dua masalah ini merupakan kendala utama yang sering dihadapi dalam usaha pengembangan alat penangkapan ikan di Indonesia.
Untuk pengembangan produksi atau pemanfaatan sumberdaya perikanan di masa mendatang, langkah-langkah yang harus dikaji dan kemudian diusahakan
pelaksanaannya adalah 1 Pengembangan prasarana perikanan;
2 Pengembangan agroindustri, pemasaran dan permodalan dibidang perikanan; 3 Pengembangan kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan perikanan; dan
4 Pengembangan system informasi manajemen perikanan Ditjen Perikanan, 1994.
Pembangunan perikanan berkaitan erat dengan proses pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan modal yang tersedia. Berdasarkan
sifat sumberdaya alamnya, pengembangan usaha perikanan tangkap sangat tergantung pada ketersediaan sumberdaya perikanan di suatu perairan Syafrin,
1993.
2.8 Aplikasi Metode Analytical Hierarchy Process AHP
Analytical hierarchy process AHP merupakan proses berpikir yang terorganisir untuk permasalahan yang kompleks, rumit dan tidak terstruktur yang
memungkinkan adanya interaksi antar faktor, namun tetap memungkinkan untuk memikirkan faktor-faktor tersebut secara sederhana. AHP merupakan metode
analisis pengambilan keputusan yang sederhana dan fleksibel yang menampung kreativitas di dalam rancangannya terhadap suatu masalah. AHP merupakan
model bekerjanya pikiran yang teratur untuk menghadapi kompleksitas. Metode ini menstruktur masalah dalam bentuk hirarkhi dan memasukkan pertimbangan-
pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relatif Saaty, 1991. Metode ini merefleksikan kekuatan dari perasaan dan logika yang
bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam ini menjadi satu hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara
intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang kita buat. Proses ini membantu untuk memecahkan permasalahan yang kompleks dengan
menstruktur suatu hirarkhi kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan
menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan berbagai prioritas Saaty, 1991.
Menurut Nurani 2003 AHP merupakan metode yang applicable untuk digunakan di bidang perikanan dan kelautan. Kekompleksitasan permasalahan di
bidang perikanan dan kelautan serta keterbatasan data-data numerik sering menjadi faktor kendala yang menyulitkan dalam pengambilan keputusan. Dengan
AHP, kompleksitas masalah dapat disederhanakan dengan pembuatan struktur hirarkhi, memungkinkan bagi penentu kebijakan untuk membuat struktur hirarkhi
yang disesuaikan dengan pokok permasalahan. Selanjutnya Nurani 2003 menjelaskan bahwa metode analisis analytical
hierarchy process AHP yaitu suatu pendekatan yang digunakan berdasarkan analisis kebijakan yang bertujuan untuk memecahkan konflik yang terjadi
sehingga mendapatkan lokasi yang tepat dan optimal bagi pemanfaatan sumberdaya yang berkelanjutan sustainable. Dalam AHP, penetapan prioritas
kebijakan dilakukan dengan menangkap secara rasional persepsi orang kemudian mengkonversi faktor-faktor yang intangible yang tidak terukur kedalam ukuran
yang biasa sehingga dapat dibandingkan. Menurut Saaty 1991 prinsip-prinsip dasar yang harus dipahami dalam
menyelesaikan persoalan dengan menggunakan AHP yaitu: 1 menyusun hierarki, 2 menetapkan prioritas dan 3 konsistensi logis. Langkah pertama
dalam menetapkan prioritas dari elemen-elemen dalam suatu persoalan keputusan adalah membuat matriks banding berpasang pairwise comparison. Matriks
banding berpasang diisi dengan suatu bilangan yang menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen atas elemen lainnya, berkenaan dengan sifat yang
dibandingkan. Bilangan yang digunakan adalah suatu skala nilai dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1.
Formulasi untuk menentukan vektor prioritas dari elemen-elemen pada setiap matriks dengan menggunakan rata-rata aritmetik sebagai berikut :
∑
=
=
n kj
k aij
Nkj
1
Keterangan : Nkj : Nilai
kolom ke
j aij
: Nilai setiap entri dalam matriks pada baris ke i dan kolom ke j
n : Jumlah
elemen
Nkj aij
Ndij =
Keterangan : Ndij
: Nilai setiap entri dalam matriks yang dinormalisasikan pada baris i dan kolom j
aij : Nilai setiap entri dalam matriks pada baris ke i dan kolom ke j
Nkj : Nilai kolom ke j
Penilaian dilakukan dengan pembobotan untuk masing-masing komponen komparasi perpasangan yang dimulai dari level tertinggi sampai terendah.
Pembobotan melalui keputusan judgement oleh pakar berdasarkan nilai skala komparasi antara 1-9 Saaty, 1991. Nilai komparasi digunakan untuk
mengkuantifikasi data yang bersifat kualitatif. Tabel 1 Skala banding secara berpasang Saaty, 1991
Tingkat kepentingan
Definisi Penjelasan 1
Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mempunyai pengaruh
yang sama besar terhadap tujuan 3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen yang lain
Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibanding
elemen yang lain
5 Elemen yang satu lebih penting
dari elemen yang lain Pengalaman dan penilaian sangat
kuat mendukung satu elemen dibanding elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting
dari elemen yang lainnya Satu elemen dengan kuat disokong,
dominannya terlihat dalam praktek 9
Satu elemen mutlak lebih penting dari elemen yang
lainnya Bukti yang mendukung elemen satu
terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang
mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
pertimbangan yang berdekatan Nilai ini diberikan bila ada dua
kompromi diantara dua pilihan Kebalikan
Jika elemen i mendapat satu angka dibandingkan dengan
elemen j, maka elemen j mempunyai nilai kebalikan
dibandingkan dengan elemen i
2.9 Letak Geografi, Topografi dan Iklim di Kabupaten Sorong Selatan