IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi
Indonesia ke pasar ASEAN serta menganalisis dampak penerapan skema CEPT- AFTA terhadap ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN. Adapun pengambilan
data penelitian dilakukan pada bulan Februari - Juni 2014.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan rentang waktu time series dari tahun 1990 hingga tahun 2012. Data sekunder diperoleh dari beberapa
publikasi dari International Coffee Organization ICO, UNCOMTRADE, World Bank, FAOSTAT dan Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia AEKI. Selain itu
referensi dan beberapa data lainnya diambil dari laporan Kementrian Perdagangan, buku-buku, dan jurnal-jurnal yang diakses baik melalui internet
maupun perpustakaan.
4.3 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara kuantitatif dengan membuat persamaan yang berkaitan dengan tujuan dari penelitian. Metode Constant Market
Share Analysis CMSA akan digunakan untuk menganalisis kinerja ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN. Analisis kinerja ekspor ini menggunakan data tahun
1997-2012. Rentang tahun ini kemudian dibagi lagi menjadi tiga periode tahun yitu tahun 1997-2001 sebelum CEPT-AFTA, 2002-2007 periode awal CEPT-
AFTA, dan 2008-2012 periode lanjutan CEPT-AFTA. Model regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square OLS digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN dengan variabel dummy CEPT-AFTA untuk melihat pengaruh penerapan
CEPT-AFTA terhadap ekspor kopi Indonesia, menggunakan data dengan periode tahun 1990-2012. Data sekunder diolah dengan menggunakan program komputer
Microsoft Excel 2007 dan Minitab 16.
4.3.1 Metode Constant Market Share Analysis CMSA
Berbagai metode untuk mengukur daya saing ekspor suatu komoditi telah banyak dikembangkan, salah satunya adalah metode Constant Market Share
Analysis CMSA. CMSA digunakan untuk mengukur daya saing ekspor produk atau komoditi suatu negara relatif terhadap negara-negara pesaingnya.
Asumsi dasar yang digunakan dalam CMSA adalah bahwa pangsa pasar market share suatu negara pengekspor di pasar dunia atau kawasan tertentu atau
di suatu negara pada suatu periode waktu adalah konstan. Jika terdapat perbedaan pertumbuhan ekspor yang dinyatakan oleh perbedaan antara pangsa pasar ekspor
konstan dan pangsa pasar ekspor aktual, maka hal ini dikarenakan oleh efek komposisi komoditi, efek distribusi pasar, dan efek daya saing komoditi.
Walaupun perubahan pangsa ekspor tidak seluruhnya ditentukan oleh perubahan daya saing, perubahan pangsa ekspor merupakan salah satu indikator daya saing
ekspor suatu negara di pasar dunia, di kawasan tertentu, atau di negara tertentu Hadi, 2004. Terdapat empat parameter yang digunakan dalam CMSA ini, yaitu :
1. Pertumbuhan Ekspor Standar Parameter pertumbuhan ekspor standar ini mengindikasikan standar umum
pertumbuhan ekspor produk negara-negara dunia ke suatu kawasan tertentu. Hal ini mencerminkan kinerja ekspor dari negara atau negara
pesaing. Dalam analisis daya saing ekspor kopi Indonesia di pasar ASEAN, jika parameter pertumbuhan ekspor kopi Indonesia lebih tinggi
dari pertumbuhan ekspor kopi standar dunia, berarti kinerja ekspor kopi Indonesia lebih baik dari negara lain, dan sebaliknya.
2. Efek Komposisi Komoditi Efek komposisi komoditi merupakan parameter yang menjelaskan tingkat
kesesuaian komoditi suatu negara di pasar tujuan Paskah, 2009. Efek komposisi komoditi dapat bernilai negatif atau positif. Nilai yang positif
pada nilai perhitungan CMSA menunjukkan komposisi komoditi tersebut telah cukup memenuhi permintaan pasar market demands dan
persyaratan pasar market requirements di pasar tujuan sehingga produk diminati pasar.
3. Efek Distribusi Pasar Efek distribusi pasar juga dapat bernilai negatif atau positif. Nilai ini
mengindikasikan apakah negara-negara tujuan merupakan pasar potensial bagi negara pengekspor atau bukan. Nilai positif menunjukkan bahwa
negara yang menjadi subyek penelitian mendistribusikan pasarnya ke pusat pertumbuhan permintaan demand.
4. Efek Daya Saing Efek daya saing mengindikasikan tingkat daya saing komoditi
dibandingkan negara pesaingnya di pasar tujuan. Nilai parameter juga dapat bernilai positif atau negatif. Jika parameter daya saing positif, berarti
negara tersebut merupakan pesaing kuat dan jika negatif berarti negara tersebut lemah dalam persaingan. Efek daya saing pada CMSA ini lebih
bersumber dari daya saing harga Suprihatini, 2005 Adapun formulasi yang biasa digunakan, menurut Tyers et al. 1985 dalam
Hadi 2004, model CMSA dapat dituliskan sebagai berikut:
�
�
−�
�−1
�
�−1
= �
pertumbuhan standar…….2
+
∑ �
�
− ��
��−1 �
�
�−1
efek komposisi komoditi...3
+
∑ ∑ �
��
−�
�
�
���−1 �
�
�
�−1
efek distribusi pasar…..…4
+
∑ ∑ �
���
−�
���−1
−�
��
�
���−1 �
�
�
�−1
efek daya saing……...…...5
� =
�
�
−�
�−1
�
�−1
……........…………………………………..………………...6
�
�
=
�
��
−�
��−1
�
��−1
……...…………………………...….…………...…………7
�
��
=
�
���
−�
���−1
�
���−1
..……………………...…………………….…………..8 dimana :
E = nilai total ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN US Dollar
E
i
= nilai ekspor kopi Indonesia jenis kopi i ke pasar ASEAN US Dollar E
ij
= nilai ekspor kopi Indonesia jenis kopi i ke negara j US Dollar W
= nilai total ekspor kopi standar dunia ke pasar ASEAN US Dollar