang ditangkap sebanding dengan tambahan jumlah atau kepadatan karena perkembangbiakan dan pertumbuhan serta penyusutan karena kematian alami. Untuk mengusahakan agar sumberdaya perikanan dapat dimanfaatkan terus menerus secara maksimal dalam waktu yang terbatas maka laju kematian karena penangkapan tingkat pemanfaatan perlu dibatasi sampai pada suatu titik tertentu. Pengetahuan akan potensi dan tingkat pemanfaatan dari perikanan di suatu perairan merupakan informasi penting untuk membuat suatu perencanaan pengembangan perikanan. Tanpa didasari oleh pengetahuan tersebut, usaha untuk mencapai program perikanan belum tentu dapat dipercayai Dahuri, 2003. Dalam pemanfaatan sumberdaya dapat pulih seperti ikan, udang atau hutan mangrove, laju tingkat pemanfaatannya tidak boleh melebihi kemampuan pulih potensi lestari sumberdaya tersebut dalam periode tertentu. Berdasarkan pedoman dari Direktorat Jendral Perikanan yang mengacu pada code of conduct for resposible fisheries FAO, 1995, tingkat penangkapan pemanenan suatu stok sumberdaya tidak boleh melebihi 80 nilai MSY JTB, jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Selain itu, dalam kegiatan pemanfaatan sumberdaya laut termasuk udang, prinsip pendekatan berhati-hati precautionary approach perlu dipertimbangkan, mengingat sifat-sifat sumberdaya laut yang sangat dinamis dan rentan terhadap kerusakan lingkungan Dahuri, 2003.

2.5 Model Produksi

Model dalam suatu proses produksi merupakan suatu kombinasi dari berbagai faktor input yang dibutuhkan untuk memproduksi output. Ada dua tahap penting dalam penyusunan model, yaitu mengidentifikasi komponen-komponen yang penting dari sistem dan menentukan hubungan-hubungan fungsi kuantitatif dari komponen Komarudin, 1995 Hubungan teknis antara produksi yang dihasilkan per satuan waktu dengan jumlah faktor produksi yang dipakai, tanpa memperhatikan harga-harga baik harga faktor-faktor produksi maupun faktor produksi itu sendiri disebut fungsi produksi. Menurut Soekartawi 1994, fungsi produksi didefinisikan sebagai jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dengan menggunakan jumlah input tertentu pada tingkat teknologi tertentu. Secara matematik fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut: .., ,...,...,. , , 3 2 1 n X X X X f Y = Keterangan : Y = output X n = input f = bentuk hubungan yang mentransformasikan input-input ke dalam output. Menurut Teken dan Asnawi 1984, dalam persamaan fungsi produksi dapat diterangkan bahwa produksi yang dihasilkan tergantung dari faktor produksinya, tetapi persamaan tersebut belum dapat memberikan hubungan kuantitatif. Fungsi tersebut terlebih dahulu dinyatakan dalam bentuk yang lebih khas seperti fungsi Cobb-Douglas, fungsi linear, kuadratik dan sebagainya. Fungsi-fungsi produksi yang umum dipakai adalah fungsi linear dan analisis regresi. Dalam persamaan regresi tercakup dua variabel, yaitu variabel tak bebas dependent variable dan variabel bebas independent variable. Di dalam regresi linear berganda multiple linear regression, variabel tak bebas Y tergantung pada dua atau lebih variabel bebas. Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut : n n X b X b X b X b b Y + + + + + = . .......... 3 3 2 2 1 1 Dimana X 1 , X 2 , X 3 , …, X n melambangkan masing-masing faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan produksi senilai Y. Soekartawi 1994 menyatakan bahwa fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel. Variabel yang satu disebut variabel dependent yang dijelaskan oleh Y dan yang lain disebut variabel independent yang menjelaskan X. Penyelesaian hubungan antara X dan Y biasanya dengan cara regresi, variasi dari Y akan dipengaruhi oleh variasi dari X. Ada tiga alasan pokok mengapa fungsi Cobb-Douglas banyak dipakai oleh peneliti, yaitu : 1. Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi yang lain, seperti fungsi kuadratik karena fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah diubah ke dalam bentuk linear. 2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus akan menunjukkan besaran elastisitas. 3. Besaran elastisitas tersebut menunjukkan tingkat besaran skala pengembalian return to scale.

2.6 Analisis Usaha