Pilihan Karir . Pendekatan Teori
4. Sosial. Individu ini menikmati kerja dengan dan membantu orang lain secara sistematis untuk tujuan tertentu, berusaha menghindari aktivitas yang
melibatkan alat-alat dan mesin, contohnya seorang pembimbing sekolah. 5. Usahawan enterprising. Individu ini menikmati aktivitas-aktivitas yang
memungkinkan mereka untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai sasaran, contohnya seorang pengacara.
6. Konvensional. Individu ini menikmati manipulasi data yang sistematis, menyimpan data atau memproduksi bahan-bahan, contohnya adalah seorang
akuntan. Berkaitan dengan pemilihan karir, sangat penting adanya suatu langkah
untuk menentukan keahlian apa yang harus dimiliki oleh seseorang. Menurut Holland dalam Gibson, 1992, keputusan tentang karir atau pekerjaan seseorang
dapat diketahui dengan mudah melalui preferensi seseorang terhadap karir atau pekerjaan atas karir atau pekerjaan lain. Artinya, karir atau pekerjaan apa yang
lebih disenangi dibanding karir atau pekerjaan lain. Selanjutnya, seseorang harus dapat mengembangkan keahlian yang dipersyaratkan untuk melaksanakan
pekerjaan yang bersangkutan. Artinya, seseorang dapat saja memiliki suatu orientasi investigatif, namun apakah dia memiliki keahlian menjadi ilmuwan
periset, ahli fisika, atau ahli biologi, ini semua akan memainkan bagian penting dalam pekerjaan atau karir yang dipilihnya.
Dalam prakteknya, perencanaan karir organisasional mencakup penyesuaian cita-cita karir individu dengan peluang yang tersedia dalam
organisasi, dan jalur karir adalah konsekuensi dari pekerjaan tertentu yang dikaitkan dengan peluang tersebut Ivancevich, 1992. Perencanaan suatu karir
mencakup identifikasi alat-alat untuk mencapai cita-cita akhir, sedangkan jalur karir dalam konteks perencanaan karir merupakan alat untukmencapai sasaran
tersebut. 1 Perencanaan Karir
Kebutuhan dan peluang individu dan organisasional dapat disesuaikan dalam berbagai cara. Menurut Ivancevich 1992, pendekatan yang paling luas
digunakan adalah 1 bimbingan informal oleh staf personalia dan 2 bimbingan karir oleh supervisor. Kedua pendekatan tersebut seringkali agak informal.
Pendekatan yang agak lebih formal, namun kurang luas digunakan adalah praktik- praktik yang mencakup workshop, seminar dan pusat-pusat penilaian sendiri.
Proses perencanaan karir dalam organisasi dapat digambarkan seperti di bawah ini.
Umpan balik
Umpan balik
Gambar 1. Proses Perencanaan Karir Sumber: Byars, L. L. dan Rue, L. W. 1997. Human Resource Management, 5th
Edition. Chicago: The McGraw-Hill Companies, Inc.
2 Jalur Karir Hasil dari perencanaan karir adalah penempatan seseorang dalam
pekerjaan yang merupakan awal dari serangkaian sekuensi pekerjaan. Secara definitif, jalur karir merupakan serangkaian aktivitas pengembangan yang
melibatkan pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja, baik secara formal maupun informal yang membantu membuat seseorang mampu bekerja, baik
secara formal maupun informal yang membantu membuat seseorang mampu memegang jabatanpekerjaan yang lebih maju Byars dan Rue, 1997. Dari
Kebutuhan dan cita-cita individu
Sesuai Bimbingan
dan penilaianperso
Sesuai Usaha
pengembangan indvidu
Penempatan pada jalur karir
Pelatihan formal dan program
pengembangan Perencanaan
personel dan informasi
Kebutuhan dan peluang
organisasi
perspektif organisasi, jalur karir merupakan input penting dalam perencanaan angkatan kerja. Angkatan kerja organisasi di masa depan tergantung pada
perjalanan individu yang diproyeksikan melalui kedudukan penjenjangan. Dari pandangan individu, suatu jalur karir merupakan konsekuensi pekerjaan, dimana
individu bersedia mengerjakan dalam kaitannya untuk mencapai sasaran personal dan karir. Walaupun pada dasarnya tidak mungkin secara sempurna menyatukan
kebutuhan individu dan organisasional dalam perancangan jalur karir, namun suatu perencanaan karir yang sistematis memiliki potensi untuk menutup jarak
antara kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasional.