multikolinearitas yang serius. Persamaan juga telah memenuhi asumsi normalitas dan homoskedastisitas Lampiran 4.
Tabel 10. Hasil dugaan persamaan ekspor kopi Indonesia ke Singapura
Notasi Keterangan
Parameter Dugaan
Prob- t VIF
E. Jk Pendek
E. Jk Panjang
B Intersep
24179 0.000
HRXKIS Harga riil ekspor kopi
Indonesia ke Singapura
1.531 0.020
4.02 0.20
0.19 NTRI
Nilai tukar riil Indonesia
-0.410 0.010
2.98 -0.33
-0.32 CDOM
Konsumsi domestik kopi Indonesia
-0.078 0.000
5.61 -0.88
-0.84 DAFTA
Dummy AFTA 87
0.938 5.21
XKIS
t-1
Ekspor kopi Indonesia ke Singapura tahun
sebelumnya -0.046
0.630 2.23
R
2
= 86.8 Prob F-statistik = 0.000
Durbin h Dh = -0.40
Sumber : Hasil olah data, 2014
3. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Filipina
Persamaan ekspor kopi Indonesia ke Filipina menggunakan variabel independen yang meliputi pendapatan per kapita Filipina PDBF
t
, nilai tukar riil Indonesia NTRI
t
, dummy AFTA DAFTA, dan volume ekspor kopi Indonesia ke Filipina tahun sebelumnya XKIF
t-1
. Nilai koefisien determinasi R
2
adalah sebesar 66.2 persen, yang berarti 66.2 persen perubahan volume ekspor kopi
Indonesia ke Filipina dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen dalam persamaan, sedangkan 33.8 persen diterangkan oleh variabel lain yang
tidak terdapat dalam persamaan. Berdasarkan hasil dugaan persamaan, dengan menggunakan uji-F diperoleh
nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.001. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 5 persen, yang berarti secara bersama-sama semua variabel independen dapat
menjelaskan dengan baik perubahan naikturun volume ekspor kopi Indonesia ke Filipina. Ada atau tidaknya autokorelasi ditunjukkan oleh nilai Dh sebesar
1.03. Nilai tersebut berada pada selang -1.96 h
hitung
1.96, sehingga nilai Dh sebesar 1.03 menunjukkan tidak terdapat masalah autokorelasi.
Sementara itu, untuk melihat ada atau tidaknya masalah multikolinearitas, dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai VIF, dimana hasil dugaan
persamaan menunjukkan tidak terdapat nilai VIF yang lebih besar dari 10. Hal ini berarti tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius. Selain itu, model
persamaan juga telah memenuhi asumsi normalitas dan homoskedastisitas Lampiran 5.
Tabel 11. Hasil dugaan persamaan ekspor kopi Indonesia ke Filipina
Notasi Keterangan
Parameter Dugaan
Prob- t VIF
E. Jk Pendek
E. Jk Panjang
C Intersep
-33233 0.001
PDBF Pendapatan per kapita
Filipina 27.816
0.001 4.61
9.93 8.60
NTRI Nilai tukar riil
Indonesia 0.646
0.009 1.42
1.93 1.67
DAFTA Dummy AFTA -1594
0.436 3.22
XKIF
t-1
Ekspor kopi Indonesia ke Filipina tahun
sebelumnya 0.155
0.264 1.49
R
2
= 66.2 Prob F-statistik = 0.001
Durbin h Dh = 1.03
Sumber : Hasil olah data, 2014
4. Hasil Dugaan Persamaan Ekspor Kopi Indonesia ke Thailand
Persamaan ekspor kopi Indonesia ke Thailand menggunakan variabel independen yang meliputi pendapatan per kapita Thailand PDBT
t
, produksi kopi Indonesia PKI
t
, konsumsi domestik kopi Indoneisa CDOM
t
, nilai tukar riil Indonesia NTRI
t
, dan dummy CEPT-AFTA DAFTA. Hasil dugaan persamaan menunjukkan nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 64.9 persen, yang berarti 64.9 persen perubahan volume ekspor kopi Indonesia ke Thailand dapat
dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen dalam persamaan, sedangkan 35.1 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan.
Berdasarkan hasil dugaan, dengan menggunakan uji-F diperoleh nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.010. Nilai ini lebih kecil dari taraf nyata 5
persen, yang berarti secara bersama-sama semua variabel independen dapat menjelaskan dengan baik perubahan naikturun volume ekspor kopi Indonesia
ke Thailand. Ada atau tidaknya autokorelasi ditunjukkan dengan nilai DW sebesar 2.06 yang nyata pada taraf nyata 5 persen. Nilai DW ini berada pada
selang dL d 4-dU dengan nilai dL sebesar 0.86 dan nilai 4-dU sebesar 2.15, sehingga nilai DW sebesar 2.06 menunjukkan tidak terdapat masalah autokorelasi.
Tabel 12. Hasil dugaan persamaan ekspor kopi Indonesia ke Thailand
Notasi Keterangan
Parameter Dugaan
Prob- t VIF
Elastisitas D
Intersep -120.76
0.190 PDBT
Pendapat per kapita Thailand
0.042 0.414
6.96 2.76
PKI Produksi kopi Indonesia
0.0004 0.066
8.58 6.04
CDOM Konsumsi domestik kopi
Indonesia -0.001
0.011 4.00
-3.42 NTRI
Nilai tukar riil Indonesia -0.002
0.477 1.30
-0.09 DAFTA
Dummy AFTA -6.25
0.873 6.25
R
2
= 64.9 Prob F-statistik = 0.010
Durbin W DW = 2.06
Sumber : Hasil olah data, 2014 Berdasarkan hasil uji normalitas dan homoskedastisitas, persamaan ekspor
kopi Indonesia ke Thailand telah memenuhi asumsi keduanya Lampiran 6. Selain itu, nilai VIF menunjukkan lebih kecil dari 10 yang berarti tidak terdapat
masalah multikolinearitas.
5.2.2 Hasil Dugaan terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia ke Pasar ASEAN dalam Skema CEPT-AFTA
1. Pendapatan Per Kapita Negara Tujuan Ekspor
Variabel pendapatan per kapita negara tujuan ekspor berpengaruh nyata dalam persamaan ekspor kopi Indonesia ke Malaysia dan Filipina. Variabel
pendapatan per kapita Malaysia berpengaruh nyata pada taraf 5 persen dengan nilai parameter dugaan sebesar 2.342. Nilai ini berarti peningkatan pendapatan
perkapita Malaysia sebesar 1 US Dollar akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Malaysia sebesar 2.324 ton. Variabel pendapatan per kapita Filipina
juga berpengaruh nyata pada taraf 5 persen terhadap volume ekpor kopi Indonesia ke Filipina. Parameter dugaan bernilai 27.816 yang berarti jika terjadi
peningkatan pendapatan per kapita Filipina sebesar 1 US Dollar, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Filipina sebesar 27.816 ton.