Tugas dan Tanggung Jawab TNI

mulai tingkat bawah sampai tingkat tertinggi harus dapat dipenuhi untuk mengisi berbagai fungsi dalam masyarakat modern. 30 Pendidikan TNI terbagi menjadi empat jenis yaitu pendidikan pertama Dikma pendidikan ini merupakan pendidikan yang dikenakan terhadap tentara yang datang langsung dari masyarakat. Kedua pendidikan pembentukan Diktuk yang merupakan kelanjutan dari pendidikan pertama, yaitu pendidikan untuk naik ke golonganya yang di atas. Ketiga pendidikan pengembangan umum Dikbangum pendidikan ini berupa pendidikan sekolah staf dan komando Sesko. Keempat pendidikan pengembangan Spesialisasi Dikbangspes.dalam pendidikan ini, prajurit dididik untuk dapat dapat menjadi tentara yang mempunyai keahlian khusus hingga yang sangat khusus. 31 Begitupun pendidikan dasar bagi prajurit TNI , latihan dasar selama tiga bulan berikutnya harus ditempuh sebelum para kadet memasuki program pelajaran- pelajaran akademi rutin. Bulan kedua dari masa tiga bulan itu. Dikenal sebagai masa Vira Carya atau Candradimuka .Yang di umpamakan seseorang berada di kawah. di mana gatot kaca melemparkan kedalamnya dan ketika keluar lagi bukan saja dalam keadaan sehat walafiat tetapi bahkan dengan kulit yang tertempa seperti baja. Latihan-latihan selama pendidikan dasar, sangat mirip dengan pengalaman, berhasil 30 Sayidiman suryohadiprojo, Langkah-Langkah Perjuangan Kita, Jakarta: UI Prees, 1986, h. 32 31 Muhadjir Effendy, Jati Diri dan Profesi TNI , Malang : Umm Press, 2009, h. 180 atau gagal sama sekali, kalau kadet berhasil keluar dari pendadaran itu secara mental dan fisik, 32 Kegiatan ekstarakulikuler, mencakup berbagai macam, studi peroketan, pendidikan keagamaan yang mendalam, studi elektronika, dan studi bahasa. Para kadet membawa senapan dan memakai helm plastik ke semua kelas dan pindah dari satu kelas ke kelas lain dalam formasi, berjajar dua, sambil bernyanyi dengan serempak , pendidikan militer di atur secara militer dengan memandang masalah disiplin dan penciptaan semangat korp. 33 Pendidikan kemiliteran adalah berupa lembaga pendidikan, terutama akademi militer AKMIL 34 di pendidikan inilah awal pembentukan dasar-dasar keperwiraan militer military offichership termasuk dasar profesionalisme TNI dimulai. Setamat dari akademi militer mereka harus mengikuti berbagai jenis pendidikan dan latihan dalam tugas yang di lingkungan TNI disebut pendidikan pengembangan Dikbang yang terdiri dari pengembangan spesialisasi Dikpangspes dan pengembangan umum Dikbangum, keduanya di lakukan dilakukan di sela-sela antara penugasan- penugasan yang diterima. 35 Jenis dan jenjang pendidikan yang termasuk kategori Dikbangpes diantaranya adalah, kursus perwira lanjutan Sus Lapa I dan II pendidikan kursus kecabangan, 32 Peter Briton, Profesionalisme dan Ideology Militer Indonesia, Jakarta: Pustaka LP3ES, 1996, h. 119 33 Peter Briton, Profesionalisme dan Ideology Militer Indonesia, Jakarta: Pustaka LP3ES, 1996, h. 200 34 Akademi militer AKMILadalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Darat di Magelang, Jawa Tengah,Indonesia, yaitu mencetak perwira TNI Angkatan Darat.sejarah Akademi Militer https:id.m.wikipedia.orgwikiAkademi_Militer di akses 25 sepetember 2016 35 Muhadjir Effendy, Jati Diri dan Profesi TNI , Malang: UMM Press, 2009, h. 143 kursus Komandan Batalyon Sus Danyon, kursus Komandan Kodim Sus Dandim, kursus Komandan Korem Sus Danrem, sedangkan yang termasuk Dikbangum adalah sekolah staf dan komando Angkatan Darat Sesko AD, Sesko TNI dan kursus Lembaga Pertahanan Nasional Sus Lemhanas. Kurikulum yang di selenggarakan, yaitu meliputi materi semangat juang, pembinaan mental dan tauladan keberanian. 36

C. Doktrin TNI

TNI tidak lagi sebagai sebuah entitas yang sarat dengan nuansa politis dan turut bermain dalam wilayah praksis bisnis. Melainkan sebuah entitas yang hendak menuju kearah profesional sejalan dengan tuntutan tugas dan fungsi sebagai mana amanat UU No. 342004 tentang TNI. Berdasarkan perubahan fungsi, peran dan tugasnya TNI melaksanakan penyempurnaan doktrin. Mulai dari doktrin ditingkat kebijakan strategis sampai dengan doktrin ditingkat operasional yang harus mengikuti dan mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis sejalan dengan peraturan perundang-undangan dan sifatnya implementatif. Doktrin TNI yang sesuai dengan peranya sebagai alat pertahanan Negara yang berbeda dengan TNI sebelumnya mengemban Dwi Fungsi, Hankam dan sosial. Kini, TNI tidak lagi sebagai sebuah satu entitas yang sarat dengan nuansa politis dan turut bermain dalam wilayah praksis bisnis, melainkan sebuah entitas yang hendak menuju profesionalisme sejalan dengan tuntutan tugas dan fungsi sebagai amanat UU no 342004 tentang TNI. 36 Muhadjir Effendy, Jati Diri dan Profesi TNI , Malang: UMM Press, 2009, h. 144