Klimatologi Hidrologi Oceanografi Karakteristik pantai

dibentuk oleh bahan-bahan sisa tanaman purba yang berlapis-lapis hingga mencapai ketebalan 30 cm. Abrasi dapat terjadi di semua daerah tepian selat, sungai dan parit sebagai akibat hantaman oleh gelombang dan pasang surut. Pengikisan terutama disebabkan oleh buruknya sifat tanah yang bersifat lunak, sehingga menyebabkan garis pantai semakin landai dan mundur. Keadaan ini juga akan merusak tumbuhan bakau. Lumpur hasil pengikisan juga menyebabkan pendangkalan setempat, sehingga mengganggu jalur lalu lintas air. Jenis tanah Jenis tanah di Kota Selatpanjang terdiri atas tanah Aluvial atau dikenal dengan Fluvent, termasuk golongan Entisol dan tanah gambut atau Organosol, termasuk golongan Histosol. Tanah Aluvial dijumpai di pinggir-pinggir sungai dan laut, merupakan ekosistem hutan mangrove. Di belakang jenis tanah Aluvial mengarah ke daratan dijumpai tanah gambut, merupakan ekosistem hutan rawa gambut. Tanah Aluvial terbentuk dari aluvium berpenampang sederhana, bertekstur lempungan atau geluhan lebih halus dari pada pasir halus geluhan, umumnya terstratifikasi dan kandungan bahan organik menurun tidak beraturan dengan bertambahnya jeluk tanah. Bahan induk tanah Aluvial adalah bahan endapan aluvium atau aluvium marin. Tanah Gambut terbentuk dari sisa-sisa bahan organik yang tidak terurai sepenuhnya dan masih berupa tumpukan berwarna coklat tua sampai kehitaman, bersifat masam dan miskin hara. Air yang menggenangi tanah gambut menjadi air gambut yang berwarna cokelat kehitaman dan masam. Gambut di Kota Selatpanjang termasuk gambut ombrogen, terbentuk karena pengaruh curah hujan dalam jumlah banyak dan airnya tergenang.

4.2.3 Klimatologi

Kota Selatpanjang terletak di dataran rendah yang beriklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut dengan temperatur udara berkisar antara 26 –32°C, dengan curah hujan berkisar antara 2.200-2.400 mmtahun. Musim kemarau pada umumnya terjadi pada bulan Februari-Agustus dan musim hujan terjadi pada bulan September-Januari dengan jumlah hari hujan antara 25-63 haritahun Dishut Kab. Kepulauan Meranti 2011.

4.2.4 Hidrologi

Wilayah Kota Selatpanjang dikelilingi oleh sungai besar yaitu Selat Air Hitam, Sei Suwir, dan Sei Suwir Kanan. Selain sungai besar terdapat pula sungai- sungai kecil antara lain: Sei Mataher, Parit Kasmin, Sei Alah Air, Sei Dora, Sei Pengkat, Sei Banglas, Sei Suak, Sei Lampan, Sei Rintis, Sei Tambun, Sei Niur, Sei Temaran, Sei Sesap, dan Sei Hulu Sungai. Kualitas air tanah di daerah wilayah pesisir bersifat asam dan payau, sehingga untuk kebutuhan air sehari-hari, sebagian besar penduduk memanfaatkan air hujan yang ditampung di bak atau gentong di samping atau belakang rumah. Sungai-sungai ini banyak dilayari oleh kapal-kapal dan kegiatan penduduk seperti kegiatan perkebunan, perikanan, perkayuan, dan lain-lain. Keberadaan gambut dengan daya serap airnya sangat tinggi mendominasi lahan Kota Selatpanjang sehingga merupakan kantong-kantong penyimpanan air yang sangat besar. Adanya potensi sumberdaya air tersebut perlu dipertimbangkan upaya pemanfaatannya sebagai alternatif sumber air bersih setempat.

4.2.5 Oceanografi Karakteristik pantai

Kondisi pantai di Selatpanjang pada umumnya landai, berlumpur, dan hanya sebagian saja yang berpasir putih halus. Karakteristik pantai berlumpur dipengaruhi oleh sedimentasi yang cukup tinggi dan sebagian besar kawasan pesisir didominasi oleh rawa gambut. Karakteristik pantai tersebut dapat menjadikan peluang untuk mengembangan pariwisata dan perikanan. Walaupun demikian, adanya ancaman abrasi pantai terjadi pada kawasan pesisir yang berhadapan langsung dengan perairan Selat Malaka karena arus gelombang yang cukup kuat dan besar perlu mendapat perhatian yang serius. Kedalaman laut Kedalaman laut Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki kedalaman 3-20 m. Pada lokasi-lokasi tertentu memiliki kedalaman 20-30 m yang dapat dijadikan pelabuhan, seperti pelabuhan Selatpanjang, Teluk Belitung dan Tanjung Samak. Laut dengan kedalaman sekitar 40 meter di perairan Selat Malaka dimanfaatkan untuk pelayaran kapal tanker dan peti kemas. Kondisi air laut Kondisi air laut di Kota Selatpanjang dipengaruhi oleh proses sedimentasi, lahan rawa gambut, limbah industri, dan limbah kapal. Kondisi air dengan tingkat kekeruhan yang cukup tinggi karena sedimentasi tanah aluvial dan gambut. Oleh sebab itu, produksi sumber daya perikanan di perairan ini relatif kecil, sehingga perairan ini tidak dimanfaatkan sebagai areal tangkap. Namun pada masa mendatang, kawasan pesisir tersebut akan dapat dimanfaatkan sebagai lokasi pengembangan budidaya perikanan air payau. 4.3 Kondisi Biologis Kota Selatpanjang 4.3.1 Flora