Sistematika dan identifikasi udang penaeid

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Udang Penaeid

2.1.1 Sistematika dan identifikasi udang penaeid

Kedudukan udang penaeid secara taksonomi menurut Racek dan Dall 1965, Kubo 1949, Naamin et al., 1992 diacu oleh Nelly 2005 adalah sebagai berikut : Filum : Arthrophoda Kelas : Crustacea Sub-Kelas : Malacostraca Series : Eumalacostraca Super-Ordo : Eucarida Ordo : Decapoda Sub-Ordo : Natantia Tribe : Penaeidea Famili : Penaeidae Sub-famili : Penaeinae Genus : Penaeus, Metapenaeus, Parapenaeus, Parapenaeopsis,dll Morfologi udang penaeid antara lain ditandai dengan warna badannya yang putih kekuning-kuningan atau transparan dan memiliki kulit yang tipis dan tembus cahaya dengan bintik coklat dan hijau. Jenis-jenis udang yang termasuk ke dalam seksi penaeidea dapat dibedakan dari jenis udang lainnya oleh dua ciri utama yaitu pinggir kulit bagian depan pada segmen kedua ditutupi oleh kulit pada segmen pertama, dan tiga kaki jalan yang pertama periopod mempunyai capit chelae dan hampir sama besarnya. Hampir sebagian besar jenis-jenis udang lainya termasuk ke dalam seksi caridea, dengan ciri antara lain kulit bagian depan dan bagian belakang pada segmen kedua menutupi kulit pada segmen pertama dan ketiga, sedangkan pasangan ketiga kaki jalan periopod tidak mempunyai capit chelae dan biasanya besarnya tidak sama Naamin,1984. Genus Penaeus mempunyai rostrum dengan gigi-gigi pada bagian ventral ventral rostral teeth dan pada bagian distral last or distral rostral teeth. Genus Parapenaeus tidak memiliki ventral rostral teeth pada rostrum, telson mempunyai sepasang duri tetap fixed spines dekat ujung. Genus Metapenaeus tidak memiliki ventral rostral teeth pada rostrum, tidak terdapat sepasang duri tetap fixed spines pada telson dan jika terdapat duri pada telson, duri tersebut dapat bergerak movable spines, tidak terdapat exopod kaki kecil tambahan yang muncul pada pangkal kaki udang pada ruas segment kaki kelima. Genus Parapenaeopsis tidak memiliki ventral rostral teeth pada rostrum, jika terdapat duri pada telson, merupakan movable spines, terdapat exopod pada ruas kaki kelima Grey et al., 1983 diacu oleh Nelly 2005. Morfologi udang penaeid disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Morfologi udang penaeid www.hk-fish.net. 2.1.2 Habitat dan penyebarannya Habitat udang berbeda-beda tergantung dari jenis dan persyaratan hidup dari tingkatan-tingkatan dalam daur hidupnya. Larva bergerak dari daerah pemijahan di tengah laut ke teluk-teluk dan muara-muara sungai. Udang memasuki lingkungan perairan pantai sebagai pasca-larva. Yuwana ditemukan pada lingkungan muara-muara sungai dan gobah-gobah Naamin, 1984. Udang bersifat bentik hidup pada permukaan dasar laut. Habitat yang disukai ialah dasar laut yang lumer soft, biasanya terdiri dari campuran pasir dan lumpur. Perairan berbentuk teluk dengan aliran sungai besar merupakan daerah udang yang baik. Udang penaeid adalah termasuk jenis decapoda yang melepaskan telurnya ke laut secara demersal segera setelah dibuahi. Sedangkan jenis-jenis decapoda lainnya membawa telurnya sampai menetas menjadi larva Soegiarto et al., 1979. Pada umumnya udang tertangkap dalam jumlah banyak di perairan yang agak dangkal terutama di daerah-daerah muara-muara sungai. Udang penaeid senang tinggal di daerah dimana terjadi percampuran air sungai dan air laut, karena disini banyak terdapat makanan dan unsur-unsur hara yang dibutuhkan udang. Hutan mangrove merupakan daerah dimana tempat terjadinya pencampuran antara air sungai dan air laut, disamping itu hutan mangrove juga merupakan ekosistem yang khas dan mempunyai corak tersendiri bagi komunitas sumber hayati, termasuk udang melalui jaringan makanannya food web yang tidak ada putus-putusnya. Berdasarkan hal tersebut maka wilayah hutan mangrove merupakan habitat yang baik sebagai tempat mencari makanan dan tempat berlindung bagi kehidupan udang Poernomo, 1968. Menurut Naamin 1984, udang penaeid hampir secara eksklusif ditemukan pada daerah masuknya air sungai river discharge yang biasanya ditandai oleh dasar lumpur yang lunak dan kekeruhan tinggi. Hasil tangkapan udang penaeid berfluktuasi menurut fase bulan dimana hasil tangkapan yang lebih tinggi terjadi sekitar bulan gelap, setengah purnama dan setelah purnama penuh. Sedangkan hasil tangkapan udang penaeid pada waktu siang hari lebih baik atau lebih tinggi dari pada waktu malam hari.

2.1.3 Daur hidup udang penaeid