dengan hutan kota. Hal tersebut dikarenakan hutan kota harus dapat memenuhi kebutuhan kota serta menjawab permasalahan kota disamping memiliki fungsi
dan manfaat maksimal.
5.4.1 Berbagai permasalahan Kota Selatpanjang
Berdasarkan hasil pengamatan dan kajian dari bahan pustaka, Kota Selatpanjang memiliki beberapa permasalahan yang dapat menjadi penyebab
perlunya dibangun hutan kota, antara lain:
a. Abrasi
Abrasi yaitu terkikisnya daratan karena terpaan air laut. Abrasi disebabkan keadaan pesisir pantai yang tidak kuat menerpa gelombang air laut sehingga
material daratan berupa tanah atau pasir terbawa air laut. Abrasi dapat mengurangi luas daratan dan membahayakan bangunan di tepi pantai. Bencana alam abrasi
dapat mengakibatkan rusaknya sarana dan prasarana umum yang ada Bappeda Kab. Kepulauan Meranti 2010b.
Indikasi tingginya tingkat abrasi pantai di Kabupaten Kepulauan Meranti, disebabkan oleh tiga penyebab utama, yaitu Bappeda Kab. Kepulauan Meranti
2010a: 1. Rusaknya ekosistem mangrovetumbuhan pantai,
2. Besarnya energi gelombang Selat Malaka, 3. Karakteristik daratan pantai yang umumnya berupa gambut dan aluvial yang
sangat rentan terhadap penggerusan oleh gelombang laut.
b. Gangguan ekosistem mangrove
Hutan mangrove yang ada di Kota Selatpanjang menempati luas 203,54 Ha Dishut Kab. Kepuauan Meranti 2011. Hutan mangrove tersebut terletak di
sepanjang Sungai Suir yang airnya bersifat payau. Meskipun status hutan mangrove ini adalah sebagai kawasan lindung, namun banyak kerusakan ditemui
di hutan mangrove ini. Banyak masyarakat juga telah membuat kavling-kavling tanah dan ditanami kayu mangrove untuk dipanen kayunya di kemudian hari.
Penyerobotan lahan ini tidak bisa dihindari karena kurangnya perhatian pemerintah setempat terhadap kelestarian hutan mangrove serta kondisi ekonomi
masyarakat sekitar yang masih rendah. Pengambilan kayu bakau sering dilakukan masyarakat sekitar sebagai bahan baku membuat arang atau sebagai bahan
konstruksi bangunan atau tambak. Rusaknya ekosistem mangrove ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, memicu abrasi dan intruisi air laut, serta
berkurangnya tangkapan ikan dan hasil laut lainnya.
c. Banjir dan penggenangan air gambut
Banjir dan genangan air gambut terjadi di Kota Selatpanjang. Genangan air gambut mengisi setiap saluran drainase di tepi jalan bahkan di halaman rumah
penduduk. Masyarakat di pedesaan membangun rumah berbentuk panggung untuk mengatasi genangan ini. Lapangan bola dan pemakaman pun sering terrendam air
gambut. Penyebab utama dari banjir dan genangan ini antara lain Bappeda Kab. Kepulauan Meranti 2010b:
1 Topografi yang datar, sehingga aliran air relatif lambat. 2 Curah hujan cukup tinggi.
3 Kapasitas saluran drainase yang tidak memadai saat terjadi hujan deras. 4 Pasang surut air sungai.
5 Debit air sungai yang semakin besar karena aliran dari hulu sungai yang semakin banyak ketika hujan turun akibatrusaknya lingkungan di hulu
sungai. 6 Sedimentasi sungai dan anak-anak sungai karena faktor alam maupun
sampah.
d. Polusi udara di sekitar PLTD