Urutan Sangksi Hukum Militer

2. Penyidikan Setelah menerima laporan, Polisi melakukan penyidikan. Penyidikan adalah: serangkaian tindakan penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti untuk membuat jelas tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 53 Dalam penyidikan, diperlukan kerjasama dari anggota masyarakat yang diminta sebagai saksi. Seringkali karena tidak terbiasa berhubungan dengan aparat penegak hukum, warga yang diminta menjadi saksi memerlukan pendampingan dari paralegal selama proses penyidikan berlangsung. 3. Penuntutan Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang. Jaksa Penuntut Umum JPU akan meminta Hakim Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutuskan perkara. Lalu Jaksa akan membaca dengan tekun dan teliti untuk merumuskan dokumen tuntutan untuk di limpahkan ke Pengadilan Negeri yang berwenang. 54 4. Persidangan Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak. Hakim mengadili kasus di depan sidang pengadilan. Dalam persidangan diperlukan 53 Hulsman, Sistem Peradilan Pidana dalam Perspektif Perbandingan Hukum, Jakarta : Rajawali, 1984.h. 47 54 Hulsman, Sistem Peradilan Pidana dalam Perspektif Perbandingan Hukum, Jakarta : Rajawali, 1984.h. 48 pemantauan dari warga bersama paralegal baik bila warga masyarakat menjadi korban maupun bila dituduh sebagai tersangka. 5. Eksekusi putusan pengadilan Bila semua pihak setuju dengan putusan pengadilan, maka putusan akan memiliki kekuatan hukum tetap, dan disusul dengan pelaksanaan eksekusi. Eksekusi adalah pelaksanaan putusan pengadilan yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap. Eksekusi akan dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum. Tapi bila salah satu pihak keberatan dengan putusan tingkat pertama, maka bisa mengajukan banding. Untuk meminta bandingkasasi, diperlukan dasar hukum dan alasan yang kuat. Untuk itu sebaiknya minta nasihat dari pengacara bila ingin mengajukan banding atau kasasi. Semua putusan hakim wajib ditulis dan bisa diakses oleh para pihak dan masyarakat umum. Upaya Hukum Setelah Keluar Putusan Pengadilan Negeri: a. Banding Banding ke Pengadilan Tinggi di tingkat Propinsi: bila jaksa atau terdakwa atau kedua-duanya keberatan dengan putusan majelis hakim di pengadilan negeri,maka mereka bisa mengajukan banding atas putusan tersebut ke pengadilan tinggi. b. Kasasi Kasasi: bila jaksa atau terdakwa atau kedua-duanya tetap keberatan dengan putusan Pengadilan Tinggi, maka bisa dimintakan kasasi ke Mahkamah Agung di tingkat Nasional. Yang harus diperhatikan bila kita menjadi tersangka, sebuah tindak pidana bila terjadi tindak pidana: Pertama, periksa prosedur penangkapan, tanyakan apa kesalahan yang dituduhkan. Tanyakan surat perintah penangkapan, dan bacalah surat itu dengan teliti. Surat penangkapan dikeluarkan oleh kantor polisi atau jaksa untuk kasus pidana khusus. Hubungi pengacaralembaga bantuan hukum. Sekalipun kita memang melakukan apa yang dituduhkan, kita tetap berhak atas bantuanpendampingan hukum.sebagaimana yang diatur pasal 37 sampai pasal 40 55 daftar LBHpengacara masyarakat bisa dilihat di kantor LBH atau posko bantuan hukum terdekat. Proses pemeriksaan: kita boleh menolak memberi kesaksian selama proses pemeriksaan bila belum didampingi oleh pengacara hukum. Surat Perintah Penangkapan, minimal isinya memuat: 1. Identitas lengkap si tersangka 2. Pelanggaran pasalperaturan yang disangkakan Lamanya masa penahanan untuk penyidikan dan persidangan. 1. PenyidikanKepolisian 20 hari dapat ditambah 40 hari 2. Penuntut UmumJaksa 20 hari dapat ditambah 40 hari lagi 3. Persidangan tingkat pertama 30 hari dapat ditambah 60 hari lagi 4. Persidangan tingkat banding 30 hari dapat ditambah 60 hari lagi 5. Persidangan tingkat kasasi 50 hari dapat ditambah 60 hari lagi Hak tersangka: 1. Persidangan yang adil 55 Lilik Mulyadi, Hukum Acara Pidana Suatu Tinjauan Khusus Terhadap Surat Dakwaan Eksepsi dan Putusan Peradilan, Bandung: Citra aditya bakti, 2007.h. 61 2. Didampingi oleh penasehat hukum 3. Memperoleh berkas perkara dalam setiap tingkat pemeriksaan 4. Tidak mengalami kekerasan atau tekanan. Bagaimana Bila Anda Mengalami Kekerasan Fisik Selama Proses Penyidikan segera Hubungi Keluarga Atau Pengacara Untuk Minta Visum Dokter Kalau Masa Penahanan Yang Benar Tidak Dipatuhi Apa yang bisa dilakukan oleh korban atau keluarga dan teman korban. Yang bisa dilakukan adalah mengajukan gugatan praperadilan. Gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri tempat tersangka ditahan. Yang jadi tergugat adalah Polisi tempat ia ditahan Asas Praduga Tidak Bersalah Selama Proses Pidana Berlangsung, Seseorang Dianggap Tidak Bersalah Sampai Pengadilan Dapat Membuktikan Sebaliknya Definisi: Saksi : Orang yang dianggap mengetahui terjadinya tindak pidana atau kasus perdata. Dia diminta oleh polisi untuk menceritakan apa yang dia ketahui tentang kasus tersebut. Tersangka: Orang yang diduga melakukan tindakk pidana namun sesuai asas praduga tak bersalah, sebelum ada keputusan pengadilan maka dia belum dianggap bersalah. Terdakwa : Tersangka disebut terdakwa pada saat dia mulai disidangkan dipengadilan. Terpidana : Setelah ada putusan pengadilan maka terdakwa menjadi terpidana, terpidana adalah orang yang telah dinyatakan bersalah dan menjalani hukuman.

E. Tindak pidana penganiayaan menurut hukum positif.

Tindak pidana penganiayaan atau mishandeling itu di atur dalam bab ke-XX Buku ke II KUHP, yang dalam bentuknya yang pokok di atur dalam pasa 351 ayat 1 sampai dengan ayat 5 KUHP dan yang rumusanya sebagai berikut : 1. Penganiyaan dipidana dengan penjara selama-lamanya dua tahun dan delapan bulan atau dengan pidana denda setinggi tingginya tiga ratus rupiah sekarang : empat ribu lima ratus rupiah. 2. Jika perbuatan tersebut menyebabkan luka berat pada tubuh, maka orang yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun. 3. Jika perbuatan tersebut menyebabkan kematian, maka orang yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun. 4. Disamakan dengan penganiayaan, yakni kesengajaan merugikan kesehatan. 5. Percobaan melakukan kejahatan ini tidak dapat dipidana. Dari pasal 351 KUHP diatas itu orang dapat mengetahui, bahwa undang- undang hanya berbicara mengenai penganiayaan 56 tanpa menyebutkan unsur-unsur dari tindak pidana penganiayaan itu sendiri, kecuali hanya menjelaskan bahwa kesengajaan merugikan kesehatan orang lain itu adalah sama dengan penganiayaan. 56 Penganiayaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pelakuan yang sewenang- wenang penyiksaan, penindasan dan sebagainya Yang dimaksud dengan penganiayaan itu ialah kesengajaan menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan luka pada tubuh orang lain. 57

A. Tindak Penganiayaan ringan

Ketentuan pidana mengenai tindak pidana penganiayaan ringan itu oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam pasal 352 ayat 1 dan ayat 2 KUHP, yaitu sebagai berikut ; 1. Diluar hal-hal seperti yang diatur dalam pasal 353 dan pasal 356 KUHP, penganiayaan yang tidak menyebabkan sakit atau hambatan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan atau kegiatan-kegitan pekerjaan dipidana sebagai penganiayaan ringan dengan pidana penjara selama-lamanya tiga bulan atau dengan pidana penjara denda setinggi-tingginya tiga ratus rupiah. Pidana tersebut dapat diperberat dengan sepertiga jika kejahatan itu dilakukan terhadap orang yang bekerja padanya atau yang membawa dirinya. 2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dapat dipidana. Dari ketentuan pidana yang diatur dalam pasal 352 ayat 1 KUHP tersebut diatas itu dapat diketahui, bahwa untuk dapat disebut sebagai tindak pidana penganiayaan ringan, tindak pidana tersebut harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut. 57 Lamintang dan Theo lamintang, Delik-Delik khusus kejahatan Terhadap Nyawa, tubuh, dan Kesehatan, Jakarta ; Sinar Grafika, 2010,h. 131 1. Bukan merupakan tindak pidana penganiayaan dengan direncanakan lebih dulu.Bukan merupakan tindak pidana penganiayaan yang dilakukan terhadap ayah atau ibunya yang sah, terhadap suami, istri, atau terhadap anaknya sendiri, Terhadap seorang pegawai. 2. negeri yang sedang menjalankan tugas jabatan secara sah, dengan memberikan bahan-bahan yang sifatnya berbahaya untuk nyawa atau kesehatan manusia. 58 Tindak pidana penganiayaan dengan direncanakan lebih dulu. Tindak pidana penganiayaan dengan direncanakan lebih dulu itu oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam pasal 353 ayat 1 sampai dengan ayat 3 yang rumusanya sebagai berikut. 1. Penganiayaan yang dilakukan dengan direncanakan lebih dulu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun. 2. Jika perbuatan itu menyebabkan luka berat pada tubuh, maka orang yang bersalah dipidana dengan dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun. 3. Jika perbuatan itu menyebabkan meninggalnya orang lain, maka iya dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan tahun. 59 58 Lamintang dan Theo lamintang, Delik-Delik khusus kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh, dan Kesehatan, Jakarta ; Sinar Grafika, 2010,h .145 59 Lamintang dan Theo lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh, dan Kesehatan, Jakarta ; Sinar Grafika, 2010,h. 148

B. Tindak pidana penganiayaan berat

Yang dimaksud dengan tindak pidana penganiayaan berat oleh undang- undang itu, oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam pasal 354 ayat 1 dan ayat 2 yang dirumuskan yaitu : 1. Barang siapa dengan sengaja menyebabkan orang lain mendapat luka berat pada tubuhnya, karena bersalah telah melakukan penganiayaan berat, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya delapan tahun. 2. Jika perbuatan itu menyebabkan meninggalnya orang, maka orang yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sepuluh tahun. 60

C. Tindak pidana penganiayaan berat dengan direncanakan lebih dulu.

Yang dimaksud dengan tindak pidana penganiayaan berat dengan direncanakan lebih dulu itu oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam pasal 355 ayat 1 dan ayat 2 KUHP yang rumusnya sebagai berikut. 1. Penganiayaan berat yang dilakukan dengan direncanakan lebih dulu dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu menyebabkan kematian, maka orang yang bersalah dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun. Tindak pidana penganiayaan berat dengan direncanakan lebih dulu yang diatur dalam pasal 355 KUHP itu merupakan sesuatu gequalificeerde zware 60 Lamintang dan Theo lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Nyawa, Tubuh, dan Kesehatan, Jakarta ; Sinar Grafika, 2010,h. 159