Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia di Pasar ASEAN

maupun teknologi yang digunakan, dan melakukan spealisasi produksi yang akan mempengaruhi pertumbuhan output suatu negara.

3.1.2 Liberalisasi Perdagangan dan Daya Saing

Dalam dunia perdagangan terdapat dua perdebatan dalam melakukan perdagangan yaitu apakah sebaiknya suatu negara mengikuti perdagang bebas atau melakukan proteksi dalam memperdagangkan produknya. Suatu negara secara teoritis dapat memilih kebijakan perdagangan “laissez faire” dimana tukar- menukar komoditi antar negara sama sekali tidak terhambat free trade atau justru menciptakan segala macam aturan yang mematikan semua insentif untuk melakukan perdagangan antar negara yang biasa disebut autarki Pratomo, 2007. Namun pada dasarnya, dalam prakteknya tidak ada satu negara pun yang menerapkan kebijakan-kebijakan proteksi ekstrem tersebut. Biasanya kebijakan- kebijakan perdagangan dilakukan dengan pertimbangan kedua prinsip tersebut. Perdagangan bebas memungkinkan sumberdaya dapat digunakan dengan efisien dan menciptakan kemakmuran bagi banyak orang Hovey dan Rehmke, 2009. Hambatan perdagangan yang umum dilakukan adalah salah satunya dengan pemberlakuan tarif impor. Tarif impor adalah pajak yang dikenakan untuk suatu komoditi yang di impor oleh suatu negara. Dampak pemberlakuan tarif impor dapat dilihat pada Gambar 6. Sumber : Tweeten, 1992 Gambar 6. Ilustrasi dampak pemberlakuan tarif impor S B ED-t ED D B ES Q Q P Q Pw’ Pw Pw+t S A D A Negara A importir Pasar dunia Negara B eksportir P P Q Qe q p q p’ q c’ q c Q p Q c Q c’ Q p’ Keterangan : t = Tarif impor Pw = Harga dunia sebelum tarif Pw’ = Harga dunia setelah tarif Pw+t = Harga domestik di negara A setelah tarif S A = Penawaran di negara A D A = Permintaan di negara A S B = Penawaran di Negara B D B = Permintaan di Negara B ES = Kelebihan penawaran di negara B ED = Kelebihan permintaan di negara A q c -q p = Volume impor negara B sebelum tarif q c ’-q p ’ = Volume impor negara B setelah tarif Q p -Q c = Volume ekspor negara A sebelum tarif Q p’ -Q c’ = Volume ekspor negara A setelah tarif Pemberlakuan tarif impor menyebabkan harga yang diterima di negara A meningkat dari Pw menjadi Pw+t. Harga yang meningkat kemudian akan menurunkan jumlah permintaan pasar dunia dari ED menjadi ED-t yang menyebabkan menurunnya harga dunia menjadi Pw’. Jumlah permintaan yang turun akan menyebabkan penurunan pada konsumsi q c di negara A dan dengan harga impor yang tinggi akan mendorong negara A untuk meningkatkan jumlah produksinya, sehingga volume impor negara A menurun q c ’-q p ’. Sedangkan pada negara B, dengan menurunnya jumlah permintaan maka negara B akan mengurangi jumlah produksinya dan mendorong peningkatan konsumsi domestiknya. Hal ini menyebabkan volume ekspor Negara B menurun. Secara umum, dengan adanya penghapusan tarif impor dalam praktik perdagangan bebas akan mendorong penurunan harga komoditi di negara tujuan ekspor negara importir. Harga komoditi yang lebih rendah merupakan insentif tersendiri, dimana jumlah permintaan di negara importir akan semakin bertambah seiring dengan semakin menurunnya tingkat keseimbangan harga. Dengan demikian, negara pengekspor dapat meningkatkan ekspor komoditinya ke negara tujuan ekspor tersebut. Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan luar negerinya gains from trade jika dilakukan perdagangan bebas dan mengandalkan pada keunggulan absolut absolut advantage. Seiring perkembangan zaman, perdagangan di dunia tumbuh dan berkembang sangat cepat. Pertumbuhan yang cepat ini didorong oleh banyaknya investasi yang mengalir dari negara maju ke negara berkembang guna mengeksploitasi sumber daya alam yang melimpah dan tenaga kerja yang murah Wiranta, 2001. Dengan semakin berkembangnya perdagangan dunia yang mensyaratkan perdagangan bebas dengan meniadakan hambatan perdagangan baik tarif, kuota maupun hambatan non tarif , maka dalam melakukan perdagangan suatu negara perlu mengedepankan keunggulan kompetitifnya. Pada perekonomian terbuka, daya saing suatu komoditas diartikan sebagai kemampuan usaha komoditas dimaksud untuk tetap layak secara finansial pada kondisi harga input maupun output tradable sesuai dengan harga paritas impornya Hady, 2004. Daya saing dapat diukur dengan dua cara yaitu dengan keunggulah komparatif dan keunggulan kompetitif. Teori keunggulan komparatif dikembangkan oleh David Ricardo, sedangkan teori keunggulan kompetitif dikembangkan oleh M. Porter melalui teori competitive advantage of nation. Sementara itu, menurut Leamer dan Stern 1970 dalam Hadi dan Mardianto 2004 menjelaskan faktor penyebab lebih rendahnya pertumbuhan ekspor disebabkan antara lain : 1 Suatu negara pengekspor hanya memfokuskan ekspornya pada suatu produk atau kelompok produk tertentu yang pertumbuhan permintaan ekspornya lambat; 2 Ekspor tersebut lebih ditujukan ke negara- negara yang pertumbuhan ekonominya lambat; dan 3 Negara pengekspor yang bersangkutan tidak mampu atau enggan bersaing dengan negara-negara pesaingnya. 3.1.3 Teori Penawaran Ekspor Penawaran suatu barang atau komoditi ditujukkan untuk memenuhi permintaan domestik, permintaan luar negeri, dan stok untuk masa mendatang. Penawaran suatu barang atau komoditi merupakan jumlah yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen dalam suatu pasar pada tingkat harga dan waktu tertentu.