Pengertian Komitmen Penerapan Pengembangan Karir

menghendaki karyawan dapat bekerja lebih baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Karyawan dengan komitmen yang tinggi selalu memiliki semangat, tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan setiap tugasnya dan selalu melindungi dan berpikir memajukan perusahaan semaksimal mungkin. Sebaliknya, karyawan yang tidak memiliki komitmen akan cenderung tidak bertanggung jawab, mengerjakan pekerjaan seadanya dan tidak setia terhadap perusahaan. Mowday et. al. 1982, mendefinisikan komitmen organisasional sebagai kekuatan relatif dari identifikasi individu dan keterlibatan dalam organisasi khusus meliputi kepercayaan, dukungan terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, keinginan yang kuat untuk menggunakan upaya yang sungguh-sungguh untuk kepentingan organisasi, dan kemauan yang kuat untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi. Sikap komitmen karyawan tersebut ditandai dengan 3 tiga hal, yaitu : 1 penerimaan karyawan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, 2 kesiapan dan kesediaan pegawai untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama perusahaan, dan 3 keinginan pegawai untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi menjadi bagian dari organisasi. Sebagai definisi yang umum, Luthans 2006, mengartikan komitmen organisasional merupakan sikap yang menunjukkan loyalitas karyawan dan merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan organisasinya. Meyer, et al 1997 menambahkan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasi akan bekerja dengan penuh dedikasi karena karyawan yang memiliki komitmen tingi menganggap bahwa hal yang penting yang harus dicapai adalah pencapaian tugas dalam organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi juga memiliki pandangan yang positif dan akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan organisasi. Hal ini membuat karyawan memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi tercakup unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan dan identifikasi terhadap nilai dan tujuan organisasi. Disamping itu, komitmen karyawan terhadap organisasi mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, namun menunjukkan bagaimana hubungan antara karyawan dengan organisasi.

2.1.3.1. Komponen Komitmen Karyawan terhadap Organisasi

Meyer dan Allen 1997 dalam Suhendi 2010, merumuskan tiga komponen komitmen dalam organisasi, yaitu : 1 Affective commitment, berkaitan dengan hubungan emasional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan affective commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memang memiliki keinginan untuk itu, 2 Continuance commitment , berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi sehingga akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan continuance commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut. 3 Normative commitment, menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Anggota organisasi dengan normative commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut. Meyer dan Allen 1997, berpendapat setiap komponen tersebut memiliki dasar yang berbeda yaitu : 1. Komponen affective berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan di dalam suatu organisasi. 2. Komponen continuance berarti komponen berdasarkan persepsi karyawan tentang kerugian yang akan dihadapi jika meninggalkan organisasi. 3. Komponen normative merupakan perasaan-perasaan karyawan tentang kewajiban yang harus diberikan kepada organisasi. Setiap karyawan memiliki dasar dan perilaku yang berbeda tergantung pada komitmennya terhadap organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasi dengan dasar affective memiliki tingkah laku yang berbeda dengan karyawan yang berdasarkan continuance. Karyawan yang ingin menjadi anggota akan memiliki keinginan untuk menggunakan usaha yang sesuai dengan tujuan organisasi. Sebaliknya mereka yang terpaksa menjadi anggota akan menghindari kerugian finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak maksimal. Sementara itu, komponen normative yang berkembang sebagai hasil dari pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang dimiliki pegawai. Komponen normative menimbulkan perasaan kewajiban pada pegawai untuk memberi balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi

2.1.3.2. Pengukuran Komitmen Karyawan terhadap Organisasi

Salah satu pengukuran komitmen organisasi yang terkenal adalah Organizational Commitment Questionnaire OCQ yang disusun oleh Porter dan Smith pada tahun 1970. Kemudian dikembangkan oleh Meyer dan Allen 1997 bahwa OCQ terdiri dari 15 item pertanyaan yang mengukur komitmen seorang individu terhadap organisasi tempat ia bekerja, sebagaimana halnya tiga dimensi komitmen organisasional yang dikemukakan Allen dan Meyer 1997. Untuk mengukur komitmen organisasi yang terdiri dari tiga komponen, Allen dan Meyer telah beberapa kali merevisi alat ukur yang telah disusun. Revisi terakhir dilakukan Meyer dan Allen pada tahun 1997. Alat ini terdiri dari 18 item, dimana setiap komponen diwakili oleh 6 enam item.

2.1.3.3. Komitmen Organisasional

Komitmen organisasi adalah suatu nilai personal yang seringkali mengacu pada loyalitas terhadap perusahaan atau komitmen terhadap perusahaan Cherrington, 1994 . Konsep komitmen muncul dari studi yang mengeksplorasi kaitanhubungan antara karyawan dan organisasi. Motivasi untuk melakukan studi terhadap komitmen didasari pada suatu keyakinan bahwa karyawan yang berkomitmen akan menguntungkan bagi perusahaan karena kemampuan potensialnya dan mengurangi turn over dan meningkatkan kinerja Mowday, 1998 .