Manajemen Karir Organisasional dan Manajemen Karir Individu

kemajuan karirnya. Setelah komitmen pribadi dibuat, beberapa kegiatan pengembangan karir dapat dilakukan. Menurut Handoko, 2000 kegiatan- kegiatan karir mencakup : a. Prestasi kerja Kegiatan paling penting untuk memajukan karir adalah prestasi kerja yang baik, karena hal ini mendasari semua kegiatan pengembangan karir lainnya. b. Exposure Exposure berarti menjadi dikenal oleh orang-orang yang memutuskan promosi, transfer dan kesempatan-kesempatan karir lainnya. Tanpa exposure, karyawan yang berprestasi baik mungkin tidak memperoleh kesempatan untuk mencapai sasaran-sasaran karirnya. c. Kesempatan-kesempatan untuk tumbuh Bila karyawan meningkatkan kemampuannya, misal melalui program latihan, pengambilan kursus-kursus atau penambahan gelar, maka berarti memanfaatkan kesempatan untuk tumbuh. Menurut Simamora 1995, individu merencanakan karir mereka untuk meningkatkan status dan gaji mereka, memastikan keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan pasaran mereka dalam pasar tenaga kerja yang berubah. Organisasi mendorong karir individu karena ingin: 1. mengembangkan dan mempromosikan karyawan dari dalam perusahaan; 2. mengurangi suatu kekurangan tenaga berbakat yang dapat dipromosikan; 3. menyatakan minat dalam karyawan mereka; 4. meningkatkan produktivitas; 5. mengurangi turnover karyawan; 6. memungkinkan manajer untuk menyatakan minat pribadi mereka terhadap bawahannya; 7. menciptakan citra rekrutmen yang positif. Karir individu dan organisasional tidaklah terpisah dan berbeda. Karir dapat dilihat dari perspektif individu dan organisasional Greenhaus et al, 2000. Seorang karyawan yang rencana karir individualnya tidak dapat diikuti di dalam organisasi, cepat atau lambat karyawan tersebut kemungkinan akan meninggalkan perusahaan.Oleh karenanya, organisasi haruslah membantu karyawan dalam perencanaan karir sehingga keduanya dapat memenuhi kebutuhan mereka. Di lingkungan organisasi, keefektifan karir tidak hanya dinilai oleh individu melainkan juga oleh organisasi itu sendiri. Manajemen karir organisasi berpengaruh terhadap efektivitas karir atas dasar sebagai berikut : 1. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dan berhasil harus memperhatikan pengembangan sumberdaya manusia antara lain harus memiliki perhatian terhadap perkembangan karir karyawan. Hal ini disadari karena pengembangan karir merupakan salahsatu kebutuhan karyawan untuk dapat mengaktualisasikan diri terhadap pekerjaan. 2. Dengan adanya perencanaan karir yang dilakukan oleh perusahaan, maka akan menciptakan persepsi karyawan bahwa perusahaan memiliki komitmen pada pengembangan karir, sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi motivasi kerja untuk sukses dalam berkarir. 3. Karyawan yang mempunyai persepsi bahwa perusahaan memperhatikan karir mereka dengan baik, akan termotivasi dalam bekerja untuk mencapai sasaran karir tertentu. 4. Kunci untuk membuka potensi karir salahsatunya adalah sikap dan motivasi dalam bekerja. 5. Persepsi bahwa karir dalam organisasi baik, diperhatikan dan didukung, akan mendorong para karyawan untuk menggali kemampuan-kemampuan potensi mereka, karena mempunyai sasaran karir yang tinggi.

2.1.2.7. Penerapan Pengembangan Karir

Menurut Siagian 1999, ada lima hal yang diharapkan karyawan terhadap penerapan pengembangan karir, yaitu: 1. Adanya pelaksanaan yang adil dan benar, adalah adanya pola yang jelas yang dijadikan pegangan dalam memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk berkarir tanpa membedakan satu sama lain. 2. Adanya kepedulian para atasan langsung, adalah atasan langsung mengetahui kelemahan dan kelebihan seorang karyawan, sebab atasan tersebut selalu membimbing dan mengarahkan yang bersangkutan dalam tugas sehari-hari. 3. Disebarluaskannya informasi tentang kesempatan promosi. Informasi tentang perkembangan perusahaan dapat mendorong karyawan untuk menentukan langkah-langkah pengembangan tersebut, meningkatnya prestasi kerja dan berusaha memenuhi kriteria yang ditentukan untuk dapat lolos dalam kesempatan pengembangan karir. Dan sebaliknya, jika informasi tersebut tidak sampai kepada karyawan, maka mereka akan menjadi buta tentang perkembangan perusahaan dan tidak dapat menentukan sebenarnya yang dituntut perusahaan dan peluang pengembangan karir tersebut. 4. Dilakukannya pengembangan minat untuk dipromosikan merupakan tugas kewajiban atasan karyawan yang bersangkutan, baik minat dan semangat kerja maupun minat yang menimbulkan gairah kerja, sehingga mereka turut berlomba dalam kesempatan pengembangan karir yang akan datang. 5. Adanya perasaan puas dalam pengembangan karir. Rasa puas yang dirasakan setiap orang berbeda sesuai dengan tingkat kebutuhan dan keinginan yang bersangkutan. Setiap karyawan harus dapat mengukur tingkat kepuasannya dalam bekerja, sebab tingkat kepuasan yang tinggi harus pula diikuti oleh kemampuan dan keterampilan kerja yang lebih tinggi.

2.1.3. Pengertian Komitmen

Keberhasilan pengelolaan organisasi sangatlah ditentukan oleh keberhasilan dalam mengelola SDM. Dalam studi manajemen sumberdaya manusia, komitmen organisasional sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi telah menjadi hal penting yang telah banyak didiskusikan dan diteliti. Alasannya sangat sederhana, contohnya sebaik apapun visi, misi, dan tujuan organisasi, tidak akan tercapai jika tidak ada komitmen dari anggota organisasinya. Seberapa jauh komitmen karyawan terhadap organisasi tempat mereka bekerja sangatlah menentukan organisasi itu dalam mencapai tujuannya. Robbins 2003, mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi. Komitmen merupakan suatu hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan jika perusahaan tersebut