Hutan  mangrove  merupakan kawasan  lindung  yang terluas.  Karena  hutan mangrove  banyak  dijumpai  di  sepanjang  sungai  dan  pantai,  maka  letaknya  tidak
terpisah dengan  hutan lindung sempadan sungai dan sempadan pantai itu sendiri. Bahkan  hutan  lindung  sempadan  sungai  dan  sempadan  pantai  dapat  dimasukkan
ke  dalam  kategori  hutan  mangrove  itu  sendiri.  Dari  kondisi  di  lapangan, ditemukan  bahwa  kondisi  hutan  mangrove  sudah  mengalami  banyak  gangguan.
Hutan mangrove di Jalan Pemuda setia misalnya, hutan mangrove ini merupakan hutan  sekunder  yaitu  bekas  dilakukannya  pembukaan  lahan  oleh  masyarakat.
Beberapa  lokasi  juga  sengaja  ditebang  oleh  masyarakat  untuk  diambil  kayunya, kemudian ditanami bakau kembali.
5.1.2  Ruang terbuka hijau
Ruang  Terbuka  Hijau  telah  direncanakan  dalam  RTRW  Kota Selatpanjang.  Dalam  RTRW  tersebut  terdapat  20  lokasi  Ruang  Terbuka  Hijau
yang  kepemilikan  lahannya  terdiri  dari  milik  Negara  RTH  publik  dan  milik masyarakat  RTH  privat.  Lokasi  hutan  kota  di  Kota  Selatpanjang  dipilih  dari
lokasi  Ruang  Terbuka  Hijau  yang  telah  direncanakan.  Pemilihan  lokasi  RTH  di Kota Selatpanjang untuk dijadikan hutan kota dalam penelitian ini memperhatikan
beberapa  faktor  pendukung  diantaranya  mencukupi  luasan  10  dari  luas  kota, memenuhi  fungsi  dan  manfaatnya  sesuai  Peraturan  Perundang-undangan,  dan
memiliki  bentuk dan tipe  hutan kota sesuai Peraturan Perundang-undangan  yang dalam  hal  ini  digunakan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  63  Tahun  2002  Tentang
Hutan  Kota  dan  Peraturan  Menteri  Kehutanan  Nomor:  P.71Menhut-II2009 Tentang  Pedoman  Penyelenggaraan  Hutan  Kota.  Lokasi-lokasi  RTH  yang  akan
dipilih  menjadi  hutan  kota  disajikan  dalam  Lampiran  4.  Letak  lokasi-lokasi tersebut disajikan dalam Gambar 2.
5.2  Lokasi Hutan Kota Berdasarkan Luasan Minimal
Berdasarkan  PP  No.  63  Tahun  2002,  dari  20  lokasi  RTH  Lampiran  4 yang memenuhi kriteria untuk dibangun hutan kota adalah 18 lokasi dengan luas
lebih  dari  0,25  ha  pada  hamparan  yang  kompak  menyatu  agar  dapat menciptakan  iklim  mikro  dan  berada  pada  tanah  negara  atau  tanah  hak.  Lokasi-
calon hutan kota yang mencapai luasan lebih dari 0,25 ha tersebut disajikan dalam Tabel 6.
3 1
2
4
7 8
9
10
11
12
13 14
15 16
17
18
5
6
Keterangan Lokasi: 1
Hutan Mangrove Sempadan Sungai Suir
2 Perkebunan Karet
3 Hutan Mangrove Jalan
Pemuda Setia 4
Rumah Adat Melayu 5
Stadion Dorak 6
Gedung Gerakan Pramuka 7
Tambak Milik Masyarakat 8
Tambak Milik Pemda 9
Lapangan bola Jalan Pelabuhan Sedulur
10 Lahan terbuka kosong Jalan Rintis
11 Perkebunan dan pertanian 12 Lapangan Bola Jalan Gelora
13 Tepi Jalan Dorak 14 Lapangan bola Jalan Rintis
15 Lapangan bola Gang Habib 16 Lapangan bola Jalan Pusara
17 Tempat Pemakaman Umum
Jalan Pusara 18 Tempat Pemakaman Umum
Jalan Kampung Baru 19 Kolam dan Taman Jl.
Merdeka 20 Taman Cek Puan
Gambar 2  Letak lokasi-lokasi RTH Kota Selatpanjang sebagai calon hutan kota.
19 20
Tabel 6  Lokasi calon hutan kota berdasarkan luasan minimal
No Lokasi
Luas Kepemilikan Lahan
1 Hutan Mangrove Sempadan Sungai Suir
399,88 ha Negara
2 Perkebunan Karet
533,60 ha Masyarakat
3 Hutan Mangrove Jalan Pemuda Setia
13,59 ha Negara dan Masyarakat
4 Rumah Adat Melayu
6,60 ha Negara
5 Stadion Dorak
3,97 ha Negara
6 Gedung Gerakan Pramuka
0,65 ha Negara
7 Tambak Milik Masyarakat
1,71 ha Masyarakat
8 Tambak Milik Pemda
1,91 ha Negara
9 Lapangan bola Jalan Pelabuhan Sedulur
0.33 ha Negara
10 Lahan terbuka kosong Jalan Rintis
0,66 ha Negara
11 Perkebunan dan pertanian
74,22 ha Masyarakat
12 Lapangan Bola Jalan Gelora
1,89 ha Negara dan Masyarakat
13 Tepi Jalan Dorak
30 ha Negara
14 Lapangan bola Jalan Rintis
1,21 ha Negara
15 Lapangan bola Gang Habib
0,45 ha Negara
16 Lapangan bola Jalan Pusara
0,68 ha Negara
17 Tempat Pemakaman Umum Jalan Pusara
2,50 ha Negara
18 Tempat Pemakaman Umum Jalan
Kampung Baru 6,48 ha
Negara
5.3  Lokasi Hutan Kota Berdasarkan Status Kepemilikan dan Penggunaan Lahan