BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis
Menurut administrasi pemerintahan, Kota Selatpanjang terletak di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Luas
wilayah Kota Selatpanjang adalah ± 4.544 ha dengan batas administrasi sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Air Hitam b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sei Suir Kanan dan Sei Suir
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Alai, Kecamatan Tebing Tinggi Barat d. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Suir.
Kota Selatpanjang meliputi 4 empat kelurahan dan 5 lima desa Lampiran 3, yaitu Kelurahan Selatpanjang Kota, Kelurahan Selatpanjang
Selatan, Kelurahan Selatpanjang Barat, Kelurahan Selatpanjang Timur, Desa Alah Air Timur, Desa Alah Air, Desa Sesap, Desa Banglas, dan Desa Banglas Barat
Bappeda Kab. Kepulauan Meranti 2010b.
4.2 Kondisi Fisik Kota Selatpanjang 4.2.1 Topografi
Topografi Kota Selatpanjang sebagian besar datar dengan rata-rata kemiringan lereng 0-2 serta memiliki ketinggian dari 0 hingga 5-7 m dpl.
Wilayah daratan pesisir pantai Kota Selatpanjang sebagian besar terdiri dari rawa gambut dan sebagian lainnya lahan kering dengan ketinggian antara 0-25 m dpl.
4.2.2 Geologi
Berdasarkan struktur dan jenis tanahnya, Kota Selatpanjang didominasi endapan permukaan tua yang terdiri dari lempung, lanal, kerikil lempungan, sisa-
sisa tumbuhan, dan pasir granit. Beberapa daerah didominasi oleh endapan permukaan muda berbentuk rawa gambut berwarna abu-abu kecoklatan pada
keadaan basah, sangat lunak, plastis, rekah kerut tinggi, mengandung bahan organik. Tanah gambut yang terdapat di Selatpanjang sebagaimana di wilayah
Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan jenis tanah gambut trofik yang
dibentuk oleh bahan-bahan sisa tanaman purba yang berlapis-lapis hingga mencapai ketebalan 30 cm.
Abrasi dapat terjadi di semua daerah tepian selat, sungai dan parit sebagai akibat hantaman oleh gelombang dan pasang surut. Pengikisan terutama
disebabkan oleh buruknya sifat tanah yang bersifat lunak, sehingga menyebabkan garis pantai semakin landai dan mundur. Keadaan ini juga akan merusak
tumbuhan bakau. Lumpur hasil pengikisan juga menyebabkan pendangkalan setempat, sehingga mengganggu jalur lalu lintas air.
Jenis tanah
Jenis tanah di Kota Selatpanjang terdiri atas tanah Aluvial atau dikenal dengan Fluvent, termasuk golongan Entisol dan tanah gambut atau Organosol,
termasuk golongan Histosol. Tanah Aluvial dijumpai di pinggir-pinggir sungai dan laut, merupakan ekosistem hutan mangrove. Di belakang jenis tanah Aluvial
mengarah ke daratan dijumpai tanah gambut, merupakan ekosistem hutan rawa gambut.
Tanah Aluvial terbentuk dari aluvium berpenampang sederhana, bertekstur lempungan atau geluhan lebih halus dari pada pasir halus geluhan, umumnya
terstratifikasi dan kandungan bahan organik menurun tidak beraturan dengan bertambahnya jeluk tanah. Bahan induk tanah Aluvial adalah bahan endapan
aluvium atau aluvium marin. Tanah Gambut terbentuk dari sisa-sisa bahan organik yang tidak terurai
sepenuhnya dan masih berupa tumpukan berwarna coklat tua sampai kehitaman, bersifat masam dan miskin hara. Air yang menggenangi tanah gambut menjadi air
gambut yang berwarna cokelat kehitaman dan masam. Gambut di Kota Selatpanjang termasuk gambut ombrogen, terbentuk karena pengaruh curah hujan
dalam jumlah banyak dan airnya tergenang.
4.2.3 Klimatologi