sebagai  tempat  koleksi  plasma  nutfah  khususnya  vegetasi  secara  ex-situ  dan sebagai habitat khususnya untuk satwa yang akan dilindungi atau dikembangkan.
e.  Tipe perlindungan Tipe perlindungan adalah hutan kota yang berfungsi untuk :
1.  Mencegah  atau  mengurangi  bahaya  erosi  dan  longsor  pada  daerah  dengan kemiringan cukup tinggi dan sesuai karakter tanah.
2.  Melindungi daerah pantai dari gempuran ombak abrasi. 3.  Melindungi  daerah  resapan  air  untuk  mengatasi  masalah  menipisnya  volume
air tanah dan atau masalah intrusi air laut. Karakteristik pepohonannya yaitu:
1.  Pohon-pohon yang memiliki daya evapotranspirasi yang rendah. 2.  Pohon-pohon  yang  dapat  berfungsi  mengurangi  bahaya  abrasi  pantai  seperti
mangrove dan pohon-pohon yang berakar kuat. f.  Tipe pengamanan
Tipe  pengamanan  adalah  hutan  kota  yang  berfungsi  untuk  meningkatkan keamanan  pengguna  jalan  pada  jalur  kendaraan  dengan  membuat  jalur  hijau
dengan  kombinasi  pepohonan  dan  tanaman  perdu.  Karakteristik  pepohonannya yaitu  pohon-pohon  yang  berakar  kuat  dengan  ranting  yang  tidak  mudah  patah,
yang  dilapisi  dengan  perdu  yang  liat,  dilengkapi  jalur  pisang-pisangan  dan  atau tanaman merambat dari legum secara berlapis-lapis.
2.6  Bentuk Hutan Kota
Menurut  Peraturan  Menteri  Kehutanan  Nomor:  P.71Menhut-II2009, penentuan  bentuk  hutan  kota  disesuaikan  dengan  karakteristik  lahan.  Menurut
Irwan  2007  bentuk  hutan  kota  tergantung  kepada  bentuk  lahan  yang  tersedia untuk hutan kota.
Bentuk  penghijauan  kota  disesuaikan  dengan  karakteristik  lahan    dan diprioritaskan pada bentuk kompak dalam satu hamparan.  Namun demikian dapat
dibuat  dalam  bentuk  jalur  tanaman  dibangun  memanjang  3-5  baris  tanaman antara  lain  berupa  jalur  peneduh  jalan  raya,  jalur  hijau  di  tepi  jalan  kereta  api,
sempadan sungai dan sempadan pantai. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002, bentuk hutan kota yaitu:
a.  Jalur Bentuk  jalur  adalah  hutan  kota  yang  dibangun  memanjang  antara  lain
berupa  jalur  peneduh  jalan  raya,  jalur  hijau  di  tepi  jalan  kereta  api,  sempadan sungai, sempadan pantai dengan memperhatikan zona pengaman fasilitasinstalasi
yang  sudah  ada,  antara  lain  ruang  bebas  SUTT  dan  SUTET.  Menurut  Irwan 2007,  bentuk  hutan  kota  jalur  yaitu  komunitas  tumbuh-tumbuhannya  tumbuh
pada  lahan  yang  berbentuk  jalur  lurus  atau  melengkung,  mengikuti  bentukan sungai,  jalan,  pantai,  saluran  dan  lainnya.  Booth  1979  mengemukakan  bahwa
jalur hijau dengan lebar 183 m dapat mengurangi pencemaran udara sampai 75. b.  Mengelompok
Bentuk  mengelompok  adalah  hutan  kota  yang  dibangun  dalam  satu kesatuan  lahan  yang  kompak.  Menurut  Irwan  2007,  bentuk  hutan  kota
bergerombol  atau  menumpuk  adalah  hutan  kota  dengan  komunitas  tumbuh- tumbuhannya  terkonsentrasi  pada  suatu  areal  dengan  jumlah  tumbuh-
tumbuhannya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan. c.  Menyebar
Bentuk  menyebar  adalah  hutan  kota  yang  dibangun  dalam  kelompok- kelompok  yang  dapat  berbentuk  jalur  dan  atau  kelompok  yang  terpisah  dan
merupakan satu kesatuan pengelolaan. Menurut Irwan 2007, bentuk hutan kota menyebar  yaitu  hutan  kota  yang  tidak  mempunyai  pola  tertentu,  dengan
komunitas  tumbuh-tumbuhannya  tumbuh  menyebar  terpencar-pencar  dalam bentuk rumpun atau gerombol-gerombol kecil.
BAB III METODE PENELITIAN