Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

rendah dari pada nilai pertumbuhan ekspor kopi dunia ke pasar ASEAN. Nilai parameter daya saing juga menunjukkan kekuatan daya saing kopi Indonesia yang melemah. Namun, pada tahun 2012 pertumbuhan ekspor kopi Indonesia ke pasar ASEAN kembali meningkat, didukung dengan penguatan daya saing kopi Indonesia dengan nilai parameter sebesar 0.4598. 5.2 Ekspor Kopi Indonesia ke Pasar ASEAN dalam Skema CEPT-AFTA 5.2.1. Pengujian Asumsi dan Kriteria Ekonometrika Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Pasar ASEAN 1. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Malaysia Pada persamaan ekspor kopi Indonesia ke Malaysia, variabel independen yang digunakan meliputi harga riil ekspor kopi Indonesia ke Malaysia HRXKIM t , pendapatan perkapita Malaysia PDBM t , nilai tukar riil Indonesia NTRI t , dummy AFTA DAFTA, dan volume ekspor kopi Indonesia ke Malaysia tahun sebelumnya XKIM t-1 . NIlai koefisien determinasi R 2 menunjukkan sebesar 92.7 persen, yang berarti 92.7 persen perubahan volume ekspor kopi Indonesia ke Malaysia dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen dalam persamaan, sedangkan 7.3 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Tabel 9. Hasil dugaan persamaan ekspor kopi Indonesia ke Malaysia Notasi Keterangan Parameter Dugaan Prob- t VIF E. Jk Pendek E. Jk Panjang A Intersep -9257 0.052 HRXKIM Harga riil ekspor kopi Indonesia ke Malaysia 0.136 0.902 2.12 0.02 0.10 PDBM Pendapatan per kapita Malaysia 2.342 0.040 5.07 1.32 6.06 NTRI Nilai tukar riil Indonesia 0.050 0.805 1.92 0.06 0.26 DAFTA Dummy AFTA -1143 0.560 4.89 XKIMt-1 Ekspor kopi Indonesia ke Malaysia tahun sebelumnya 0.782 0.000 2.66 R 2 = 92.7 Prob F-statistik = 0.000 Durbin h Dh = -1.26 Sumber : Hasil olah data, 2014 Berdasarkan hasil dugaan persamaan di atas, dengan menggunakan uji-F diperoleh nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.000. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, yang berarti secara bersama-sama semua variabel independen dapat menjelaskan dengan baik perubahan naikturun volume ekspor kopi Indonesia ke Malaysia. Untuk melihat multikolinearitas, dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai VIF, dimana hasil regresi menunjukkan nilai VIF 10, yang berarti tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius. Nilai Durbin-h yang didapatkan sebesar -1.26, dimana nilai ini berada pada selang -1.96 h hitung 1.96. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan masalah autokorelasi. Selain itu, persamaan juga telah memenuhi asumsi normalitas dan homoskedastisitas Lampiran 3.

2. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Singapura

Persamaan ekspor kopi Indonesia ke Singapura menggunakan variabel independen yang meliputi harga riil ekspor kopi Indonesia ke Singapura HRXKIS t , nilai tukar riil Indonesia NTRI t , konsumsi kopi domestik Indonesia CDOM t , dummy AFTA DAFTA, dan ekspor kopi Indonesia ke Singapura tahun sebelumnya XKIS t-1 . Nilai koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai sebesar 86.8 persen, yang berarti 86.8 persen perubahan volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen dalam persamaan, sedangkan 13.2 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Berdasarkan hasil dugaan persamaan , dengan menggunakan uji-F diperoleh nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.000. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, yang berarti secara bersama-sama semua variabel independen dapat menjelaskan dengan baik perubahan naikturun volume ekspor kopi Indonesia ke Singapura. Ada atau tidaknya autokorelasi ditunjukkan dengan nilai Durbin h Dh sebesar -0.40. Nilai Dh ini berada pada selang -1.96 h hitung 1.96, sehingga nilai Dh sebesar -0.40 menunjukkan tidak terdapat masalah autokorelasi. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai VIF, dimana hasil dugaan persamaan menunjukkan tidak terdapat nilai VIF yang lebih besar dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius. Persamaan juga telah memenuhi asumsi normalitas dan homoskedastisitas Lampiran 4. Tabel 10. Hasil dugaan persamaan ekspor kopi Indonesia ke Singapura Notasi Keterangan Parameter Dugaan Prob- t VIF E. Jk Pendek E. Jk Panjang B Intersep 24179 0.000 HRXKIS Harga riil ekspor kopi Indonesia ke Singapura 1.531 0.020 4.02 0.20 0.19 NTRI Nilai tukar riil Indonesia -0.410 0.010 2.98 -0.33 -0.32 CDOM Konsumsi domestik kopi Indonesia -0.078 0.000 5.61 -0.88 -0.84 DAFTA Dummy AFTA 87 0.938 5.21 XKIS t-1 Ekspor kopi Indonesia ke Singapura tahun sebelumnya -0.046 0.630 2.23 R 2 = 86.8 Prob F-statistik = 0.000 Durbin h Dh = -0.40 Sumber : Hasil olah data, 2014

3. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Filipina

Persamaan ekspor kopi Indonesia ke Filipina menggunakan variabel independen yang meliputi pendapatan per kapita Filipina PDBF t , nilai tukar riil Indonesia NTRI t , dummy AFTA DAFTA, dan volume ekspor kopi Indonesia ke Filipina tahun sebelumnya XKIF t-1 . Nilai koefisien determinasi R 2 adalah sebesar 66.2 persen, yang berarti 66.2 persen perubahan volume ekspor kopi Indonesia ke Filipina dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen dalam persamaan, sedangkan 33.8 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Berdasarkan hasil dugaan persamaan, dengan menggunakan uji-F diperoleh nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.001. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, yang berarti secara bersama-sama semua variabel independen dapat menjelaskan dengan baik perubahan naikturun volume ekspor kopi Indonesia ke Filipina. Ada atau tidaknya autokorelasi ditunjukkan oleh nilai Dh sebesar 1.03. Nilai tersebut berada pada selang -1.96 h hitung 1.96, sehingga nilai Dh sebesar 1.03 menunjukkan tidak terdapat masalah autokorelasi.