a.  Luas wilayah. b.  Jumlah penduduk.
c.  Tingkat polusi. d.  Kondisi fisik kota.
Penentuan lokasi dan luas hutan kota dalam penelitian ini didasarkan pada luas wilayah Kota Selatpanjang. Luasan hutan kota dihitung seluas 10 dari luas
Kota Selatpanjang.
2.4  Fungsi dan Manfaat Hutan Kota
Fungsi dan manfaat hutan kota yang akan dibangun harus diketahui dalam perencanaan  hutan  kota  yang  dilakukan  di  Kota  Selatpanjang.  Hal  tersebut
bermanfaat guna menarik simpati dan dukungan berbagai pihak serta secara tidak langsung  dapat  mengukur  keuntungan  yang  diperoleh  dari  hutan  kota  tersebut.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2002, fungsi hutan kota meliputi: a.  Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika.
b.  Meresapkan air. c.  Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota.
d.  Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Menurut Dahlan 2004, hutan kota memiliki 6 fungsi yaitu:
a.  Fungsi penyehatan lingkungan penyerap dan penjerap partikel logam industri dan  transportasi,  penyerap  dan  penjerap  debu,  mengurangi  bahaya  hujan
asam, penyerap gas beracun, dan penyerap gas karbondioksida. b.  Fungsi pengawetan pelestarian plasma nutfah dan habitat satwaliar.
c.  Fungsi  estetika  meningkatkan  citra  dan  menutupi  bagian  kota  yang  kurang baik.
d.  Fungsi  perlindungan  peredam  kebisingan,  ameliorasi  iklim  mikro,  penapis cahaya  silau,  penahan  angin,  penyerap  dan  penapis  bau,  mengatasi
penggenangan,  mengatasi  intruisi  air  laut,  mengamankan  pantai  dan membentuk daratan, mengatasi penggurunan.
e.  Fungsi produksi air tanah, kayu, kulit, getah, bunga, buah, madu. f.  Fungsi  lainnya  identitas  wilayah,  pengelolaan  sampah,  pendidikan  dan
penelitian,  mengurangi  stress,  penunjang  rekreasi  dan  pariwisata,  hobi  dan
pengisi  waktu  luang,  pertahanan  dan  keamanan,  kekuatan  magis,  tempat berjualan, tempat pesta.
Sesuai  dengan  fungsi-fungsi  tersebut,  perencanaan  hutan  kota  di  Kota  Selat Panjang  diharapkan  dapat  memenuhi  semua  fungsi  sehingga  pembangunannya
dapat memberikan hasil yang maksimal dan bermanfaat. Menurut  Peraturan  Pemerintah  Nomor  63  Tahun  2002,  hutan  kota  dapat
dimanfaatkan untuk keperluan: a. Pariwisata alam, rekreasi dan atau olah raga.
b. Penelitian dan pengembangan. c. Pendidikan.
d. Pelestarian plasma nutfah. e. Budidaya hasil hutan bukan kayu.
Pemanfaatan  hutan  kota  dilakukan  sepanjang  tidak  mengganggu  fungsi  hutan kota.
2.5  Tipe Hutan Kota